Hari kedua : P r o l o g
Yaitu kalimat pembuka sebelum masuk ke dalam bab pertama. Bab berasal dari bahasa Arab yang artinya pintu. Usahakan agar prolog memiliki unsur yang menarik minat pembaca untuk ‘mengikuti’ Anda ke dalam saat Anda ‘membuka’ pintu untuk pembaca.
Jika kita ibaratkan bertamu ke rumah seseorang, maka di depan pintu masuk, mata kita akan menyapu situasi sekitar sebelum memasuki rumah,kan? First impression atau jatuh cinta pada pandangan pertama, mungkin karena pelahan kita bisa merasakan betapa bersih dan indah rumahnya, betapa unik perabotannya, dan .. kita merasa aman dan damai saat memasukinya..
Contoh dari novel karya Kang Abik, Ketika Cinta Bertasbih :
Di matanya, kota Alexandria sore itu tampak begitu memesona. Cahaya mataharinya yang kuning keemasan seolah menyepuh atap-atap rumah, gedung-gedung, menara-menara, dan kendaraan-kendaraan yang lalu lalang di jalan. Semburat cahaya kuning yang terpantul dari riak gelombang di pantai menciptakan aura ketenangan dan kedamaian.
Di atas pasir pantai yang putih, anak-anak masih asyik bermain kejar-kejaran. Ada juga yang bermain rumah-rumahan dari pasir. Di tangan anak-anak itu pasir-pasir putih tampak seumpama butiran-butiran emas yang lembut diterpa sinar matahari senja.
Indah bukan? Kita eh.. saya yang tidak pernah mampir ke Alexandria seolah bisa melihat dengan mata kepala sendiri keindahan sore di sana.. ^_^
Jika
sudah selesai, kita pindah kepada tokoh utama dengan karakternya masing-masing.
Biarkan pembaca memainkan imajinasinya
disini. Show don’t tell.
Contohnya,
alih-alih kita menulis ‘Pak Doni adalah
seorang dosen yang terkenal killer dan tepat waktu’. Kita menuliskan : ‘Pak Doni
menatap jam tangan Rolex-nya sekilas. 08.55 bbwi. “Hmm.. tepat waktu” batinnya
puas.Tatapan matanya dingin menyapu ke seluruh ruang kuliah. Beberapa mahasiswa
yang terkena tatapan dingin matanya langsung mengerut sambil menyumpah dalam
hati. “Tu orang lahir di kutub trus kecilnya hobi masuk kulkas kali.. ga punya
perasaan!” Jangan terlalu bertele-tele, selipkan main conflict atau konflik utama yang akan kita bangun nanti di dalam bab pertama dan kedua saja!
Hari
ke-3 hingga ke-5 : Membangun Konflik
Setelah
kalimat pembuka, langsung suguhkan konflik kecil dalam kehidupan tokoh-tokoh
utama. Konflik juga dapat dibangun saat anda sedang fokus menuliskan karakter
tokoh lainnya, yang nanti akan berhubungan dengan tokoh utama. Dialog dan peristiwa
demi peristiwa yang berkesinambungan menjadi alur yang semakin memuncak.
Pastikan
tokoh utama Anda menghadapi masalah-masalah kecil sebelum sampai pada klimaks
atau puncak konfliknya. Bisa juga anda selipkan kecurigaan atau pengkhianatan
pada peran pembantu yang selama ini dipercaya. Ini akan membuat pembaca ‘geregetan’
atau gemas dengan nasib tokoh utama ^_^ (hmm...okay,
I got it !)
Contoh
dari novel Alberthine Endah, Cewe Matere
:
Saya tercenung.
Ada bunyi
SMS masuk. Anggara.
‘Darling..
tiba-tiba saya kangen brt sm kamu. Please. SMS dong. Kan pake Communicator
ngetik SMS gampang. Saya beliin mahal-mahal untuk itu lho…
Nah lu.
Bersambung..
Tidak ada komentar
Posting Komentar
TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA BLOG NENG TANTI (^_^)