Kutatap nanar manusia di depanku. Dadaku
sesak, jemariku yang keriput bergetar-getar saat kutahan air mata. Darah
menetes dari sudut bibirku.
Dia, cucuku
Beberapa orang mengobrak-abrik kamarku, mencari bukti-bukti adanya terorisme.
“Bawa
orang tua itu! Pegangi kuat-kuat!” . Lenganku direngkuh dua pasang
tangan yang keras. Bisa kurasakan buku-buku jari mereka di persendian
pangkal ketiakku. Aku menggelinjang kesakitan.
Komandan yang memimpin penggerebekan itu memalingkan wajahnya.
Tidak ada komentar
Posting Komentar
TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA BLOG NENG TANTI (^_^)