Perjuangan Pohon Bambu
Pada
suatu waktu aku merasa sangat jenuh dan bosan dengan kehidupan ini dan ingin
berhenti dari semuanya, berhenti dari pekerjaan, hubungan, spiritual... dan
berhenti untuk hidup.
Aku pergi ke tengah hutan dan ingin berbicara untuk yang terakhir kalinya dengan Sang Pencipta.
"Tuhan, mohon berikan saya satu alasan untuk tetap hidup dan berjuang?"
Aku pergi ke tengah hutan dan ingin berbicara untuk yang terakhir kalinya dengan Sang Pencipta.
"Tuhan, mohon berikan saya satu alasan untuk tetap hidup dan berjuang?"
Ternyata
jawaban Maha Pencipta yang Agung sangat mengejutkan....
"Lihat di sekelilingmu, apakah kamu melihat tanaman Semak dan pohon Bambu?
"Lihat di sekelilingmu, apakah kamu melihat tanaman Semak dan pohon Bambu?
"Ya,"
jawabku.
Yang
Maha Pencipta mulai bertutur:
"Saat aku menanam benih Semak dan Bambu, aku memelihara mereka dengan sangat baik dan hati-hati. Aku memberi mereka sinar matahari, menyirami dengan air seadil-adilnya. Tanaman Semak tumbuh dengan sangat cepat. Daun-daunnya yang hijau tumbuh rimbun sampai menutupi tanah disekelilingnya. Sedangkan benih Bambu belum memperlihatkan apapun.
"Saat aku menanam benih Semak dan Bambu, aku memelihara mereka dengan sangat baik dan hati-hati. Aku memberi mereka sinar matahari, menyirami dengan air seadil-adilnya. Tanaman Semak tumbuh dengan sangat cepat. Daun-daunnya yang hijau tumbuh rimbun sampai menutupi tanah disekelilingnya. Sedangkan benih Bambu belum memperlihatkan apapun.
Sumber gambar : 123rf.com |
Tetapi
aku tidak menyerah dan tetap memelihara mereka dengan baik dan adil. Pada Tahun
ke-2, tanaman Semak tumbuh makin subur, rimbun dan makin bertambah banyak.
Tetapi, benih Bambu tetap belum memperlihatkan tanda-tanda pertumbuhan.
Pada tahun ke-3, benih Bambu masih sama seperti sebelumnya. Tetapi, tetap Aku tidak menyerah. Begitu juga dengan tahun ke-4 masih sama saja. Aku bertahan untuk tidak menyerah.
Kemudian, pada tahun ke-5, tunas kecil mulai muncul dari benih bambu. Jika dibandingkan dengan tanaman semak, tunas ini sangat kecil dan sepertinya tidak sebanding dengan tanaman semak.
Pada tahun ke-3, benih Bambu masih sama seperti sebelumnya. Tetapi, tetap Aku tidak menyerah. Begitu juga dengan tahun ke-4 masih sama saja. Aku bertahan untuk tidak menyerah.
Kemudian, pada tahun ke-5, tunas kecil mulai muncul dari benih bambu. Jika dibandingkan dengan tanaman semak, tunas ini sangat kecil dan sepertinya tidak sebanding dengan tanaman semak.
Tetapi
6 bulan kemudian pohon Bambu tumbuh hingga mencapai ketinggian 100 kaki. Ternyata Bambu menghabiskan waktu 5 tahun untuk menumbuhkan dan menguatkan
akarnya. Akar-akar tersebut membuat Bambu menjadi sangat kuat sehingga kokoh
menghadapi keadaan alam yang berubah-ubah. Bahkan pohon Bambu sangat berguna
untuk kehidupan.
Aku
tidak akan memberikan cobaan yang lebih berat dari kemampuannya kepada
ciptaanku."
Aku
terdiam. Menyimak baik-baik.
"Anakku, apakah kamu sadar, selama ini kamu telah berjuang dan memperkuat akar? Aku tidak menyerah saat menanam benih dan memelihara pohon Bambu, begitu juga denganmu. Jangan membandingkan dirimu dengan yang lain. Bambu mempunyai fungsi yang berbeda dengan Semak, tetapi tetap mereka membuat hutan menjadi indah. Waktumu akan tiba dan kamu akan tumbuh dengan tinggi."
"Tetapi, seberapa tinggi saya harus tumbuh?" tanyaku.
"Anakku, apakah kamu sadar, selama ini kamu telah berjuang dan memperkuat akar? Aku tidak menyerah saat menanam benih dan memelihara pohon Bambu, begitu juga denganmu. Jangan membandingkan dirimu dengan yang lain. Bambu mempunyai fungsi yang berbeda dengan Semak, tetapi tetap mereka membuat hutan menjadi indah. Waktumu akan tiba dan kamu akan tumbuh dengan tinggi."
"Tetapi, seberapa tinggi saya harus tumbuh?" tanyaku.
Maha
Pencipta menjawab: "Seberapa tinggi pohon Bambu tumbuh?"
"Apakah
setinggi kemampuan dan usahanya?" tanyaku lagi
"Benar
Anakku. Berusahalah sebaik dan semaksimal mungkin."
Kemudian
aku pergi meninggalkan hutan dengan membawa kisah ini. Aku harap kisah ini
dapat membantumu melihat bahwa Tuhan tidak pernah menyerah untukmu.
Jangan
pernah menyesali setiap hari dalam hidupmu. Hari-hari yang baik memberi
kebahagiaan; hari-hari yang buruk memberi pengalaman tak ternilai; keduanya
sangat berharga.
Sumber : dongengdancerpenanak.blogspot.com
blognya sudah saya follow ya mbak
BalasHapuskeren blognya byk cerita menarik
waah terimakasih apresiasinya ^_^
Hapusbikin semangat menulis! Salam kenal ya mbak Lisa Tjut Ali, saya kunjungan balasan juga yaa
salam kenal juga mbak
BalasHapusCeritanya inspiratif banget, ini mengajarkan kita untuk bersabar dan pantang menyerah,,
BalasHapus