Tulisan ini dibuat karena seorang sahabat, mas Imron Masyhadie yang tergabung dalam satu kelas pelatihan menulis satu saat bertanya :
"Mbk ada info gn nggk? e,,, ada nggak cr ngedit yg cepet? soalnya aku kl ngedit lebih susah dr bikin awalnya, jd kayk bongkar pasang. mksh sblmnya."
Iya juga yah..
Saya jadi tergelitik (iih geli dong yah..) untuk share bagaimana cara 'bongkar pasang' tulisan saya sebelum jadi artikel.
Apa sih 'Editing' itu?
Editing berperan sangat penting karena membuat naskah lebih enak dibaca, lebih logis, lebih teratur, dan lebih mudah dilirik media atau penerbit.
Kalau saya, saat menulis biasanya tidak pernah melirik satu hurufpun yang salah, karena menghindari arus ide yang terbendung. Menulis saja. Simpan. Lalu dicuekin. Berapa lama? Tergantung, biasanya kalau sedang semangat, yaa malamnya saat tenang diedit. Kalau enggak ya bisa beberapa minggu (jiaah kayak yang ditulis banyak aja)
berikut saya petik dari http://www.danielarenson.com
Intinya adalah : Gunakan kata-kata sesedikit mungkin.
Less is more
(saya sering menulis dengan bertaburan kalimat tidak efektif - bandingkan dengan Anne Adzkia Indriani atau Imron Masyhadie yang kalimatnya ringkas padat dan sexy hehe)
"Dengan ragu-ragu, jantungnya berdegup kencang, Trog mengambil buku dengan hati-hati. Faktanya adalah, Trog belum pernah begitu sangat terpesona sebelumnya. Buku itu sangat berdebu dan sangat tua."
Editor yang membaca kalimat ini akan menolak novel kita. Kenapa? Karena mengandung terlalu banyak kata yang tidak perlu. Mari kita periksa.
Final kalimat :
Dengan ragu-ragu dan jantung berdegup, Trog mengangkat buku itu. Dia merasa kagum. Buku berdebu itu sangat kuno .
"Hesitantly, his heart racing madly, Trog picked up the book with great care. The fact is, Trog had never been so incredibly awed before. The book was very dusty and very old."
Final paragraph:
"Hesitantly, heart racing, Trog lifted the book. He had never felt such awe. The dusty book was ancient."
Editing dibutuhkan karena di saat akhir kita akan bertindak sebagai first reader juga.
"Mbk ada info gn nggk? e,,, ada nggak cr ngedit yg cepet? soalnya aku kl ngedit lebih susah dr bikin awalnya, jd kayk bongkar pasang. mksh sblmnya."
Iya juga yah..
Saya jadi tergelitik (iih geli dong yah..) untuk share bagaimana cara 'bongkar pasang' tulisan saya sebelum jadi artikel.
Apa sih 'Editing' itu?
Editing berperan sangat penting karena membuat naskah lebih enak dibaca, lebih logis, lebih teratur, dan lebih mudah dilirik media atau penerbit.
Kalau saya, saat menulis biasanya tidak pernah melirik satu hurufpun yang salah, karena menghindari arus ide yang terbendung. Menulis saja. Simpan. Lalu dicuekin. Berapa lama? Tergantung, biasanya kalau sedang semangat, yaa malamnya saat tenang diedit. Kalau enggak ya bisa beberapa minggu (jiaah kayak yang ditulis banyak aja)
berikut saya petik dari http://www.danielarenson.com
Intinya adalah : Gunakan kata-kata sesedikit mungkin.
Less is more
(saya sering menulis dengan bertaburan kalimat tidak efektif - bandingkan dengan Anne Adzkia Indriani atau Imron Masyhadie yang kalimatnya ringkas padat dan sexy hehe)
"Dengan ragu-ragu, jantungnya berdegup kencang, Trog mengambil buku dengan hati-hati. Faktanya adalah, Trog belum pernah begitu sangat terpesona sebelumnya. Buku itu sangat berdebu dan sangat tua."
Editor yang membaca kalimat ini akan menolak novel kita. Kenapa? Karena mengandung terlalu banyak kata yang tidak perlu. Mari kita periksa.
Final kalimat :
Dengan ragu-ragu dan jantung berdegup, Trog mengangkat buku itu. Dia merasa kagum. Buku berdebu itu sangat kuno .
"Hesitantly, his heart racing madly, Trog picked up the book with great care. The fact is, Trog had never been so incredibly awed before. The book was very dusty and very old."
Final paragraph:
"Hesitantly, heart racing, Trog lifted the book. He had never felt such awe. The dusty book was ancient."
Editing dibutuhkan karena di saat akhir kita akan bertindak sebagai first reader juga.
Tidak ada komentar
Posting Komentar
TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA BLOG NENG TANTI (^_^)