Gambar : dari 123rf.com |
Pada suatu ketika, ada sebuah
Kerajaan Musim Semi. Di kerajaan ini, hiduplah seorang putri yang cantik jelita
bernama Bovita. Karena musim semi identik dengan bunga-bunga dan kehangatan,
maka seharusnyalah putri ini hidup bahagia bukan? Tidak!
Raja dan Ratu sering
bercakap-cakap tentang putri mereka yang tidak pernah terlihat bahagia ini.
Mereka sudah memberikan banyaaak.. sekali mainan, memenuhi setiap sudut
kerajaan dengan bunga-bunga dan buah-buahan musim semi, menyediakan hiburan dan
dayang-dayang untuk menemani. Namun Putri Bovita hanya duduk di jendela. Ia
melamun dan menghadap ke taman.
“Putri Bovita, sore ini ada
sekawanan pemain sirkus dan pelawak terkenal di seantero kerajaan, loh..”
Dayang Meri dan Dayang Moci berbisik di telinga Putri Bovita.
Putri Bovita hanya menengok
sekilas dengan wajah datar, tidak tertarik.
“Ah, aku tidak ingin menonton
mereka. Aku bosan.” Katanya. Dayang Meri dan Dayang Moci berpandangan sambil
mengangkat bahu. Mereka sudah tahu tabiat Putri Bovita.
Tak tuk tak tuk..
Koki Dodo datang dari dapur,
membawakan sepiring besar kue cupcake
berwarna warni. Ada yang rasa strawberry, cokelat dan bahkan ada yang berhias bunga
mawar. Cantik dan hmm..wangi sekali. Dayang Meri dan Dayang Moci sampai meneguk
air liur melihatnya.
“Putri Bovita, ini saya buatkan
khusus untuk Anda.” Kata Koki Dodo dengan bangga. Namun, alih-alih tersenyum,
Putri Bovita malah membuang muka.
“Uh, aku tak mau makan kue. Aku
bosan.. bosan.. bosan!” Serunya. Koki Dodo berlalu ke arah dapur dengan wajah
kecewa. Ya, Putri Bovita telah membuat banyak sekali orang disekitarnya kecewa.
Sore itu, ternyata memang Raja Hobart
dan Ratu Angela telah membuat satu perayaan besar. Festival Musim Semi,
namanya. Ribuan penduduk desa di sekitar Kerajaan, para kesatria dan bahkan ada
beberapa pangeran juga akan berkunjung ke Istana Musim Semi.
Para dayang mendandani Putri Bovita
dengan busana terbaiknya. Namun wajahnya yang muram membuat pakaian seindah apapun
terlihat jadi tidak menarik.
Teet tereet..teret tet teet..
suara terompet kerajaan terdengar, tanda perayaan dimulai. Barisan kuda dan
kereta kencana berdatangan. Di dalamnya ada tamu-tamu kerajaan, diikuti
serombongan pelawak istana dan para pemusik. Meriah sekali! Satu demi satu tamu
undangan kerajaan juga memberikan hadiah-hadiah terbaik mereka.
Putri Bovita hanya memandang
dengan malas dari sebelah singgasana Raja Hobart. Namun, tiba-tiba..
“Ayahanda, apa itu?” Tanya Putri
Bovita melihat ada sebuah keranjang rotan yang tutupnya bergerak-gerak. Yang
membawa adalah salah satu tamu undangan. Ia adalah Penyihir Barat yang
terkenal. Ia sudah lama mendengar bahwa Putri Bovita selalu mengeluh bosan dan
banyak mengecewakan orang-orang di sekitarnya.
Penyihir Barat membungkukkan
badannya dalam-dalam sambil memberikan keranjang rotan tersebut.
“Yang Mulia Raja Hobart, saya
membawakan hadiah istimewa untuk Putri Bovita. Namun ada syaratnya, yaitu
jangan dibuka saat bulan purnama.”
“Terimakasih, wahai Penyihir
Barat. Semoga dengan hadiahmu ini, putriku tidak akan merasa bosan lagi.” Jawab
Raja Hobart. Ia tersenyum lalu memberikan keranjang tersebut pada Putri Bovita.
“Waah! Ada kelinci putih yang
gemuk dan lucu di dalamnya!” Seru Putri Bovita. Ia segera bermain dengan
kelinci tersebut. Ratu Angela dan Raja Hobart bernapas lega karena sang putri
terlihat riang.
Namun, beberapa hari kemudian, ia segera merasa bosan kembali. Di kamar
tidur, ia menutup rapat-rapat keranjang rotan kelincinya.
“Huuh. Aku tak suka bermain dengan
kelinci ini lagi. Aku bosan.” Keluhnya. Malam
itu si kelinci menendang keranjang rotannya, meminta makan. Putri Bovita segera
membuka keranjang, tanpa melihat bahwa malam itu bulan purnama!
Putri Bovita dan kelincinya
terbang tinggi ke angkasa. Ia berteriak minta tolong. Raja dan Ratu serta para
perajurit istana sudah berusaha melempar tombak dan panah namun tak ada yang
dapat menolongnya.
Nah, sejak itu, jika malam bulan
purnama, kalian dapat melihat di bulan ada seorang putri dan seekor kelinci
sedang bermain-main. Itulah Putri Bovita dan kelincinya.
http://www.halonandaonline.com/2013/09/edisi-23-2013-08.html
Dongeng seperti seharusnya dibukukan karena layak menjadi bacaan anak-anak. Coba kirim ke penerbit buku kak. Bagus kok ceritanya.
BalasHapusmitos baru nih hehehee salam nge-blog mbak,,,
BalasHapus