Ia Evandra. Lengkapnya Evandra McKenzie
Suryapranata.
Ia blasteran Sunda Irlandia. Dengan tinggi 182
cm, dada yang bidang, dan wajah yang nyaris absolutely
perfect, tentu saja Evan- begitu ia biasa dipanggil- akan membuat wanita
menoleh sejenak, mengagumi ‘berkah’ tak terduga itu.
took from here |
Pernah nggak, kalian duduk-duduk di Starbucks
atau Coffee Bean (hei.. kalian disini maksudku cewek, yaa..) terus ada
laki-laki berjalan ke kasir dan membuat tiramisu yang sedang kalian gigit terasa
seperti sepotong spons lembab atau kalian keselek capuccino frappe? Nah..Evan
tipe cowok seperti itu.
Sejak Mami meninggal, Dad bersama Alicia, kakak perempuan tertuanya yang
telah berkeluarga, pindah ke Belfast Irlandia. Mereka memutuskan untuk kembali
menekuni bisnis resto keluarga, dan karena Evan serta kakaknya Ben tak mau
ikut, mereka menempati rumah di daerah Gegerkalong, Bandung. Sebuah rumah
berdesain retro yang nyaman. But, the
truth is crystal; Evan merasa tak rela meninggalkan Mami sendiri disini, di
tanah kelahirannya. Sebagai anak bungsu, ia dekat sekali dengan Mami. Dan hingga
kini, sudah tiga tahun berlalu, Evan selalu tak alpa membawakan seikat gladiol
putih segar setiap bulan ke tempat peristirahatan Mami.
Sore itu,
Evan kelihatan segar dengan t-shirt polo biru tua dan celana jeans belel.
Go Goon Agency akan mengadakan minute
meeting di Southbank Gastrobar, sebuah resto bernuansa grunge,
unfinished dan vintage yang sangat kental, terletak di Jalan Aceh.
took from here |
Evan, si penyuka lagu-lagu slow rock, duduk santai
menyesap secangkir latte. More than words
can say- Alias mengalun. Ia sengaja datang lebih awal karena ingin
menikmati kesendiriannya. Ruang resto
yang sengaja dibuat temaram dengan pencahayaan lampu kuning yang minim dan jejeran
sofa kulit berwarna merah, membuat imajinasi dan kreatifitasnya terpicu. Ia memainkan
pensil di jarinya ketika tak sengaja menatap ke samping kanan.
Seorang gadis manis
tampak sedang berbincang seru dengan dua orang
kawannya di spot coffee corner.
Jantungnya berdetak kencang… bukan karena
terpesona dengan kecantikan gadis-gadis itu, di advertising agency tempatnya bekerja, kan berseliweran banyak
artis. Bukan itu. Ia tercekat karena selain gadis berponi dan berhidung
bangir itu tertawa, tampak giginya yang gingsul dan lesung pipit dalam di pipi
kirinya.
Really?
Itukah 'dia'?
Wajah gadis itu -mirip jika tak bisa dibilang sama persis
dengan gadis yang beberapa kali hadir dalam mimpinya selama setahun terakhir ini...
123rf.com |
Tidak ada komentar
Posting Komentar
TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA BLOG NENG TANTI (^_^)