THE COUSINS
FLAMA ELEMENTA
Dian Onassis
Penerbitan Pelangi Indonesia
Team : Rudy Paryudi | Beby Haryanti Dewi | Efhaes
Fiksi Fantasi | 2013 | 147 Halaman
ISBN : 978-602-7800-84-7
----------------------------------------------------------------------------------
THE COUSINS DAN HUBUNGANNYA DENGAN FLAMA ELEMENTA
Cerita ini dibuka dengan tokoh utama Lex, seorang anak laki-laki yang cerdas dan hobby bermain musik, terutama gitar. Ia hidup di sebuah rumah yang mewah, lengkap dengan studio rekaman pribadi bersama dua orang saudara sepupunya yang lain, Max dan Morrin.
Kisah bergulir dengan datangnya seorang sepupu laki-laki seusianya bernama Vito. Vito adalah anak dari adik ibunya dan berayah bule Australia. Mereka hidup di Lombok sebagai seorang peneliti arkeolog. Karena ayah Vito hilang dalam sebuah kecelakaan, maka ibu Vito menitipkannya untuk sementara di rumah Lex.
|
Quartzred dari pinterest.com |
Sejak itu, berbagai peristiwa aneh terjadi. Dimulai dengan keponya Vito pada gelang batu quartz red yang dikenakan Morrin, dan perangai Morrin yang menjadi pemarah. Morrin juga sempat pingsan di sebuah taman, menyebabkan gelangnya berpindah tangan ke Vito. Vito sendiri heran karena sejak itu, tangannya dapat mengeluarkan api.
Peristiwa aneh selanjutnya adalah ketika Papa Lex kedatangan tamu seorang pelatih band. Namanya Jovan Aiken. Disusul dengan 'penampakan' hantu Paman Bill -ayah Vito- yang ternyata adalah sebuah hologram. Lex yang semula ikut mendengarkan pembicaraan merasa terkejut luar biasa! Apakah... apakah Vito adalah... alien?
KEKURANGAN DAN KELEBIHAN BUKU INI...
Sebagai salah seorang penikmat karya-karya Penulis, tentu saja sejuta pujian kulontarkan pada jalinan kisah science fiction yang unik dan menarik ini. Dengan gaya bertutur yang lugas, Penulis seolah dapat membaca jalan pikiran teenagers yang lincah dan beralur cepat. Sebagai bacaan yang mengandung beragam informasi, woow.. tepat sekali!
Remaja tentu suka dengan fakta tentang musik, mode dan festival seperti yang Penulis tuturkan, sehingga rasanya sayang menaruh buku ini sebelum habis kubaca.
Namun demikian, ada yang terasa kurang mengena buatku yang awam. Sosok Vito digambarkan terlalu angkuh. Misalnya di halaman 8, ketika Vito yang seorang anak dengan ayah dan ibu berpendidikan tinggi - dengan kultur asing pula, menolak bersalaman atau berbicara dengan Lex, si tuan rumah.
Padahal Lex saudara sepupunya, dan melihat hobby Lex bermain band dan tinggal di kota besar, seharusnya Vito merasa minder. Tapi, dengan orang asing yang jelas-jelas tak ia sukai, Jovan Aiken kenapa malah ia sambut uluran tangannya? (halaman 41).
Kemudian, tentang penjelasan batu quartzred, apakah Vito memang hanya peka dengan batu yang digunakan oleh Morrin, atau pada semua batu jenis itu? Atau seperti Uncle Bill katakan, hanya Vito yang memiliki hubungan khusus dengan ketiga elemen batu tersebut? Bagaimana ceritanya hingga 'kebetulan' dibeli oleh Morrin?
Dalam cerita ini, rumah Lex menjadi basecamp para saudara sepupunya. Jadi, ada empat anak yang tinggal bersama dengan fasilitas lux, padahal orangtua Lex adalah orangtua super sibuk juga. Apakah mereka punya pembantu? Begitu juga, mengapa orangtua Max dan Morrin meninggal?
Overall, Penulis sukses mengantarkan kita semua untuk mengikuti kisah Lex dan saudara-saudari sepupunya ini!
makasih cici tanti..
BalasHapusah sesuatu banget direview gini,... makasih masukan dan appresiasinya ya.... :)
duh senangnyaaa diberi apresiasi oleh sang Penulis! Sukseees ya uniiiii...
Hapus