Peta Indonesia - courtesy of wikipedia |
Sebagai anak Indonesia yang menghabiskan sepertiga usianya (ini agak kepedean, karena yakin masih punya sisa waktu sepertiga lagi, amiien ya Rabb) di pulau-pulau sekitar daerah perbatasan, yaitu Tarakan dan Nunukan di utara Kalimantan, saya merasa kagum dengan Indonesia.
Gimana engga, wong saya pernah tinggal di salah satu pulau kecil terpencil dari sekitar 17.504 pulau (data wikipedia, 2004)-yang nyaris tak kelihatan di peta- namun terkenal sebagai salah satu ujung kanopi hutan hujan tropis yang menjadi suaka alam beberapa tanaman langka di dunia.
Kalimantan juga pulau terbesar ketiga dunia setelah Irian Jaya dan Greenland. Thanks God, secara geologik pulau Kalimantan relatif stabil dan aman, karena tak dilintasi patahan kerak bumi. Sehingga sejak kecil, saya dan keluarga sering hiking melintas ke persemaian bibit Juata -sekarang menjadi Wana Wisata Persemaian & Agrowisata Perkebunan Salak- tanpa takut akan ada gempa tektonik atau vulkanik.
Mangrove
Saya juga bersyukur karena rumah saya dikelilingi pantai namun sekaligus bisa melintas di hutan mangrove, karena untuk menuju camp tempat pekerja PT. Inhutani melintasi sungai yang penuh dengan mangrove. Ada buayanya gak, Neng? Woogh.. jangan ditanya, tentu saja ada! Buktinya, Tarakan juga menjadi salah satu tempat penangkaran buaya.
Kalimantan juga pulau terbesar ketiga dunia setelah Irian Jaya dan Greenland. Thanks God, secara geologik pulau Kalimantan relatif stabil dan aman, karena tak dilintasi patahan kerak bumi. Sehingga sejak kecil, saya dan keluarga sering hiking melintas ke persemaian bibit Juata -sekarang menjadi Wana Wisata Persemaian & Agrowisata Perkebunan Salak- tanpa takut akan ada gempa tektonik atau vulkanik.
Mangrove
Saya juga bersyukur karena rumah saya dikelilingi pantai namun sekaligus bisa melintas di hutan mangrove, karena untuk menuju camp tempat pekerja PT. Inhutani melintasi sungai yang penuh dengan mangrove. Ada buayanya gak, Neng? Woogh.. jangan ditanya, tentu saja ada! Buktinya, Tarakan juga menjadi salah satu tempat penangkaran buaya.
Ada tiga jenis buaya yang dibiakkan di sini, yaitu : buaya Muara (Crocodylus porosus), buaya Supit (Tamistoma scheillius) dan buaya Air Tawar (Crocodylus siamlisus).
Derawan - Courtesy of photo bucket |
Oh ya, satu lagi sebelum beranjak meninggalkan Kalimantan, yaitu Kepulauan Derawan, di Berau. Konon, Dr. Cardan Wallace seorang peneliti kehidupan bawah laut terkenal dari Queensland saja, sampai enggan beranjak dari situ. Tuh kan, baru satu pulau saja saya tak habis bercerita tentang keindahannya. Gimana setelah saya menginjakkan kaki di Pulau Jawa, Sumatera, Sulawesi, Irian, dan Pulau Dewata, coba?
Satu yang istimewa dari Indonesia, yaitu iklimnya yang bersahabat. Panas ya gak sepanas Gurun Sahara, dan dinginnya tak seperti Kutub Utara, right? Abaikan banjir ya boo, itu mah faktor M-nya manusia.. -_-' Dan hanya di Indonesia musimnya bisa lebih dari 4, selain musim hujan dan musim kemarau, kita juga bisa temukan musim duren, musim layang-layang dan musim buah...
INDONESIA DAN HABITAT MANUSIANYA YANG RAMAH TAMAH
Tak kenal maka tak sayang, bukan hashtag untuk Manusia Indonesia. Loh.. kenapa? Pernahkah Anda mencoba tersenyum atau bertanya arah jalan pada penduduk sekitar? Saya sering.
Sebagai seorang berpredikat blind map, alias buta peta, saya sering bertanya arah jalan dengan sporadis. Satu, karena saya tak hapal arah mata angin, dan kedua, konyolnya saya sering lupa nama daerah pencariannya >_<. Believe it or not, waktu SMA dan keluarga pindah dari Tarakan ke daerah Pondok Indah, pulang sekolah saya sering nyasar, sodara-sodara!
Nah, jadilah dari dulu saya lebih suka memanfaatkan jasa Mas Seno, Mbak Dinah atau Pak Broto untuk bertanya alih-alih menggunakan aplikasi canggih pencari peta seperti Google Maps, street directory, facebook places, waze atau sejenisnya. Mereka terbukti akurat, ditambah tak jarang, saya malah diantarkan right in front of the place, loh.. suwer!
Peristiwa ini terjadi dua minggu lalu, ketika saya berkunjung ke DIY Yogyakarta dan sekitarnya.
Satu yang istimewa dari Indonesia, yaitu iklimnya yang bersahabat. Panas ya gak sepanas Gurun Sahara, dan dinginnya tak seperti Kutub Utara, right? Abaikan banjir ya boo, itu mah faktor M-nya manusia.. -_-' Dan hanya di Indonesia musimnya bisa lebih dari 4, selain musim hujan dan musim kemarau, kita juga bisa temukan musim duren, musim layang-layang dan musim buah...
INDONESIA DAN HABITAT MANUSIANYA YANG RAMAH TAMAH
Tak kenal maka tak sayang, bukan hashtag untuk Manusia Indonesia. Loh.. kenapa? Pernahkah Anda mencoba tersenyum atau bertanya arah jalan pada penduduk sekitar? Saya sering.
Sebagai seorang berpredikat blind map, alias buta peta, saya sering bertanya arah jalan dengan sporadis. Satu, karena saya tak hapal arah mata angin, dan kedua, konyolnya saya sering lupa nama daerah pencariannya >_<. Believe it or not, waktu SMA dan keluarga pindah dari Tarakan ke daerah Pondok Indah, pulang sekolah saya sering nyasar, sodara-sodara!
Nah, jadilah dari dulu saya lebih suka memanfaatkan jasa Mas Seno, Mbak Dinah atau Pak Broto untuk bertanya alih-alih menggunakan aplikasi canggih pencari peta seperti Google Maps, street directory, facebook places, waze atau sejenisnya. Mereka terbukti akurat, ditambah tak jarang, saya malah diantarkan right in front of the place, loh.. suwer!
Peristiwa ini terjadi dua minggu lalu, ketika saya berkunjung ke DIY Yogyakarta dan sekitarnya.
Waktu menanya arah jalan ke Borobudur, dengan sigap, semua orang yang saya tanya berbaik hati menunjukkan jalan, bahkan sampai 'ngapurancang' segala!
Tau kan, itu loh, sikap sopan dan hormat dengan menyatukan kedua tangan di depan..
Dan ketika terbukti kami melenceng jauh dari jalan utama, ada seorang yang berbaik hati mengantar dengan menaiki sepeda motornya, bertindak sebagai guide tak berbayar!
INDONESIA DAN KULINERNYA YANG TERKENAL
Sebagai negeri kaya rempah, dengan kekayaan buah dan sayuran melimpah, tak pelak dunia juga mengakui keragaman kuliner Indonesia.Sebut saja, the magnificent seven culinary from Indonesia berikut ini : Soto dan sate, Nasi Goreng, Rendang, Gudeg, Gado-gado, Mie Ayam dan Pempek -data dari makan sutra Indonesia 2013 yang di published oleh komunitas makan sutra Singapore beberapa waktu lalu.
Ini semua membuktikan bahwa kuliner Indonesia sanggup menembus lidah internasional!
Satu cerita lucu, yaitu ketika saya dulu bertugas menjaga pameran lukisan milik almarhum pakdhe saya, di Taman Ismail Marzuki. Serombongan bule yang sedang menonton pameran, berkasak kusuk dan akhirnya dengan pedenya mendatangi saya.
Untunglah, Allah menganugerahkan teman-teman yang gape berbahasa Tarsan, sehingga akhirnya aku mengangguk ceria.
Apakah itu? Yup.. djamoo (baca : jamu) bro and sis!
Satu cerita lucu, yaitu ketika saya dulu bertugas menjaga pameran lukisan milik almarhum pakdhe saya, di Taman Ismail Marzuki. Serombongan bule yang sedang menonton pameran, berkasak kusuk dan akhirnya dengan pedenya mendatangi saya.
Bule : "Hello, miss.. would you like to tell us, where we can find your favorite food named 'syamoo' , please?"
Saya, dengan wajah bingung, "Syamoo, Sir?"
Bule : "Yes, it has brown colours kind of a mud, and you eat that with peanut," -catet: Wajah sang bule sama begonya dengan wajah saya-
Untunglah, Allah menganugerahkan teman-teman yang gape berbahasa Tarsan, sehingga akhirnya aku mengangguk ceria.
Apakah itu? Yup.. djamoo (baca : jamu) bro and sis!
Indonesia tuh terkenal sebagai the unique Indonesian herbal medicine yang diperkenalkan pada dunia oleh beberapa pakar kecantikan terkenal; diantaranya RA Kardinah, Ibu BRAy Muryati Soedibyo dan Ibu Martha Tilaar.
Dan tentang "eat that with peanut" - saya rasa mungkin karena ada yang bercerita bahwa mbok jamu biasa membawa kacang goreng untuk mengusir rasa pahit setelah minum 'jamu paitan'.. hedeeewwww...
.
.
Terima kasih atas partisipasi sahabat dalam Kontes Unggulan :Aku Dan Indonesia di BlogCamp
BalasHapusDicatat sebagai peserta
Salam hangat dari Surabaya
terimakasih pakdeee
HapusTerus terang saya penasaran, bagaimana rasanya hidup di pulau terpencil.. :)
BalasHapusActually indah, Risky. Tapi jangan berharap bisa ingar bingar belanja di mal ya :DSoalnya kalo belanja hanya ada butik dengan baju baju luar negeri atau emang sekalian belanja di Tawau
HapusWah...banyak alasan kenapa kita cinta Indonesia ya.. Untung saya membaca ini, jadi tau kalau ada GA dari Pak De Cholik...Pengen ikutan juga ah.....hehehe
BalasHapushaaaiii Eka, iya ayuk ikutan, sekarang aku dah hapal siapa dirimu kan yah hihi...
HapusWowww kalimantannya ujung bangett mak hehehehe, tapi keren bangett ^^
BalasHapusIya, mak Shinta Ries, dan ternyata Nunukan itu juga sumber lalulintas perdagangan "segala macam" :P
HapusKeren tulisannya... Sukses yaaa...
BalasHapusTerimakasih Leeen.... ikutan juga yuk, masih ada waktu loh..
Hapusfabiayiala irobikuma tukadhiba... neng tanti
BalasHapusIya mas, rasanya tak henti bersyukur jadi orang Indonesia ini, thanks sudah mampir
HapusMba, Derawannya cantik bgtt. Btw, jdi ingat lagunya trio kwek kwek.
BalasHapusIndonesia orgnya ramah2, macam2 budayanya. Hihihi
Hai jeng Idah Ceris, aku jadi langsung googling lagu Trio Kwek Kwek ..hahahahaaaaa....
HapusMaklum, udah lewat satu dekade dan faktor U :D
Kereen Mak tulisannya :)
BalasHapusDuuh maaf perasaan udah dibalas via hape tapi ternyata komen saya ga masuk... terimakasih banyak ya mak Helda!
HapusJadi kepo nih mbaak, makanan yang dimaksud Syamoo iku opo jal ? Hiihi...good articles ..sukses untuk kontesnya ya :)
BalasHapusAhahahahaaaa.. syamoo tuh DJamoo jeng, alias jamu gitu loh.
HapusMasih sebel, udah sampe Kudus tapi kita ga bisa ketemuan ya...