LAKI-LAKI ADALAH SEORANG BAYI GEDE!

Hei... jangan protes dulu. Ini terjadi hanya saat si tersayang sakit loh. Apa yang terjadi ketika suami tersayang sakit?  Buatku, si dia yang teladan, siaga dan gagah perkasa itu berubah menjadi bayi gede! Gak harus sakit berat, loh ya.. "hanya" batuk pilek saja bisa merubah mood si dia. Gantengnya melorot deh tiga puluh persen.. *senyum dikulum, dikunyah terus dibuang!

So, dari talkshow bersama Vicks yang dihadiri oleh beberapa selebriti -Donna Agnesia, Darius Sinathrya, Adrian Maulana, Lula Kamal dan Novita Angie- di Bistronomy Cafe, Senopati kita bisa "mentertawakan" para suami. Jiaah... bukan suamiku loh, suaminya Donna Agnesia yang kita bahas. Iya, yang ituuu.. yang ganteng itu...

 

Nih, kesimpulan yang bisa diambil Donna dari habit saat Darius sedang sakit itu:

• Kalau lagi flu atau demam, Darius bisa mendadak lemah lunglai. Ia bisa berubah menjadi pemalas seketika. Mager istilahnya, alias males gerak.
• Darius juga jadi over acting, melebihi putra Donna yang pertama
• Trus jadi picky eater - milih-milih makanan
• Moody, bete dan tidur terus
• Kadang pengen ditemenin sampe tidur..

Aiiih.... really? Untung saja suamiku ga kayak gitu yah -_-' kalo dia sampe kayak gitu, mending ditinggal pulang sementara deeh...

Fenomena ini menjadi topik utama dalam talkshow yang diselenggarakan oleh Vicks tanggal 27 Agustus 2014 lalu. Sang Brand Ambassador, Darius Sinathrya ngadu deh ke psikolog Rosdiana Setyaningrum.

“Kalo lagi sakit kan pinginnya disayang, dimanja. Ya, kan kalo bukan sama Donna sama siapa lagi. Biasanya Donna ngelus badan saya, ngolesin Vicks ke badan saya. Abis diolesin biasanya badan saya jadi enakan.”

Bagaimana dengan Adrian Maulana? ia malah tampil dewasa karena dalam talkshow ini membeberkan trik jitu untuk mencegah sakit menyerang tubuhnya. Ia juga banyak memberi kutipan kata mutiara yang keren-keren, loh...

“Saya jaga stamina, olah raga yang cukup, istirahat, pola makan dijaga. Banyak mengkonsumsi vitamin C. Soalnya vitamin C itu membantu mempercepat proses penyembuhan. Saya juga suka pake Vicks kalo mau istirahat. Sekitar dua sendok Vicks dicampur dengan air hangat abis itu rendem handuknya terus lilitin deh di kepala.”

Dr. Lula Kamal membenarkan, “Kalo lagi kena batuk dan pilek sebaiknya fokusin sama hal-hal yang ngebuat kita nyaman. Seperti makan yang hangat, sup ayam misalnya dan memakai produk yang bisa menghangatkan tubuh."

Vicks sebagai perusahaan farmasi yang sudah lebih dari 100 tahun hadir melihat peluang tersebut. Vicks meluncurkan produk terbaru Vicks Vaporub di Jakarta, Rabu. Vicks Vaporub merupakan sebuah  produk balsem/krim hangat untuk meredakan batuk dan flu bagi pria dewasa.

“Jika dulu produk Vaporub kami fokus untuk anak-anak, tapi saat ini mulai bergeser. Kami melakukan riset yang hasil riset tersebut menunjukan lebih dari 50% sosok istri di dalam keluarga lebih khawatir jika pasangannya sakit dibandingkan anaknya. Karena itulah, Vicks hadir menjawab kebutuhan konsumen,”

Junita Kartikasari, Senior Communications Manager P&G ASEAN.

Vicks Vaporub memiliki kombinasi Camphor, Eucalyptus Oil dan Menthol untuk meringankan empat gejala batuk dan flu, seperti hidung tersumbat, batuk, pilek, dan badan pegal-pegal. Cara penggunaannya dengan menggosokan pada dada serta tenggorokan, atau di bagian tubuh serta otot yang mengalami nyeri.
Vicks Vaporub tersedia dalam tiga ukuran kemasan 10mg, 25mg, dan 50 gm. 

Dijual dengan harga Rp 6.000 hingga Rp 21.000 untuk ukuran terbesar. Vicks saat ini mengunakan sebagian besar investasinya untuk riset dan inovasi produk baru sebagai upayanya untuk menjadi leading market. Selain Vaporub, Vicks juga meluncurkan serangkaian produk diantaranya Vicks Formula 44, Vicks Inhaler, dan Vicks Permen.  

Konsumen Indonesia Vs Filipina
Obat Vicks Vaporub telah diluncurkan di 71 negara di dunia. Indonesia dan Filipina merupakan pasar Vicks yang paling besar saat ini. Menurut Junita, keputusan konsumen dari kedua negara ini ketika membeli produk Vicks cukup berbeda. Sebab itu, cara Vicks memasarkan produknya pun berbeda.

Konsumen Indonesia, lanjut Junita, banyak dipengaruhi oleh orang-orang sekitar, terutama sosok ibu rumah tangga yang tidak ingin tertinggal informasi dari lingkungannya. Sosial pressure dari perempuan lain sangat mempengaruhi perempuan Indonesia ketika memutuskan untuk membeli suatu produk. Vicks melakukan sosialiasi ke berbagai media massa, termasuk ke media-media sosial.

Berbeda dengan Filipina, keputusan membeli produk Vicks dari perempuan di negara ini dipengaruhi oleh sosok ibu mertua. Ketika memilih brand ambasador, Vicks kerap menghadirkan sosok ibu mertua yang menjadi daya tarik pembeli.   
Untuk regulasi, kedua negara ini sama-sama memiliki peraturan yang ketat untuk jenis obat. Tetapi, regulasi yang ada di Indonesia dinilai oleh perusahaan Vicks lebih sering berubah-ubah dibandingkan Filipina. Inilah yang menjadi tantangan tersendiri bagi Vicks dalam mengembangkan sayapnya di pasar Indonesia.