PHILIPS DI BAWAH SURYO SOEWIGNJO, CEO PHILIPS

PHILIPS, BUKAN CUMA LAMPU

Siapapun yang mendengar kata atau merek Philips, biasanya mengaitkan hal tersebut dengan lampu. Yah, ga sepenuhnya salah, sih. Dulu, perusahaan ini dibuka oleh Gerard Philips pada tahun 1891 dan memang memproduksi lampu, namun akhirnya berkembang menjadi bidang elektronika. 


Sore itu, aku pun kembali menjadi tamu perusahaan terkenal ini. Bertempat di Black Cat Cafe Arcadia, Philips mengajak para blogger berbincang santai bersama sang CEO, Suryo Soewignyo.

Suryo Soewignjo, pria berusia 48 tahun ini, baru 3 bulan menjabat sebagai Presiden Director Philips Indonesia, setelah sebelumnya berkecimpung di IBM selama 24 tahun. 

 

Beliau adalah orang yang percaya pada kreativitas dan inovasi. Menurutnya, tak perlu harus berpendidikan mencapai tingkat master misalnya, jika hanya ingin menelurkan inovasi. Banyak yang mengira, inovasi hanya bisa ditelurkan atau diciptakan oleh orang-orang tertentu yang mempunyai pendidikan tinggi, dan lulusan luar negeri.

“Pendidikan saya hanya sampai S1 dan lulusan Universitas dalam negeri, tepatnya lulusan UGM (Universitas Gajah Mada), tapi, saya bisa dipercaya tuk bergabung bersama Philips”,

Inovasi, sebuah kata sederhana dengan makna luas. Tanpa inovasi, sebuah mahakarya sekalipun terkesan basi setelah beberapa waktu. Inovasi adalah proses kreatif dalam melakukan penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada. 

Demikianlah, Philips menghargai inovasi dan kreativitas. Suryo Soewignyo sudah membuktikan hal tersebut. Membawahi sekitar 1700 karyawan, Philips berupaya terus menggali kreativitasnya. Satu pesan dan motivasi dari Suryo adalah :

“Banggalah jadi orang Indonesia, karena kita mampu menjalankan bisnis. Indonesia tidak kalah pandai dengan bangsa lain, jangan pernah punya rasa minder. Percaya dirilah, karena kita mampu melakuakan hal-hal tanpa batas”, ujarnya mantap.