Tiga buah amplop coklat itu tergeletak begitu saja di sudut laci. Ia berada dalam lemari terkunci di kamarku.
Amplop-amplop itu menggodaku untuk diambil. Untuk kemudian dibuka,
Tapi, tidak!
Kukuatkan hati untuk menutup laci kembali.
Fiuuh... aku memang sedang ingin membeli sesuatu, tapi.. kurasa ini bukan saat yang tepat untuk membuka amplop-amplop tersebut.
Kuakui, menabung adalah hal terberat dalam hidup. Rasanya tak enak, membayangkan bahwa aku sebenarnya punya 'simpanan' yang tak bisa kugunakan, sementara aku didesak kebutuhan. Pernah dengar pepatah ini, kan?
Uang bukan segalanya, namun segalanya memerlukan uang.
錢不是萬能 沒錢萬萬不能 - pepatah China
Nah. Kalo ingat Perencanaan Pengeluaran Tahunan yang selalu kubuat di awal tahun, tak urung akal sehatku kembali. Tahun ini, aku harus bisa menambah satu dua ekor anak kambing lagi, karena kambing pejantanku yang besar harus diikhlaskan untuk qurban.
Sebagai keluarga yang murni wirausaha di bidang material kasar dan bangunan, aku dan suami harus pintar mencermati pengeluaran demi pengeluaran, karena arus pemasukan kami tak bisa dipegang buntutnya. Ada kalanya penghasilan berlebih, namun tak jarang penghasilan kami minim sekali. Apalagi, kami memiliki tiga orang karyawan tetap.
Tapi, manusia diciptakan untuk selalu bisa mensiasatinya, right? *edisi anak sholeh*
Untuk itu, tips sederhanaku adalah dengan mencatat perencanaan pengeluaran tahunan. Dari perencanaan itu, bisa kutarik garis besar pengeluaran bulanan. Alhamdulillah, sejauh ini walau kadang meleset, tapi masih dalam jalur perencanaan.
Gimana sih, jalur perencanaannya? Tentu saja dengan menabung! Begini caraku mensiasati tabungan.
Perencanaan Pengeluaran Tahunan
Setiap akhir tahun, kami mengevaluasi cashflow dengan cermat. Tentu saja, pengeluaran yang tercatat hanya garis besarnya saja.
- Pos terbesar adalah biaya sekolah anak-anak, beserta kebutuhannya.
- Pos kedua adalah yang menyangkut kewajiban warga negara yang baik
dan tidak sombongberupa pajak bangunan dan kendaraan, beserta aneka cicilan. Oh ya, juga perbaikan kendaraan truk. - Pos ketiga adalah liburan keluarga dan lain-lain.
Karena aku tidak terlalu rajin mencatat, maka aku membaginya ke dalam tiga buah amplop besar. Setiap bulan, kami wajib memasukkan sejumlah uang ke dalamnya.
Hal ini untuk menghindari terpakainya uang tersebut. Jika sudah tercukupi setengah dari kebutuhan, maka cepat-cepat uang tersebut dimasukkan ke Bank. Untuk amplop pertama, aku memang tidak bisa berkutik, karena kebutuhan sekolah itu tidak bisa diganggu gugat. Titik, gak pake koma.
Semua kebutuhan tertulis dengan rapi dalam bentuk checklist. Jika satu terpenuhi, aku tinggal mencentang tandanya saja.
bmodetrading.com |
Khusus untuk amplop ketiga, karena judul sebenarnya untuk liburan dan lain-lain, maka bisa dipastikan ini amplop have fun go mad. Kalo anak-anak tidak terlalu menuntut ke luar kota, ya abaikan.. Maklum, neneknya punya rumah di Cipanas, jadi kami sempatkan setahun dua tiga kali ke rumah itu. Sama saja dengan liburan, kan! *emak cerdik*
Ada satu cara lagi yang kami siasati.
Dulu aku membeli emas, namun tidak berhasil. Kadang tu emas nyangkut juga di pegadaian. Trus, malah hilang...
Sekarang, kami belikan anak kambing! Anak kambing ini dititipkan ke si Mamang di Cipanas. Aku merasakan beberapa kali manfaatnya, antara lain bisa berkurban setiap tahun, dan... tidak mungkin aku membelanjakannya. *kriik.. kriiik.. sekian, ga usah dibahas.
Tahun 2013 lalu, dari amplop yang sama ini, pernah terkumpul dana lumayan. Uangnya dibelikan sepetak tanah berukuran 90 m2 di pelosok Cipanas, nun jauh di kaki gunung. Harga tanahnya masih Rp. 80.000/m2. Jadi sekarang ternak kambingnya di tanah sendiri. Yeeay!
Ahaa!
Aku selalu berusaha punya tabungan kado ama amplop-amplop lucu. Kadang, anak-anak itu di sekolah suka dapat aja aneka merchandise kalo ada yang sedang berulang-tahun, atau ikutan lomba menggambar.
Sebagai blogger yang sering ikutan even, aneka merchandise, buku-buku dan voucher ini sangat berguna. Kalau sedang ada yang ulang tahun atau sunatan, bahkan kawinan.. aku tidak terlalu repot mencari kado.
Bagaimana dengan anak-anak?
Karena sering melihat emaknya menyisihkan selembar demi selembar, Thank God, anak-anak juga hobi memasukkan sisa uang jajan mereka ke aneka celengan kecil.
Dengan kesungguhan mereka menabung, aku jadi tergerak membukakan tabungan. Dari info mak Winda Krisnadefa,*blogger emak tergaoel, aku jadi tahu ada website cermati.com. Website ini berisi komplit beberapa keterangan tentang program tabungan anak.
Rata-rata menawarkan program menarik. Mulai dari kartu dengan karakter Spongebob, sampe suku bunga tabungan.
Contoh : Jika menabung di CIMB Niaga dengan saldo rata-rata Rp 10 juta, dengan suku bunga 2% maka total tabungan setelah 1 bulan Rp. 10.016.667 |
Detail dan komplit! Gak kebayang deh, kalo aku muter dari satu bank ke bank lain. Dengan tagline : Temukan Produk Finansial terbaik di Cermati, maka aku bisa membuat keputusan finansial yang paling tepat dan cermat, lengkap dengan promo yang ditawarkan saat itu.
Well, upaya yang kulakukan memang terlihat biasa saja, tidak spektakuler, bahkan terkesan konvensional. Namun, satu wejangan almarhum Bapak melekat erat dalam memori.
Segala sesuatu indah pada waktunya,
terutama jika dilakoni dengan niat yang tulus dan sungguh-sungguh. Begitu juga dengan menabung, sedikit-sedikit lama-lama jadi bukit.
jadi ngaruh juga ya si emak yg hobby ngumpulin duit selembar demi selembar..akhirnya ditiru juga ama anaknya...hehehe
BalasHapusalhamdulillaaah.... dikau juga gitu ya nanti kalo punya anak
BalasHapus