satu keputusan penting dalam hidupku tentu saja berusaha agar Allah bersedia memberikan titipan buah hati pada kami. Dan setelah menunggu relatif lama, buah hati itu hadir.
Tidak hanya satu,
tapi dua,
tiga,
dan empat buah hati sekaligus, akhirnya Ia percayakan padaku.
Saat itu, semua prioritas berubah.
Tak lagi berpikir, "Aku ingin makan," tapi, "Apakah ini sehat untuk mereka?"
Tak lagi berpikir hendak ke mana, namun juga seberapa nyaman membawa buah hati tercinta. Beberapa kali traveling membawa anak-anak, nomor satu yang kupikirkan adalah kenyamanan tempat istirahat sejenak, sebelum kembali meneruskan perjalanan.
Ketika bangunan putih dengan desain art deco itu hadir persis di sudut strategis Jl.Pahlawan Seribu BSD, aku mengagumi kemegahannya. Aku memang suka bangunan berdesain art deco. Kesannya bersih, mewah dan nyaman. Is it? Semoga. Aku belum pernah menginap di sini, tentu saja.
Kesempatan untuk tahu isi bangunan itu hadir, ketika beberapa sahabat traveler bloggers sepakat membuat satu wadah dengan tujuan mulia : mengenalkan sudut-sudut kota Jakarta. Tak banyak memang, orang membidik Jakarta sebagai tempat wisata, walau tiap sudutnya mengandung banyak cerita.
Sebagian besar alasannya karena Jakarta penuh dengan cityscape, bahkan untuk rumah tinggal, hunian vertikal mendominasi. Sudut Jakarta yang unik, tersisa di gang-gang kecil dan nyaris kumuh. Satu-satunya yang kucintai dari Jakarta, adalah saat naik bus transjakarta dan melewati bangunan Kota Tua.
Sebagian besar alasannya karena Jakarta penuh dengan cityscape, bahkan untuk rumah tinggal, hunian vertikal mendominasi. Sudut Jakarta yang unik, tersisa di gang-gang kecil dan nyaris kumuh. Satu-satunya yang kucintai dari Jakarta, adalah saat naik bus transjakarta dan melewati bangunan Kota Tua.
Meet The Jakarta Corners
Bergabung sebagai tim Jakarta Corners, mereka bertekad membuka mata tak hanya wisatawan Indonesia tapi juga dunia.
"Jakarta tak terbatas hanya Ondel-ondel dan Kerak Telor, saudaraku!"
Mungkin begitu yang ada di benak keenam penggagas Jakarta Corners (JC); Dewi Rieka, Salman Faris, Evi Indrawanto, Donna Imelda, Katerina S dan Shintaries Nijerinda. Yang kusebut terakhir, namanya tak asing bagi para bloggers, ia salah satu web designer piawai yang kukenal. Kejelian dan keprihatinan tim JC ini patut kuacungi jempol.
Menggandeng Grand Zuri Hotel BSD, launching Jakarta Corners sukses membuat decak kagum blogger yang hadir. Sepakat dengan dress code merah, membuat suasana menjadi 'merah meriah'.
Tak lupa, dipandu MC kece yang juga seorang traveler blogger, Arie Ardiansyah yang akrab disapa Arie Goix, acara mengalir dan waktu berlalu tanpa terasa. Apalagi ada master di bidang kepenulisan, Teguh Sudarisman.
Menjadi Traveler Writer
Dengan suaranya yang kalem, kadang terputus -seolah tersipu melihat antusiasme pendengar- terasa, betapa saratnya pengalaman beliau.
Ia menerangkan dengan lugas tips-tips unik saat traveling, kecermatan kita mengatur waktu dan mapping, hingga jika berkunjung ke satu daerah, kita tak akan luput mengambil moment yang pas. Ia juga mengingatkan kami agar berinvestasi dengan gadget yang dimiliki.
Ia menerangkan dengan lugas tips-tips unik saat traveling, kecermatan kita mengatur waktu dan mapping, hingga jika berkunjung ke satu daerah, kita tak akan luput mengambil moment yang pas. Ia juga mengingatkan kami agar berinvestasi dengan gadget yang dimiliki.
Walaupun tamatan Teknik Kimia di PTN kota Semarang, Teguh Sudarisman sukses menerbitkan buku Travel Diaries, founder Komunitas Penulis Pengelana dan menjadi Editor in Chief TGIF!, Liburan magazine and escape! Indonesia, serta Kalstar In-Flight Magazine. Kami semua terkesima mendengar berbagai pengalamannya. Dari satu video sederhana, ada ratusan foto tercipta. Dari satu perjalanan terencana, ada berbagai sudut wisata, kuliner dan budaya di sana.
Di tengah pembicaraan, Teguh juga menekankan pentingnya kita menulis dengan gaya bahasa "Seolah bercerita kepada pembaca, bukan seperti membaca wikipedia," sehingga tulisan kita tak hanya sarat fakta dan isi, namun juga makna.
Tak kuduga, peluncuran Jakarta Corners akan semeriah ini. Dengan sambutan doorman dan bellboy yang ramah menyapa sejak menginjakkan kaki di Grand Zury Hotel, dan team Jakarta Corners yang solid penuh canda, tawa kami terdengar seperti air yang mengalir dari air mancur Trevi.
Sukses untuk peluncurannya ya, Tim! Semoga Telisik Unik Sudut Jakarta kalian di segala lini berhasil menggeret wisatawan lokal dan manca negara. Aku tahu, imaji macet dan banjir telah melekat kuat di benak wisatawan, sehingga mereka enggan menelisik kearifan lokal Jakarta dan sekitarnya yang kaya. Buktikan, bahwa situs rujukan ini akan membawa kami semua sebagai pembaca setiamu!
Sukses untuk peluncurannya ya, Tim! Semoga Telisik Unik Sudut Jakarta kalian di segala lini berhasil menggeret wisatawan lokal dan manca negara. Aku tahu, imaji macet dan banjir telah melekat kuat di benak wisatawan, sehingga mereka enggan menelisik kearifan lokal Jakarta dan sekitarnya yang kaya. Buktikan, bahwa situs rujukan ini akan membawa kami semua sebagai pembaca setiamu!
Damn! It Feels Like Home!
Usai peluncuran, seluruh blogger menuju Cerenti Dining Room. Sebuah ruang makan memanjang dengan dinding berhias beberapa pokok orchid artificial ungu. Aku mengagumi detailnya desain tercipta. Terlihat bersih sekaligus artistik.
Cerenti Room ini bisa memuat sekitar seratus tamu, dan ada ruang terbuka untuk area merokok, yang juga diperuntukkan buat barbeque party.
Dengan menu masakan yang sebagian besar lokal, ada tahu gejrot, laksa, hingga asinan kedondong dan.salak tersedia.
Jika ada satu sudut yang sangat ingin kukunjungi saat wisata, maka tempat itu bernama mushola. Tak peduli betapa padatnya waktu dan meriahnya sebuah kegiatan, namun di sela itu semua aku selalu rindu bicara kepada Sang Maha Pemilik Acara.
Dan, syukurlah sisi itu juga menjadi perhatian Grand Zury Hotel. Sebagai hunian sementara, sudut religi itu tersedia. Unik, karena menghadap sebuah kaca raksasa, seolah membingkai manis halaman yang tertata apik di luar. Aku bersujud dengan syukur, sudut ini seolah memelukku hangat, terasa nyaman seperti di rumah...
Dengan 132 buah kamar bernuansa moderen dan semi ekletik, berwarna dominan putih dan coklat mahogani, Grand Zury hotel memberikan suasana hangat dan nyaman dalam balutan kemewahan yang sederhana. Seluruh pernak pernik disiapkan tanpa kesan berlebihan.
Warna keemasan hardboard tempat tidur, serasi dengan seluruh ruang yang tersedia. Memang, di beberapa ruangan, nuansa kayu yang dipelitur keemasan digunakan sehingga nuansa cozy tercipta.
Yang kusuka, di lobi dan lounge tersedia koran dan majalah keluaran terbaru, sehingga saat menunggu atau minum kopi terasa tidak membosankan.
Di toilet tersedia handuk-handuk putih mungil dengan sekuntum bunga orchid bersanding dengan sepasang lilin mungil
Sepasang cangkir porselen putih dengan kelengkapan minuman hangat tersedia di sebuah baki kecil. Oh, how romantic... tamu terasa dimanjakan di sini.
Di benakku bermain bayangan, satu saat akan membawa keempat buah hati menikmati suasana liburan di sini. Mereka suka cita berenang di kolam, dan aku honeymoon di bathtub...really feels like home for me!
Kamar executive yang didesain cantik ini, berlantai kayu dan berseprai putih bersih. Tampak empuk dan nikmat untuk ditiduri.
Lobi yang luas dengan langit-langit bergaya ruang tamu kolonial, yang populer di tahun 50an.
Usai sudah kunjunganku hari itu di acara Launching Jakarta Corners. Ibarat sekali mendayung tujuh pulau terlampaui, maka itu yang kurasa saat ini. Sudah memenuhi undangan sahabat, mengintip isi dalam Grand Zury, hingga mendapat limpahan ilmu dan teman teman baru.
Sukses Jakarta Corners, semoga Telisik Unik Sudut Jakarta ini berjalan lancar, yaa...
Tulisan ini diikutsertakan dalam
Lomba Menulis Blog JakartaCorners
yang disponsori oleh Hotel Grand Zuri BSD City
cakeeep tempatnyaaa ya...penasaran ama Jakarta Corners..kalau di Jakarta aku pasti ikuuut hehehe...bon courage lombanyaaa..
BalasHapusTerimakasih banyak mbak Indah ^^¥
BalasHapusTerimakasih banyak mbak Indah ^^¥
BalasHapusMushollanya enak ya mak... jendela Kacanya itu yang bikin suasana lega. Gak umpel2an dan asal2an gt ya tempatnya
BalasHapusIya padahal ini musholanya imut loh..
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusFoto musholanya luar biasa, mbak :)
BalasHapusMusholanya seperti bingkai
Hapusbagus banget mewah
BalasHapusasiknya keluarga mba tanti kalau travelling yaa, ramee....
BalasHapusHa haa nanti kita lihat kalo.sampe nginep di grand zuri ya jeng
HapusPengen baca yang menang lomba Grand Zuri, kereen mbak ternyata jadi banyak belajar lagi (www.evarohilah.wordpress.com)
BalasHapuscongratulation mbaak.. akhirnya impian jd kenyataan yaa :-)
BalasHapuskeren banget tuh kamar *bayangin sesuatu
Asyik nih anak2 bisa ikut menikmati yaaa
BalasHapusSumptous. Hmmm, a rare word to be used on daily conversations.
BalasHapusCongrate !!
Tapi jakarta kurang lengkap kalo ngak ada ondel2 dan monas yaaa kak
BalasHapuswow.. benar-benar feels like home banget ya hotelnya ^^
BalasHapus