Berdiri tegak dengan busana batik formal, bersama segenap tamu undangan Kementerian Kesehatan. Bu Nila Moeloek -yang seperti biasa terlihat segar- dengan busana berwarna magenta. It makes me feel goosebump, successfully.
Sesudah acara dibuka oleh perwakilan Kepala Badan Litbangkes, Ibu Ria maka di lanjut oleh Ibu Menteri Nila F. Moeloek. Beliau menyampaikan dengan hati-hati tujuan, langkah pengamanan dan membuka acara Pemanfaatan Hasil Riset Kesehatan Nasional 2015.
Sesudah itu, acara dilanjutkan dengan sesi presentasi riset oleh Ibu Fifi Lisdawaty, Ketua Litbang dari Salatiga, didampingi oleh Bapak Dr.dr.Moh.Subur,MPd.
Di ruangan Swabessy ini selain ada foto-foto pelaksanaan saat riset juga memamerkan foto bapak Jokowi dan bu Nila, yang terbuat dari .... nyamuk!
SEKILAS TENTANG RISET VEKTOR DAN RESERVOIR PENYAKIT
Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit (Rikhus Vektora) adalah salah satu riset skala nasional Badan Litbang Kesehatan dengan Penanggungjawab kegiatan ada di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit (B2P2VRP) - Salatiga.
Riset dilakukan dengan latar belakang :
1. Tingginya ancaman penyakit tular vektor, zoonosis yang bersifat emerging / new emerging infectious diseases (EID) untuk menimbulkan pandemi;
2. Biogeografis Indonesia yang merupakan pertemuan dua daerah pembagian fauna dunia (daerah Oriental dan Australia) memiliki risiko keragaman jumlah spesies satwa liar yang akan terdistribusi di berbagai tipe habitat dan ekosistem; dan (3) data nasional terkait taksonomi dan bionomik dari berbagai nyamuk vektor ataupun tikus serta kelelawar reservoir masih belum ada, hanya terdapat beberapa penelitian yang dilakukan secara terpisah-pisah hingga awal tahun 2000.
- Rikhus Vektora direncanakan akan dilaksanakan secara bertahap di 34 provinsi di Indonesia selama 3 tahun, yang dimulai pada tahun 2015-2017.
- Pada tahun 2015 kegiatan dilaksanakan di 9 provinsi, tahun 2016 di 13 provinsi dan pada tahun 2017 di provinsi tersisa.
- Pelaksanaan persiapan dan uji coba sudah mulai dilakukan pada tahun 2014 ini. Pelaksanaan pengumpulan data nantinya akan mencakup 136 kabupaten dengan 816 titik ekosistem di seluruh provinsi.
- Pengumpulan data pada Rikhus Vektora mencakup vektor (nyamuk) dan reservoir (tikus dan kelelawar). Kegiatan akan melibatkan Dinas Kesehatan Propinsi/ Kabupaten/Kota, berbagai Lembaga Penelitian dan sejumlah Perguruan Tinggi di Indonesia.
- Untuk mempersiapkan Rikhus Vektora ini, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit (B2P2VRP) Salatiga menyelenggarakan Rapat Persiapan Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit yang dilaksanakan di Hotel Shantika Semarang pada tanggal 27-29 Agustus 2014.
Peserta berasal dari :
- Kementerian Kesehatan RI (Dirjen P2PL, Subdit Pengendalian Arbovirosis, Subdit dan Komnas Pengendalian Zoonosis, Subdit Pengendalian Vektor dan Puskomlit Kemenkes),
- Badan Litbangkes Kesehatan, Tim Pakar Rikhus dan Narasumber, WHO Representatif Indonesia,
- Kementerian Pertanian,
- Kementerian Kehutanan,
- Kementerian Riset dan Teknologi,
- Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Dinas Kesehatan Provinsi Seluruh Indonesia
- Beberapa Universitas di Indonesia,
- Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan, Kantor Kesehatan Lapangan, Balai Laboratorium Kesehatan, Balai Besar Veteriner-Wates Yogyakarta, Balai Besar Litbang Veteriner Bogor.
Tujuan umum riset adalah memperbarui data vektor (nyamuk) dan reservoir (tikus dan kelelawar) penyakit sebagai dasar pengendalian penyakit tular vektor dan reservoir di Indonesia.
Tujuan khusus :
- Inkriminasi dan konfirmasi spesies vektor (nyamuk) dan reservoir (tikus dan kelelawar) penyakit;
- Memperoleh peta sebaran vektor dan reservoir penyakit;
- Mencari kemungkinan adanya vektor dan reservoir penyakit baru;
- Mencari kemungkinan pathogen penyakit tular vektor dan reservoir baru
- Memperoleh data penanggulangan penyakit tular vektor (DBD dan Malaria) dan reservoir (leptospirosis) berbasis ekosistem yang telah dilakukan secara lokal;
- Mengembangkan spesimen koleksi referensi vektor dan reservoir penyakit.
Manfaat Rikhus Vektora :
dengan menggunakan data terbaru ----> dalam mendukung program pengendalian, akan memenuhi kebutuhan pelayanan fasilitas kesehatan sesuai kondisi lokal.
Meningkatkan kapasitas pemeriksaan laboratorium secara nasional (SDM, metode, sarana-prasarana); -----> memiliki data terkini dalam menentukan prioritas litbang di bidang vektor dan reservoir penyakit sesuai kondisi ekosistem per wilayah (litbang obat, vaksin, alkes, deteksi dini);
Melakukan prioritas kajian terhadap kebijakan dan program pengendalian vektor dan reservoir per wilayah.
Mayarakat umum dapat memperoleh penyuluhan sesuai kondisi terkini penyakit tular vektor dan reservoir berdasarkan lokal spesifik dan pemberdayaan masyarakat dalam penanggulangan penyakit tular vektor dan reservoir.
yuhuuh mak tani aku mulai BW lagi nih :)
BalasHapusYuhuuu okeeee
Hapusini kok panjang ... aku ga jadi baca aja gimana? *trolling*
BalasHapusGa usaaaaah lagian kamu juga ga bakalan ngerti kok #dikeplak #dilempar #siinjek
HapusLukisan dari nyamuk itu keren banget ya. Gagal fokus meskipun baca sampai habis. Hehe. Pintar sekali sih pelukisnya.
BalasHapusiya, aku agak geli sih .. hehe tapi kagum dengan idenya
Hapusmantap :)
BalasHapusthanks
Hapusihh kok aku jijik ya geli lihat lukisannyaa..aaakakk
BalasHapusihh kok aku jijik ya geli lihat lukisannyaa..aaakakk
BalasHapusNgelukis dari nyamuk? Cius itu????
BalasHapusdua ciyuuusss
Hapuswihh kece itu beneran dari nyamuk lukisannya?? :o
BalasHapuswah lukisan presiden mantan walikotaku kok dibikin dari nyamuk sih mbak..hihiiii :(
BalasHapusBalai penelitian yang dimiliki kementerian kita sudah sangat canggih, semoga dapat mendukung pembangunan yang sedang kita kejar saat ini
BalasHapusAcaranya kwren, materinya bagus. Aku ngiler gambar tempat minuman hahahah
BalasHapus