YESTERDAY IN BANDUNG

YESTERDAY IN BANDUNG


Penulis: 
Rinrin Indrianie, Ariestanabirah, Delisa Novarina, Puji P. Rahayu, NR Ristianti
Editor: Pradita Seti Rahayu
Penerbit: Elex Media Komputindo
Cetakan: Pertama, 2016
Jumlah hal.: 260 halaman
ISBN: 978-602-02-7861-2

Suara John Lennon lamat terdengar di telinga
Mengiringi sebuah buku yang terbuka di pangkuan. Buku dengan cover merah dan hanya terlihat skets sebentuk gitar. Menarik.

Jika diperhatikan dari sinopsis, maka kita ingin segera terhanyut,  seiring dengan ingin tahu yang membesar. Ada apa yang akan terjadi pada lima anak manusia di cerita yang konon dipersatukan oleh sebuah lagu?

Cerita ini memang di-setting untuk ditulis oleh 5 orang, dengan karakter berbeda –sesuai dengan gaya bercerita masing-masing.  

Seandainya…..
Sudut pandang dibuat menjadi satu saja –dari orang ketiga- mungkin saya akan merasa lebih enjoy membacanya *tarik bantal dijambak Orin* *seruput capuccino*

LIMA TOKOH, LIMA KARAKTER BERBEDA
Shaki, Aline, Dandi, Tania dan Zain adalah lima tokoh utama novel keroyokan ini.

Aline – si pemilik kost
single, si cantik berusia 35 tahun dan diam diam menyimpan rahasia. Ia bertekad terus sendiri tanpa pasangan, karena ternyata menderita ..... Udah ah, spoiler *---*

Shaki – gadis rantau dari Palembang
Penderita asma, yang memiliki orangtua dengan karakter lemah (koruptor, selingkuh) Shaki meninggalkan Palembang demi menuntut ilmu di Bandung. Namun bisakah bayang-bayang kelam dari keluarganya terlepas?

Zain – pemuda ganteng dari kampung
Tadinya, aku berharap tokoh utama di novel ini berputar pada cowo yang pintar main basket dan main gitar ini.


Zain seharusnya beruntung karena bisa numpang tinggal di kost dengan gratis. Kisah selanjutnya mbok ya dia sukses yah.. Sayangnya Zain “menyerah” dengan kemiskinan, dan akhirnya membuat pilihan hidup yang menyimpang

Tania, gadis ceria, cerewet dan kritis
Merasa terkungkung dengan orang tuanya. Tania menyimpan sebuah rahasia. Rahasia yang membuatnya menutup rapat kisah percintaannya. Ia lebih menikmati kebersamaan bersama Ferdian, sahabatnya.

Dandi, laki-laki pendiam, dewasa dan serius
Dandi tertarik pada salah satu teman kost, namun masih bimbang sebab kisah cintanya yang pertama sekaligus yang terakhir meninggalkan luka hati yang belum benar-benar sembuh.

Keanehan di balik kelima tokoh 

Cerita dibuka dengan prolog masing-masing tokoh yang menarik. Tapi, sesudah penggambaran bab pertama, cerita yang mengalir agak tersendat akibat ada beberapa karakter yang kurang pas... 

Pembaca harus bisa menerima karakter Shaki yang doyan masak. Tapi buat seorang mahasiswi dan anak kost, kalo dia masak terus terusan –biarpun alasannya pelarian- rasanya gak mungkin deh, hihihi.. (soalnya ibuku punya kost-kostan mahasiswa, dan aku juga pernah kost, loh)

Mungkin bisa ditambahkan, mereka patungan uang belanja, biar Shaki yang masak, gitu..

Kemudian, tokoh yang bernama Tania yang digambarkan riang, cerewet dengan orangtua yang keras. Pertama, apa iya, gitu anak gadis boleh nginep sembarangan di rumah sahabatnya? Apalagi, ibunya Tania kan protektif! 

Mungkin boleh diubah sedikit, kalo rumah Ferdian itu rumah sepupu kek, atau masih berbau sodara.

Kedua, karakter Tania = benci dengan seseorang di masa lalu tapi punya sahabat cowok dekat banget –terlalu dekat, malah? Agak kontradiktif, dan aku malah berasa, si Tania ini ngarep-ngarep gimana gitu... membuyarkan rasa hormatku padamu, oh Tania!

Lalu, Zain
Nama panjang:  Zainudin.


Pemuda desa yang ortunya mati-matian menyekolahkan dia L kalopun digambarkan matere karena miskin, 
....

....

agak kurang nyambung dengan tekadnya di awal cerita, loh… ini agak kurang riset, yah *dikeplak*

Terus, untuk seorang pemuda desa, miskin pula, kenapa dia membahasakan dirinya dengan "gua"? Dari Pandeglang, mah.. aing, atuh.

Misteri di balik tokoh Aline dan Dandi 

Awalnya, sempat bahagia, membaca karakter tokoh yang satu ini. Perfect. Pemilik kost, mandiri, penerjemah. Pasti duitnya banyak, keren, apalagi digambarkan cantik. 

Saya malah berharap, tokoh Aline yang misterius ini yang akan berperan banyak loh, seperti tokohnya Dee Lestari di Supernova. 

Looks okay, but .. ternyata di akhir cerita tetep agak weird, sakit tapi minta dijemput Zain naik motor? Come on..  letak mandiri dan judesnya di mana ya?

Kalo tokoh Dandi, saya malah rada bingung. Saya suka karena Dandi sosok yang sama misteriusnya.

Tapi, untuk orang sekalem dia, plus pekerja pula, rasanya karakter pendiam Dandi, sih lebih tepat bukan karena luka hati deh. Apalagi sampe berantem tonjok-tonjokan. Bukan Dandi banget *beeegh .. sotoy..*

******

Duh..
Saya rewel banget ya! Ngritik mulu.. hiks hiks.. padahal, coba saya yang disuruh nulis, belom tentu juga bisaaa!

Satu lagi. What? Ngomel-ngomel di atas masih kurang?
(Habis ini saya dirajam ama lima penulis dan satu editor)

Berhubung judulnya BANDUNG – The Paris van Java, sebenernya saya berharap para penulis mengeksplor Bandung dengan lebih detil. Dari sudut romantis, tentunya.. Karena kan, big theme novel ini “Berbagi Cinta Lewat Kata”.

POSITIF FEELING AFTER READ THIS
Mosok dari tadi negatif molo. Ya engga, lah.. buat saya sih, novel ini okay karena yang nulis lima orang. Butuh satu hati dan satu jiwa untuk mewujudkan tulisan sepanjang ini.

Menjalin kata demi kata, adegan demi adegan. Berusaha menjalinnya dalam kepang emas untaian kalimat, untuk kemudian menuntaskannya menjadi sebuah buku.

Ada darah dan air mata pasti di dalamnya..

Untuk kamu yang belom baca, warning dari saya :
  • Pastikan membaca quote manis yang bertebaran di dalamnya, yaaa.. 
  • Ide ceritanya unik dan gak biasa, pantesan jadi pemenang!
  • mengangkat tema persahabatan yang kental
  • bacaan ringan, gak bikin kening berkerut, cuman hati aja yang agak mendongkol sesudah baca review saya
  • ada penulis kenamaan favoritku, namanya Rinrin Indrianie di dalamnya!
Mudah-mudahan tuh quote (kalo ada cetakan kedua .. eits, ini doa, loh!) dibuat satu capture imut gitu di lembaran novelnya (saya siap mengilustrasikannya.. eh)

Anyway ..  hey, gals. You’re rawkin’!


Apalagi yang ini...

10 komentar

  1. Setidaknya kritik yang membangun Mak :) . Kemudian, jangan bilang Zain itu kepanjangannya Zainudin... karena....kemarin dicariin Hayati, katanya "Hayati lelah mas Zain..." *kemudian diblock mak Tanti* *kabur sebelum ketawan*

    BalasHapus
    Balasan
    1. bhuahahahaha..... Ipeeeh, beneran kita dijitak Orin loh

      Hapus
  2. Penasaran sama bukunya, bawa2 Bandung, jadi bayangannya pasti romancissss yaa makneng :)

    BalasHapus
  3. Ih, itu kenapa fotoku ada di mari? hahahahaha

    Ciciiiiii, mantabh deh kritikan dari dirimu, pedes2 tapi bikin nagih, macam ngemilin keripik maicih gitu lho qiqiqiqi. eniwey baswey, makasih banyak lho ya udah nulis reviewnya, doakan next time aku punya novel solo, jadi dikau lebih puas nguyel2nya, ocey? :D

    *cipok basah*

    BalasHapus
    Balasan
    1. waaahahahaha aku udah takut ajah, karena isinya kripik eh.. kritik semua

      Hapus
  4. Waw berbagi cerita lewat kata... asikkk..

    BalasHapus
  5. Terima kasih ulasannya Kak~ :).

    BalasHapus

TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA BLOG NENG TANTI (^_^)