Pertanyaan ini pasti pernah menghinggapi benak beberapa gelintir orang. Mengapa wanita beragama Islam di Indonesia -khususnya- mayoritas sholat dengan mengenakan mukena?
Padahal, kalo kita bertandang ke negara lain, apalagi kalo diberi kesempatan ibadah umroh, di sana ngga ada yang pake mukena putih ala kita gitu. Hanya mengenakan busana yang rapih menutup aurat. Kalau di Pakistan, mengenakan syirwal (kayak kain digubet-gubet). Kalau di Timur Tengah pakainya abaya dan burqa (sekarang dimodifikasi dan digunakan sebagai mukena alternatif juga di Indonesia)
Karena penasaran, akhirnya aku gugling deh... Jadi, ada beberapa cerita asal usul wanita muslim Indonesia mengenakan mukena.
Versi pertama - benturan dengan pakaian adat Jawa
Menurut sahibul hikayat, saat Islam mulai masuk ke Indonesia, kan pakaian sehari-hari yang dipakai orang Jawa hanyalah kain jarik. Lalu ketika Islam mulai masuk, terjadilah benturan budaya mengenai pakaian wanita dalam syariat Islam dengan pakaian dalam budaya Jawa.
Muncullah kompromi antara wali sanga dengan wanita Jawa. Hasil dari kompromi itu, lahir penggunaan mukena untuk sholat dan kembali berpakaian biasa setelah sholat. Tapi, saya ngga tahu loh.. ini kan dari sumber yang tidak terlalu akurat.
Versi Kedua - Beredar aturan mengenakan mukena sesudah penyebaran Islam di tanah Melayu
Syekh Kamil Muhammad ‘Uwaidah dalam Fiqih Wanita, menyatakan bahwa wanita muslimah disunnahkan mengenakan baju kurung dan kerudung saat melaksanakan shalat.
Ia mendasarkan pandangannya pada sebuah riwayat dari Umar bin Khattab dan putranya, Abdullah bin Umar serta Aisyah. Imam Asy-Syafi’i juga berpendapat, wanita muslimah harus menutup auratnya secara baik dan benar pada saat ruku’atau sujud tidak memperlihatkan bentuk tubuh dan pinggulnya, serta bagian-bagian aurat yang sensitif.
Dalam riwayat lain, dari Aisyah, disebutkan bahwa istri Rasulullah itupun pernah mengerjakan shalat dengan mengenakan empat lapis pakaian. Yang demikian itu merupakan amalan yang disunatkan dan jika di luar kemampuannya ada bagian yang terbuka, maka diberikan maaf baginya.
Imam Ahmad mengatakan,
“Secara umum para ulama bersepakat tentang baju kurung dan kerudung ini. Sedang yang memakai lebih dari keduanya adalah lebih baik dan lebih menutupi.”Hal ini diperkuat oleh hadits dari Ummu salamah ketika bertanya,
“Wahai Rasulullah, apakah wanita muslimah boleh mengerjakan shalat dengan baju kurung dan kerudung? Nabi menjawab, Boleh, asal baju kurung itu sempurna dan menutupi bagian punggung dan kedua kaki” (HR. Abu Daud).
Pemakaian mukena/rukuh
saat sholat ternyata hanya ditemukan di kawasan Asia Tenggara utamanya
Indonesia dan Malaysia. Kata mukena sendiri sampai saat ini belum
diketahui diambil dari bahasa apa. Muslimah dari Negara lain saat
sholat, mereka tidak memakai seragam yang dinamakan mukena/rukuh seperti
kita. Mereka menggunakan baju rapih, panjang yang menutup tubuh kecuali
wajah dan telapak tangan saja.
Umumnya terbertuk bergo atau jubah /abaya. Kalau di Indonesia
rukuh/mukena selalu identik dengan warna putih, maka diluar
negara-negara Asia Tenggara bisa beraneka warna. Kalau di Timur Tengah
kebanyakan memakai abaya berwarna hitam.
Alasan mengapa diciptakan pakaian khusus untuk sholat seperti mukena ini
tak lain karena dulu terutama di pulau Jawa hanya berupa kain (jarit)
tanpa dijahit dan kemben yang dililit. Tentu saja hal ini tidak memenuhi
syarat untuk sholat. Lalu ketika Islam masuk dan disebarkan oleh
walisongo diajarkanlah cara berbusana yang benar bagi kaum perempuan.
Setelah terjadi benturan budaya dengan syari’ah maka lahirlah
kompromi-kompromi. Kompromi itu diantaranya Walisongo menganjurkan bagi
perempuan menggunakan mukena yang sesuai dengan syari’ah di mana hanya
wajah dan telapak tangan yang boleh terbuka ketika melakukan sholat.
Setelahnya mereka kembali menggunakan busana pada umumnya.
Kini seiring dengan perkembangan zaman, muncul beraneka model dan warna
serta bahan. Mulai dari yang sederhana sampai yang mewah dengan harga
puluhan juta.
Yang terpenting mukena harus memenuhi syarat-syarat sebagai penutup
aurat harus terpenuhi. Tak kalah pentingnya menurut aurat dalam shalat,
tidak cukup dengan pakaian ala kadarnya. Namun perlu memperhatikan sisi
keindahan dan kebersihannya. Tidak menampakkan kulit tubuh yang ada
dibalik pakaian, tidak dari bahan yang haram dan juga tidak menimbulkan
madharat atau bahaya bagi pemakainya.
Idiealnya mukena lebih indah dari pakaian kita sehari-hari. Ingat kita
sedang menghadap sang Mahapencipta, dzat yang Mahaindah. Kalau mau
menghadiri undangan pesta saja tidak sungkan-sungkan mengeluarkan dana
ratusan juta untuk membeli busana pesta, mengapa ketika sholat yang
sesungguhnya dengan berhadapan dengan sang kholik memakai pakaian ala
kadarnya?
Mari merenung!
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/icha_nors/mukena-hanya-ada-di-indonesia_555980416523bd3976c07264
Mukena dan perkembangannya dari masa ke masaSelengkapnya : http://www.kompasiana.com/icha_nors/mukena-hanya-ada-di-indonesia_555980416523bd3976c07264
Kalo kita perhatikan, saat ini mukena ngga hanya putih polos, namun juga berwarna warni. Bahkan, model dan jahitannya bermacam-macam. Ada yang one piece, two piece atau abaya. Nah, jadi mukena juga mengalami perubahan penampilan.
Berikut beberapa koleksi mukena cantik yang bisa Anda kenakan sehari-hari :
Baju Kurung dan Kerudung
Tata cara menutup aurat ini, memang wajib buat umat muslim. Apalagi saat menunaikan shalat. Jika tidak diindahkan, tentu shalat mereka akan batal, sebab bagian-bagian tertentu anggota tubuhnya tidak dibolehkan tampak saat shalat.
Jumhur ulama menyatakan bahwa anggota tubuh wanita muslimah dinyatakan aurat, kecuali wajah dan kedua telapak tangan, meskipun ada segelintir kalangan ulama yang tidak sepakat dengan pandangan ini. Sudut pandang ini pula yang kemudian mencuatkan pemikiran banyak pihak bahwa pakaian shalat wanita muslimah harus bisa menutupi seluruh tubuhnya, kecuali wajah dan telapak tangannya.
Itu sebabnya, wanita sebaiknya mengenakan busana yang tertutup seluruh tubuh, dan ditambah sehelai kerudung yang menutup kepala. Apapun modelnya, sepanjang menutup aurat dan tidak memperlihatkan lekuk tubuh mereka, tentu saja.
Bersambung.... ^^
*dari berbagai sumber
Jadi penasarn juga dengan asal usul mukena.
BalasHapusGak sabar pengen tau lanjutannya kk....
saya lebih suka putih, sebab terkanga bercorak warna dapat mengganggu,,, hehehe
BalasHapusYaaaa.. bersambung. Padahal ngebet pengen tau nih.
BalasHapusDitunggu lanjutannya.. :)