Dulu waktu kecil, ada satu peristiwa yang mungkin terlihat sederhana, namun berbekas dan saya ingat detailnya.
Saat itu, rumah saya kedatangan tamu sepasang suami isteri dengan seorang anak perempuan sebaya saya. Anak itu terus menerus menangis. Sesekali, ia tersedu-sedu, namun kedua orangtuanya mengacuhkannya.
Ibu saya menyuruh saya mengeluarkan semua boneka, supaya anak itu berhenti menangis. Ibu juga meminta asisten rumah tangga memberi minuman dan membujuk anak tersebut.
Hingga akhir bertamu, ternyata anak itu tetap menangis, dan kedua orangtuanya tetap memasang wajah tidak peduli. Di perjalanan menuju kendaraan, saya sempat melihat si Ibu malah mencubit paha anak itu kuat-kuat, berakibat ia semakin keras menangis.
Pernahkah kalian melihat kejadian seperti itu? Rasanya menyebalkan. Waktu seperti berjalan lambat. Saya kesal dan kasihan karena tangisan anak itu mengganggu. Setelah beranjak dewasa, saya berpikir, bisa jadi tangisan itu adalah komunikasi yang tak sampai. Bisa jadi, anak itu merasa tidak nyaman, dan menuntut perhatian, namun bisa jadi orangtuanya mendiamkan karena berharap anak itu akan diam sendiri.
Kedua belah pihak -si anak maupun orang tuanya- sebenarnya memiliki tujuan yang sama (ingin ia berhenti menangis) namun caranya berbeda dan tidak dimengerti satu sama lain.
Dan itu terkadang terjadi dalam hubungan orang tua dan anak. Orang tua merasa sudah memenuhi kebutuhan anak, namun anak tak kunjung menurut. Di lain sisi, anak merasa tidak dimengerti orang tua.
Untuk itulah dibutuhkan koneksi. Dengan adanya koneksi, kedua belah pihak lebih mau berempati. Saat ada salah satu pihak melakukan hal yang tidak disukai, pihak lain akan lebih bisa mentoleransi dan mau cari tahu alasan melakukan sebuah perilaku, sehingga hubungan pun bisa berjalan dengan baik.
Di jaman yang penuh informasi seperti saat ini,
Di jaman yang penuh informasi seperti saat ini,
entah kita berada di sebuah kota atau desa, sejauh masih bisa mendengar siaran televisi, rasanya ilmu parenting itu jadi ilmu wajib, deh buat semua orangtua.
Bonding Ibu dan Anak dalam Premium Moments Together
Dengan berbagai keterbatasan saya sebagai Ibu, pastilah saya ingin terus menggali ilmu parenting. Itu sebabnya, ketika diundang oleh produk soft cake asal Jepang, Lotte Choco Pie saat meluncurkan kampanye baru bertajuk #Premiummomentstogether bertempat di Harlequin Bistro Kemang, saya berusaha hadir.
Tak main-main, kampanye ini untuk menguatkan pesan komunikasi yang dilakukan pada tahun lalu bertajuk #Togethermore. Lotte Choco Pie mengajak para ibu untuk lebih menghargai momen kebersamaan dengan putra putri mereka betapa pun kecilnya, bahkan dalam rutinitas sehari-hari.
"Membesarkan anak di era sekarang ini tentu memiliki tantangan tersendiri dan butuh perhatian khusus dari ibu. Dengan campaign baru tahun ini, para ibu Indonesia dapat lebih sadar akan pencapaian harian anak-anak mereka. Tentunya Lotte Choco Pie sebagai camilan keluarga hadir menyempurnakan waktu premium itu," kata Brand Manager Lotte Choco Pie, Oci Maharani
Sebelumnya, Lotte Choco Pie juga sudah menggelar acara talkshow bertajuk Dampak Apresiasi Prestasi Harian Anak-Anak dalam Pengembangan Karakter. Dan kali ini, menghadirkan psikolog Anna Surti Ariani, Psi dan brand ambassador Lotte Choco Pie Carissa Puteri serta Brand Manager Lotte Choco Pie Oci Maharani. Turut hadir dalam acara ini President Director PT Lotte Indonesia Hiroaki Ishiguro.
Mereka membahas secara mendalam bagaimana penghargaan tersebut akan membuat anak-anak tumbuh lebih bahagia dan memiliki karakter yang lebih positif. Misalnya Anna membagikan pengetahuan mengenai pentingnya memiliki waktu bersama dengan anak.
Saya jadi ingat,
saat pertama kali Dio mencoba menulis tahun 2016 silam. Pada saat itu, secara tak sadar, saya membaca bagian demi bagian ceritanya. Kami berdua merancang gambar yang relate dengan cerita, bahkan tertawa bersama saat membicarakan karakter yang ia ciptakan.
Saya tak pernah menduga,
ternyata pembicaraan kami itu ia rekam dalam benaknya, dan saat liburan akhir semester lalu, ia memperlihatkan laptop yang berisi 2 (dua) buah dokumen novel sepanjang 120 halaman!
"Ketika orangtua menyadari dan menghargai prestasi anak-anak mereka, anak-anak akan termotivasi untuk melakukan hal-hal yang lebih positif. Dengan keterikatan yang lebih baik antara ibu dan anak, aspek pertumbuhan sosial dan psikologis mereka akan tumbuh, dan itu akan menjadi kunci kesuksesan mereka di masa depan," ujarnya.Anna juga menambahkan bahwa salah satu penelitian dari Havermans, N., Sodermans, A.K., & Matthijs, K. pada tahun 2017 menemukan bahwa parental time berkaitan dengan hubungan orangtua-anak yang lebih baik. Hal ini mengarah secara tidak langsung ke kemampuan mereka di sekolah.
Saya jadi ingat,
saat pertama kali Dio mencoba menulis tahun 2016 silam. Pada saat itu, secara tak sadar, saya membaca bagian demi bagian ceritanya. Kami berdua merancang gambar yang relate dengan cerita, bahkan tertawa bersama saat membicarakan karakter yang ia ciptakan.
Saya tak pernah menduga,
ternyata pembicaraan kami itu ia rekam dalam benaknya, dan saat liburan akhir semester lalu, ia memperlihatkan laptop yang berisi 2 (dua) buah dokumen novel sepanjang 120 halaman!
Dio ketika pertama kali menciptakan cerita sendiri |
Dio sekarang
Saya tidak pernah "menciptakan" anak-anak untuk jadi seperti apa, namun dengan memberikan apresiasi dan membahas proyek apa yang sedang mereka kerjakan, saya dan papanya berusaha membukakan kunci menuju bidang yang kelak akan mereka cintai.
Brand ambassador Lotte Choco Pie, Carissa Puteri juga berbagi cerita mengenai kegiatan menghabiskan waktu bersama anaknya, Quenzino.
Lotte Choco Pie membuat campaign untuk ibu-ibu Indonesia agar mau mengajak anak melakukan rutinitas sehari-hari bersama. Lalu setiap pencapaian kecil oleh anak dapat dihargai dengan memberikan camilan keluarga Lotte Choco Pie.
"Membesarkan anak di era ini tentu memiliki tantangan tersendiri dan membutuhkan perhatian khusus dari ibu. Dengan tema campaign baru tahun ini, #PremiumMomentstogether, kami berharap ibu-ibu Indonesia dapat lebih sadar akan pencapaian harian anak-anak mereka. Tentunya Lotte Choco Pie sebagai camilan keluarga hadir untuk menyempurnakan waktu premium itu," ujar Oci.
"Sepadat apapun rutinitas, saya mencoba menemani anak saya untuk melakukan hal-hal kecil, seperti menemaninya belajar bahkan hanya untuk mewarnai atau membaca buku. Kadang-kadang saya bahkan terkejut dengan prestasinya dan menyadari betapa jauh dia telah tumbuh. Saya bersyukur bahwa Lotte Choco Pie menemukanmomen premium saya dengan anak dalam rutinitas harian kami," katanya.
Lotte Choco Pie membuat campaign untuk ibu-ibu Indonesia agar mau mengajak anak melakukan rutinitas sehari-hari bersama. Lalu setiap pencapaian kecil oleh anak dapat dihargai dengan memberikan camilan keluarga Lotte Choco Pie.
"Membesarkan anak di era ini tentu memiliki tantangan tersendiri dan membutuhkan perhatian khusus dari ibu. Dengan tema campaign baru tahun ini, #PremiumMomentstogether, kami berharap ibu-ibu Indonesia dapat lebih sadar akan pencapaian harian anak-anak mereka. Tentunya Lotte Choco Pie sebagai camilan keluarga hadir untuk menyempurnakan waktu premium itu," ujar Oci.
KONEKSI TERBENTUK SAAT CURHAT DAN SAAT KERJASAMA
Menyadari bahwa koneksi ibu dan anak bisa terbentuk juga pada saat bekerjasama, Lotte Choco Pie media unik agar terjalin bonding dan kemesraan ini.
Mereka menyediakan keranjang berisi seperangkat alat kerajinan tangan seperti gunting, lem, pita, bunga mawar mungil artifisial, kain flanel dan kertas warna warni.
Nah, semua diharuskan foto di booth yang tersedia, lalu memasukkan fotonya ke dalam frame kertas, untuk kemudian dihias bersama. Waa, idenya keren!
Dengan adanya kerjasama, pasti tanpa sadar akan terjadi saling menghargai karya, dan mungkin pelukan karena senang telah melakukan karya bersama!
Dengan senyuman, pelukan dan ekspresi kasih sayang, memang terbukti oleh para peneliti, menyebabkan terlepasnya hormon oksitosin - zat kimia di otak yang dilepaskan pada saat seseorang merasakan cinta dan koneksi. Hal ini terbukti membantu ikatan orang tua dengan anak-anak mereka, menambahkan rasa percaya dan kasih sayang.
KAMPANYE BERHADIAH JALAN-JALAN KE JEPANG BERSAMA LOTTE CHOCOPIE
Menyadari bahwa koneksi ibu dan anak bisa terbentuk juga pada saat bekerjasama, Lotte Choco Pie media unik agar terjalin bonding dan kemesraan ini.
Mereka menyediakan keranjang berisi seperangkat alat kerajinan tangan seperti gunting, lem, pita, bunga mawar mungil artifisial, kain flanel dan kertas warna warni.
Nah, semua diharuskan foto di booth yang tersedia, lalu memasukkan fotonya ke dalam frame kertas, untuk kemudian dihias bersama. Waa, idenya keren!
Dengan adanya kerjasama, pasti tanpa sadar akan terjadi saling menghargai karya, dan mungkin pelukan karena senang telah melakukan karya bersama!
Dengan senyuman, pelukan dan ekspresi kasih sayang, memang terbukti oleh para peneliti, menyebabkan terlepasnya hormon oksitosin - zat kimia di otak yang dilepaskan pada saat seseorang merasakan cinta dan koneksi. Hal ini terbukti membantu ikatan orang tua dengan anak-anak mereka, menambahkan rasa percaya dan kasih sayang.
KAMPANYE BERHADIAH JALAN-JALAN KE JEPANG BERSAMA LOTTE CHOCOPIE
Bersamaan dengan peluncuran kampanye baru tersebut, Lotte Choco Pie memberi kesempatan para ibu untuk meraih hadiah utama jalan-jalan ke Jepang, dengan memilih tiga video kampanye online Premium Moments, together.
Sebagai awal campaign tahun ini, Lotte Choco Pie meluncurkan TVC baru dan mengadakan campaign online 'Premium Moments, together.' dari 12 April hingga 13 Mei 2018. Campaign online ini nantinya memberikan kesempatan bagi para ibu memenangkan hadiah menarik hanya dengan memilih satu dari tiga video yang paling relate dengan keseharian. Campaign dapat dilihat di activity Chocopie.
Tema kandidat video TVC tersebut antara lain
Sebagai awal campaign tahun ini, Lotte Choco Pie meluncurkan TVC baru dan mengadakan campaign online 'Premium Moments, together.' dari 12 April hingga 13 Mei 2018. Campaign online ini nantinya memberikan kesempatan bagi para ibu memenangkan hadiah menarik hanya dengan memilih satu dari tiga video yang paling relate dengan keseharian. Campaign dapat dilihat di activity Chocopie.
- Login dulu di website www.lottechocopieindonesia.com
- Lalu buka laman activity
- Klik video yang akan dipilih, sesuai dengan pengalaman Moms
Tema kandidat video TVC tersebut antara lain
- Shopping,
- Homework, dan
- Greetings.
Video yang paling banyak dipilih akan ditayangkan di TV pada bulan Agustus. Selain itu, Lotte Choco Pie juga akan mengadakan acara sesuai dengan tema video yang terpilih pada bulan Agustus nanti.
Shopping
"Sehari Menjadi Manager Supermarket Bersama Lotte Choco Pie"
Anak-anak mengoperasikan supermarket untuk membantu dan melayani pelanggan, ibu mereka. Setelah ibu selesai berbelanja, mereka akan melakukan workshop dengan Lotte Choco Pie.
Homework
"Lotte Choco Pie Kunjungi Sekolah"
Lotte Choco Pie mengunjungi sekolah untuk membuka kelas belajar dan mendonasikan alat-alat tulis.
Greetings
"Ucapkan Terima Kasih dengan Lotte Choco Pie"
Lotte Choco Pie mengundang ibu dan anak ke pertemuan di mana mereka menulis surat ucapan terima kasih satu sama lain untuk menghargai waktu mereka. Selain itu, ibu yang berpartisipasi dapat bertukar tips pengasuhan.
Para ibu yang telah memberikan vote juga akan turut diundang mengikuti acara tersebut.
Di luar dari kampanye yang diadakan Lotte Choco Pie, saya sadar, koneksi dapat dibangun sedini mungkin. Sehingga anak tahu, apapun yang orang tua lakukan, semua didasari atas rasa cintanya pada si anak. Bukan kebencian, amarah, atau hal negatif lainnya.
Semoga dengan adanya kampanye bertema kasih sayang seperti ini, hati dan jiwa anak tersirami kasih sayang, sehingga tidak ada atau sedikit ruang untuk kebencian dan hal negatif lain pada orang tua, maupun orang lain yang ada di sekitarnya kelak! Amiin..
Favorit anakku banget itu chochopie, dalemnya ada marshmellownya hehe.
BalasHapusO ya, tipsnya boleh saya gunakan nih, soalnya saya masih harus banyak belajar parenting.
Bener banget banget, Oma, selama ini aku banyak belajar dari anak-anak. Kadang-kadang yang menurut kkta pujian biasa saja, tapi buat anak-anak pujian dari orangtua itu segalanya. Mereka malah jadi termotivasi melakukan lebih baik lagi.
BalasHapusKadang lupa mengapresiasi prestasi anak karena merasa sdh biasa atau seharusnya memang mereka harus bisa
BalasHapusJadi inget anakku dulu sukanya nangis, bingung, malah dibilang anak cengeng, padahal ini masalah komunikasi aja ya mbak
BalasHapusMendengar intro artikel ini aku jadi berpikir, apa iya kadang aku suka begitu...membiarkan anak menangis. Dan setuju sih sama Mak Tanti, aku juga tidak mengarahkan anak ingin menjadi apa....tapi tetap berusaha membuka corongnya untuk mereka menjangkau mimpi.
BalasHapusIya gemes kalau ada ibu yang cubit2 anak di tempat umum, walau akupun kadang suka takut kelepasan karena anakku aktif bgt kalau di depan publik, sebisa mungkin nahan diri dan emosi.
BalasHapusSemoga dengan adanya pola asuh ini, perkembangan dan pertumbuhan anak akan menjadi lebih baik ya Mak Neng. Solanya tantangan mendidik anak saat ini memang berat
BalasHapusSeruu banget itu foto kebersamannya Mak tanti. Tapi emang sih, ngdidik anak anak jaman now berasa deh tantangannya
BalasHapusHabis ke acara ini Amel langsung jadi aering memberikan apresiasi ke anak-anak hehe. Btw Amel pilih video homework soale aku banget sama anak-anak.
BalasHapusMembeasarkan anak jaman sekarang ini beda banget ya sama jaman dulu. Aku suka gemes kalo liat ortu yg dikit2 mukul, nyubit, jewer, dll. Jaman sekarang udah gak bisa lagi pake kayak gitu. Selain itu, gak sampai hati bgt ngelakuinnya ke anak sendiri.
BalasHapusSetuju banget mak. Kita memang sayang sama anak, tapi itu harus disampaikan kepada mereka dan lebih jauh lagi supaya bisa membangun jiwa mereka juga kelak ya mak
BalasHapusApresiasi mak neng & suami bikin Dio semangat dan percaya diri ngembangin cerita sampai 120 halaman. Salut! :)))
BalasHapusWah Dio hebaat. Pendampingan dari dirimu, apresiasi kecil dalam bentuk mendengarkan ceritanya, ikut larut bersama ceritanyabitu sudah bentuk apresiasi yg membuat dio senang & berbuat lebih ya
BalasHapusKrucils dirumah suka banget sama cemilan ini, mak..
BalasHapusoiya btw aku vote yg shopping, semacam aku banget itu hihih
aku sudah vote...siapa tahu ya rezeki bisa ke Jepun sm krucils...amiin
BalasHapusKakak Dio itu yang pinter nulis ya Mbak Tanti?
BalasHapusIya kalau ngerjain bareng2 anak jgn lupa beli penghargaan krn udah bantuin yaa.
Ngevote juga ah biar bisa ke Jepang aamiin :D
Waaaah Dio udah punya draft novel sendiri mak Neng? sampe 120 halaman? Keren amat siiiihhhhh.. Pasti selain karena bakat, semua itu juga karena dukungan mamanyaaaa.. Semangat Dioooooo <3
BalasHapusacaranaya suka banget keamrin mak neng bilang ternyata bikin figura susah ya haha
BalasHapusKesalahan pola asuh itu bakal jadi penyesalan panjang ya,mak
BalasHapus