REVIEW FABER-CASTELL POLYCHROMOS

Menuruni tangga berjalan Plaza Senayan siang itu, aku merasakan sensasi menggelitik sekaligus menyenangkan.

Betul saja, memasuki ruang pamer sekaligus butik Faber Castell, banyak anak muda telah hadir, walaupun ada juga yang usia di atas itu, namun menilik dari busana casual yang mereka kenakan, kutebak, sebagian besar adalah seniman! 

Senyum mas Andri Kurniawan, Public Relation Manager Faber Castell Indonesia yang kebetulan berada di samping kanan meja registrasi, mengembang ketika melihatku. Kami memang bersahabat sejak lama. Selain sebagai blogger, profesiku yang juga ilustrator, memang membuatku akrab dengan brand terkenal satu ini.

Tak jarang, saat aku mengadakan workshop, terutama untuk RPTRA - aku dibantu dan disupport oleh Faber Castell Indonesia. 

Ah... suasana terasa ceria, namun sekaligus elegan memang meliputi butik Faber-Castell yang kali ini menggelar pameran seni bertema Dreams di Store Faber-Castell di Plaza Senayan, Jakarta, pada 29 Juni-13 Juli 2019.

Acara kali ini merupakan rangkaian peringatan 111 tahun pensil warna Polychromos.

ART, DEFINITELY FOR ALL

Tak menunggu lama, acara pun dibuka oleh Bapak Yandramin Halim, Managing Director PT Faber Castell Indonesia. Bapak yang satu ini, memang sangat peduli dengan perkembangan karya. Semua bisa menjadi seniman, didukung dengan peralatan dan ketekunan, tidak mustahil anak-anak Indonesia semua bisa hasilkan karya yang hebat, demikian tuturnya satu ketika dulu.

Pernah kuulas di tulisan ini

"Pameran kali ini, kami hadirkan tiga seniman muda berbakat, yang menggunakan berbagai media dan tools berupa pensil warna Polychromos Faber Castell. Dan tema kali ini bertepatan dengan perayaan 111 tahun pensil warna Polychromos Faber-Castell, yang selalu menjadi sahabat setia para seniman dalam menuangkan ide, imajinasi, dan ekspresi emosi dalam bentuk goresan warna ke berbagai media," 

BERKENALAN DENGAN TIGA 
SENIMAN MUDA FABER CASTELL INDONESIA

Acara tersebut menghadirkan tiga seniman muda berbakat, yaitu Adrie Basuki, Anto Nugroho, dan Angga Yuniar Santosa. 

Tak kenal maka tak sayang, yuk.. aku kenalin satu persatu para seniman muda yang karyanya mengagumkan ini!

Adrie Basuki yang adalah ilustrator dan fashion designer sekaligus penulis buku Kembali Pada Hati (2004) dan NEO (2005) bangga bisa dilibatkan dalam pameran tersebut. Pensil warna Polychromos salah satu yang tidak bisa dilepaskan dari perjalanan melukisnya.

"Menemukan Polychromos seperti menemukan pasangan hidup. Saya mencari pensil warna dengan kelembutan sekaligus kekuatan warna yang luar biasa. Sulit mendapatkan gabungan hal tersebut, dan akhirnya saya temukan di Polychromos," kata Adrie.

Karena aku mengenalkan diri juga sebagai ilustrator, Adrie yang humble ini semakin bersemangat bercerita. Awalnya ia memang ditentang kedua orangtua. Namun, kecintaan Adrie pada seni, bukannya menyurutkan semangat, malah melecutnya untuk giat belajar, lalu usai mempersembahkan gelarnya, ia kembali pada dunianya. Menggambar! Untuk menggambar, Adrie belajar secara autodidak melalui kanal youtube.

Setiap hari ia habiskan waktu usai pulang kerja untuk mendesain atau menggambar, dan karyanya berupa busana tenun serta lukisan sekarang menuai decak kagum pengunjung.

Adrie yang hobi gambar sejak usia 2,5 tahun saat ini juga memiliki lini busana sendiri, serta sering mengadakan pameran busana di dalam dan luar negeri.

Anto Nugroho adalah seorang seniman dunia sinematografi. Ya, ia adalah salah satu tim sukses film bertajuk 5 CM. Tahu kan, film yang menginspirasi buanyaaak anak muda yang lalu keranjingan naik gunung?

“Di dunia, tidak ada sesuatu yang tidak bisa kita lakukan. Kuncinya adalah kita mau. Karenanya bermimpilah apa saja, lalu kerjakan mimpi kita dengan sungguh-sungguh,” jelasnya.

Anto Nugroho mengeksplor pensil warna Polychromos-nya dengan cara unik. Direndam, diserut dan ditumbuk!

Not bad, hasilnya di luar dugaan, karena warna warni yang keluar menjadi jauh lebih cemerlang!

Angga Yuniar Santosa,
adalah satu-satunya seniman yang berkarir sesuai jurusan, sepertinya.. ha ha.. 
Sebagai jebolan dari Jurusan Seni Murni FSR ISI -  yang merupakan penggiat seni rupa.

Angga sudah sering mengikuti pameran, baik di dalam maupun di luar negeri. 
Karya karyanya terinspirasi dari impian! 

Oya untuk karyanya yang unik kali ini, ia ciptakan tidak di atas kertas biasa namun menggunakan cat khusus yang ditaruh di atas canvas. Woow!

Nah gimana, keberadaan mereka dapat menginspirasi anak muda lainnya untuk menghasilkan karya, kan!

 "Kegiatan ini diharapkan menjadi gerbang pembuka bagi para seniman muda berbakat Indonesia ke ajang internasional. Hal tersebut sejalan dengan semangat dari Polychromos," kata Yandramin Halim.

Brand Manager PT Faber-Castell International Indonesia, Fransiska Remila menjelaskan pameran kali ini memang tidak hanya menampilkan karya seni di atas kertas. Ditampilkan juga lukisan menggunakan medium kayu yang dibuat oleh Angga Yuniar.

REVIEW WARNA FABER-CASTELL POLYCHROMOS

Polychromos ini memiliki 120 varian warna, yang dikemas dalam set 12, 24, 36, dan 120. 

HARGANYA BERAPA?
Untuk isi 12, dibanderol dari IDR 350k, isi 24 IDR 675K, isi 36 IDR 1.050K, dan yang isi 120 warna ada yang dari IDR 2.384K hingga IDR 3.050K. 

Pensil warna Polychromos bertekstur keras dan sangat cocok untuk mewarnai gambar yang detail. Warnanya terlihat cerah namun realistik. 

Batang pensil Polychromos terbuat dari kayu pilihan yang berkualitas, dibuat oleh Faber-Castell di pabriknya di Jerman. 

Polychromos adalah pensil warna berbasis minyak dengan warna yang tak tertandingi (tidak rentan terhadap perubahan warna akibat paparan cahaya). Produk ini dianggap sebagai kualitas terbaik di pasar.

Pertama kali memakai Polychromos, saya jatuh cinta dengan betapa lembutnya goresan warna, padahal tekstur pensilnya keras.

Saya juga mudah membaurkan warna dan mengoreksi dengan pensil warna putih. Ini cuman punya yang 12 warna aja udah segini puasnya, apalagi yang 120 warna .. huuummmmm... cannot imagine, mahalnya itu loh boooo! 

Untuk para pengguna pensil warna, pasti akan mudah jatuh cinta karena Polychromos beda. Menyenangkan karena tidak mudah patah juga, sehingga untuk anak anak usia di atas 7 tahun pun bisa mudah diaplikasikan.

Konon, kualitas warnanya bertahan hingga ratusan tahun! Itu sebabnya seniman seniman terkenal dunia juga menggunakan Polychromos.

Oya aku juga punya beberapa varian pensil warna Faber Castell, yang sebagian besar udah tinggal sepotong sepotong.

Faber Castell Gold Faber

Faber Castell water colour dan Classic

Jadi, kamu masih takut berkarya? Salah.

Sudahlah... dalam dunia seni, tidak ada karya yang jelek, kok. Hanya soal selera saja. Dengan media dan alat yang tepat, ditambah keinginan terus belajar, kamu  juga bisa kok, mewujudkan impian.  

Semoga, kegiatan art exhibition bertajuk Dreams ini akan semakin mendorong banyak anak muda untuk berkarya, dan dobrak itu segala keterbatasan! Mari wujudkan impian!

Salam Inspirasi!