Buku baru, alhamdulillaaah...
Dengan semangat 45, buku moleskin wannabe a.k.a POD Bujo notebook itu kubuka.
POD notebook emang mirip moleskin. Kertas yang halus, dengan jahitan rapi di pinggir .. untuk kantong IRT freelance cukuplah, hai. Btw untuk yang belum akrab dengan istilah moleskin dan POD, sini.. sini... daku kasih sedikit gambaran.
Beda POD Bujo - Moleskin dan Leuchtrum 1917
POD Bullet Journal adalah notebook dengan ukuran serta metode binding yang mirip dengan Moleskine. Ukurannya hanya berbeda 1 cm bila dibandingkan dengan Moleskine. Metode binding yang digunakannya pun sama, yaitu metode stitch atau jahitan.
Meski pun mirip dengan Moleskine, kualitasnya tentu berbeda. Jenis kertas yang digunakan oleh POD adalah paper book yang lebih berserat sehingga kurang bagus digunakan untuk membuat ilustrasi. Selain itu, ujung cover bukunya juga mudah sobek
Bila Moleskine memiliki versi soft cover dan hard cover, POD ini hanya tersedia dalam hard cover saja. Namun, cover POD ini cenderung kaku dan tidak bisa dibuka hingga rata (flat open). Pilihan kertasnya ada empat macam, yaitu plain atau kosong, ruled atau bergaris, grid atau kotak-kotak, dan dotted atau titik-titik.
POD Bullet Journal adalah notebook dengan ukuran serta metode binding yang mirip dengan Moleskine. Ukurannya hanya berbeda 1 cm bila dibandingkan dengan Moleskine. Metode binding yang digunakannya pun sama, yaitu metode stitch atau jahitan.
Meski pun mirip dengan Moleskine, kualitasnya tentu berbeda. Jenis kertas yang digunakan oleh POD adalah paper book yang lebih berserat sehingga kurang bagus digunakan untuk membuat ilustrasi. Selain itu, ujung cover bukunya juga mudah sobek
Bila Moleskine memiliki versi soft cover dan hard cover, POD ini hanya tersedia dalam hard cover saja. Namun, cover POD ini cenderung kaku dan tidak bisa dibuka hingga rata (flat open). Pilihan kertasnya ada empat macam, yaitu plain atau kosong, ruled atau bergaris, grid atau kotak-kotak, dan dotted atau titik-titik.
Sebelum lanjut, kalo pengen tau banyak mengenai benda-benda yang biasa digunakan untuk doodle atau ilustrasi, di website ini ada banyak rekomendasinya. Gunakan moda search dan klik "stationery".
Lhaaa ini yang namanya moleskin.
Moleskine Classic Colored Notebook memiliki ukuran 14 x 21 cm yang sangat pas untuk dibawa-bawa. Kertasnya sangat halus dan acid free.
Moleskine Classic Colored Notebook memiliki ukuran 14 x 21 cm yang sangat pas untuk dibawa-bawa. Kertasnya sangat halus dan acid free.
Meski ketebalannya hanya 70 gsm, kertas Moleskine bisa digunakan untuk membuat ilustrasi cat air. Notebook ini juga tidak akan tembus saat ditulis menggunakan tinta fountain. Namun, bila kalian menulis menggunakan tinta fountain, pastikan tintanya telah benar-benar kering saat membalik ke halaman berikutnya.
Sebagai perbandingan, kalau POD notebook harganya sekitar IDR 90K - 100K, moleskin harganya yang paling kecil 200K (ukuran 9 x 14 cm)
400K ukuran 14 x 21 cm - 3 juta (edisi khusus dan terbatas biasanya)!
Leuchtrum itu harganya minimal IDR 600K. Leuchtturm 1917 berukuran 5,71” x 8,27” atau 14 cm x 21 cm.
400K ukuran 14 x 21 cm - 3 juta (edisi khusus dan terbatas biasanya)!
Leuchtrum itu harganya minimal IDR 600K. Leuchtturm 1917 berukuran 5,71” x 8,27” atau 14 cm x 21 cm.
Leuchtrum 1917 ini terkenal karena .. karena apa ya, merek juga mungkin. Soalnya kelebihannya cuman dikit, sih menurut aku yang awam dengan bujo. Kelebihan Leuchtrum itu jumlah kertasnya 249 halaman, kalau moleskin hanya 224 halaman.
Kertas moleskin 70 gr dan Leuchtrum 80 gr. Jadi ya tentu saja beda ya selain buat gaya-gayaan punya . Leuchtrum juga punya kantong di belakang, dia juga nyediain stiker dan ada index buat daftar isi itu loh, 3 lembar. Eh itu mah banyak bedanya ya *nyengir ga jelas.
Udah paham ya, bedanya notebook bagus-bagus ini. Saya lagi ga jualan bujo soalnya. Kembali ke laptop.
So, Neng. Apa yang harus digoreskan pertama kali? Gambar? Quote? Apa?
Ambil pensil.
Ambil penghapus.
Buang-buang waktu nonton Youtube.
Hmmm.... kadang emang gitu. Sesaat lalu, rasanya ide berjejalan menghambur keluar, menuntut untuk dipindahkan ke dalam kertas-kertas indah ini. Tapi... ketika kertasnya udah ada, triing! Hilang.
*ngelamun ga pinter
Oke oke.. let's start it with doodle, offcourse. Apa yang terlintas di benak saat ini? Simple things. Ya, ketika stuck, pikirkan yang terlintas di sekitar.
- Dimensi.
Segitiga, kotak, setrip, tagar, bulatan, atau bentuk abstrak seperti tube cat acrylic. Anything.
Contoh aku?
Donat yang barusan kumakan bersama secangkir kopi espresso. Nasi goreng pedas dengan kerupuk yang kumakan tadi pagi. - Benda.
Bisa makanan, pensil, sepatu, tas mungil yang nangkring di cantolan, frame foto, bunga, sabun mandi wangi berbentuk hati, uh.. banyak!
Apa, aku? Itu, aku sedang mikirin bentuk daun yang melayang jatuh di tepi jendela. - Warna.
Yes, warna juga bisa inspiring loh. Senja yang memudar menjadi malam? Kuning ngejentreng siang hari? Ungu bawang merah?
Aku lagi? Ok. Aku mikirin warna ungu pucat di kukuku pagi ini. Ungu? iya, kejepit laci. Ouch!
Ketiganya bisa terlintas begitu saja, just snap from the air. Results may vary depending on brain function. Definitely.
Metode snap from the air ini juga berlaku untuk kamu yang nulis, loh... yang paling sulit saat menulis itu apa? Kalimat pembuka, yekan?
Kalimat pembuka ini juga bisa didapat dengan melihat benda apa yang ada di sekitar. Atau mendengar kalimat pidato di TV dan membaca sebuah quote. Kayaknya dulu pernah kubikin tulisannya di sini deh. Baca ya.
MENARIK PEMBACA DI AWAL KALIMAT
Metode snap from the air ini juga berlaku untuk kamu yang nulis, loh... yang paling sulit saat menulis itu apa? Kalimat pembuka, yekan?
Kalimat pembuka ini juga bisa didapat dengan melihat benda apa yang ada di sekitar. Atau mendengar kalimat pidato di TV dan membaca sebuah quote. Kayaknya dulu pernah kubikin tulisannya di sini deh. Baca ya.
MENARIK PEMBACA DI AWAL KALIMAT
And then, what Neng?
Sama halnya dengan kalimat pembuka yang menarik minat pembaca untuk menelusuri kalimat demi kalimat lebih jauh, maka gambar pun begitu.
Aku men-doodle sepiring nasi goreng pedas dan segelas besar teh panas manis.
Apa yang relate dengan benda-benda tersebut? Bagaimana caranya membuat sebuah benda berkembang menjadi satu gambar utuh yang bercerita?Gambar 1.
Nasi goreng terletak di meja makan sebuah rumah sederhana, ada sendok garpu berwarna pelangi tak lazim atau bahkan lengkapi dengan serbet bernoda darah.
Gambar 2.
Seorang gadis pramusaji berseragam resto cepat saji, membawa nampan berisi piring nasi goreng. Wajah cantiknya cemberut, dan celemek putih yang ia kenakan bernoda. Ia mengenakan sepatu roda.
Kira-kira, imajinasi pembaca gimana? Tentu saja mereka akan tertarik untuk mengetahui ISI CERITA si Penulis, bukan?
Ada cerita apa dengan nasi goreng yang serbetnya bernoda darah?
Kenapa gadis pelayan bersepatu roda cemberut? Dan seterusnya.
Selamat mencoba!
Gambarnya bagus-bagus sekali mba :D
BalasHapusMbanya sepertinya sudah expert hihi.
Keep inspiring ya mbaaa <3
alhamdulillaah, expert doodle aja Creameno
HapusMbak Tanti ini sudah expert, Mbak.
HapusAku pengagumnya....banget pokoknya.
Kadang aku itu ikutan nyoba, ga peduli berapa kali hasilnya beda.
Apa emang media beda, alat beda, hasil beda?
Ga itu aja, tangan beda! hahahhaa.
Mbak Tanti ini Super Talented
Keren amat lah kalo gambar Mbak Tanti ini. Anakku yang cewek (12 tahun) juga suka ngegambar, Mbak. Pakai aplikasi dia. Tapi setelah ketahuan seorang ahli pendidikan, didorong untuk menggambar secara manual. Katanya dari sisi usia dia belum matang untuk terlalu tergantung sama gawai. Artikel Mbak Tanti ini akan kutunjukkan ke dia. Sebagai inspirasi.
BalasHapusYaa Allah Alhamdulillaaaah kalau bisa berguna aku senang sekali . Terimakasih mbaaak
HapusJadi inget, dulu waktu masih kecil suka beli buku semacam ini, semacam binder diary tapi namanya lupaa. Orgy, atau apa gitu ya.. Pokoknya isinya kertas warna warni, ada kalender, sticker, dkk . Seru banget emang bikin2 begituan
BalasHapusNah iya dulu ada tuh dan aku selalu beli yang polos ngga pake garis garis soalnya aku lebih ke gambar sih daripada nyatet wkwkwkwk
HapusAku kalau buku gini pakai Moleskine tapi lebih sering buat coret-coret ide atau emang mencatat. Kalau gambar gitu suka pakai buku polosan non brand. Mak Tanti cakep amat ini gambarnya.
BalasHapusChichiiie suka gitu ah. Malu (nyungsep di moleskin)
HapusMbak anak sulungku suka gambar..keknya mesti kutunjukin deh artikel ini.
BalasHapusPagi ini aja dia nunggu mau masuk kamar operasi, kena radang usus buntu dia...dia gambar dulu.
Biar ketularan semangatnya Tante Tanti Amelia
Yaa Allah semoga diberikan kesehatan kesembuhan yaaa
HapusAmiiin terimakasiiiiih masih menyemangati ananda dengan gambar
sebagai yang awam di dunia gambar..aku jadi sedikit punya gambaran printilannya penyuka nggambar..hasil oretanmu boleh juga mbak..heheh...
BalasHapusHehehehe ini kan latihan terus dan terus dan terus daaaan teruuuusssss
HapusAnto yang karyanya dgn Faber-Castell itu jg bilang, ide menggambar bisa dimulai dari lagi kepingin apa? Kepingin makan? Kepingin jalan2? Karena gambar juga punya cerita dari pembuatnya... :) Eh, ajarin doodlingnyaaaa... ketjeh euy...
BalasHapusIya bener Ria, jadi kita melihat sekeliling sapa tau ada yanh bisa kita jadikan ide. Paling cepat sih ... Pinterest lah
HapusBiyuh... biyuh.... ada buku 3 jutaan?
BalasHapusTapi kalo demi menghasilkan karya seni/ doodle art yg kece, emang super duper worth it ya Mak.
Doodle Mak Tanti sungguh warbiyasaaakkk
--bukanbocahbiasa(dot)com--
Iya kalau aku mah sayang sayang buat anak sekolah dulu hihi.. tapi kalau kanvas naaaah aku ga bisa ditawar itu. Aku penggemar kanvas daripada sketchbook
HapusAtau bahkan mending canson paper sekalian sih
Maaak sungguh kuterkesima dengan gambarmuu. Lucuuuk. Ngiri banget sama orang2 yg bisa gambar. Karena aku bikin komik pasti minta tolong orang lain yg gambarin.
BalasHapusHiks hiks yang ga bisa gambar malah udah jadi komik Mak Irits. Aku sungguh tertampar bolak balik
HapusMakkk keren banget sih. Dari hal sederhana bisa bikin sesuatu yang menarik. Gambarnya bagus bangettt..
BalasHapusIya serius itu sama dengan nulis loh
HapusMbakkk coret2 gitu aja kok keren banget sih jadinya, speechless lah aku liatnya. Well, beneran baru tau yg namanya moleskin dan leuctrum. Pantesan mahal ya..
BalasHapusHyaaaa ... Ini kan simpenan tiap gambar iseng dan kalau terima pesanan
HapusAku termasuk jenis orang yang tidak bisa menggambar. Tapi dengan ide cerita yang menarik seperti ini akan membuatku mempertimbangkan untuk mencoba mengambil kertas dan pensil. Lalu apa? Sret..sret..sret..Membuat corat coret berdimensi hahaha..
BalasHapusNah nah... Aku suka tuh kalau mulai meracuni orang lain
HapusMak, aku ada satu buku yang kayak gitu di rumah. Tapi gak ngerti pakainya hahahha.. kayaknya waktu aku dapat dari goody bag apa ya. Btw, anakku suka banget menggambar, hasilnya mayan lah buat anak usia 8 tahun, tapi dia suka males kalo dimintain mewarnai hahahah
BalasHapusWaaaa... Sayang sayang ya tu buku buat bulletin journal yang bagus
HapusItu muahaaal
Keren banget deh pinter menggambar begini. Aku baru bisa level menulis saja
BalasHapusHehehe beda beda tipis mbakeeeee
Hapusaku cukup di bujo saja.
BalasHapuslatihan doodling, kok ya ngga naik-naik bagusnya. hahaha
Halah merendah. Aku ga percaya ah
Hapuswaduh, notebook aja sampai jutaan mbak? Hehehe... beli yang seratus ribu aja rasanya udah wah ya. Pengen deh bisa doodling sayangnya selalu gak pede karena enggak bisa gambar
BalasHapusIya sesak nafas kan kalo beli sebiji buku harganya 3 juta. Kecuali aku anaknya Mohammed Hadid *wkwkwkwkk becanda
Hapusudah lama gak ngegambar, kalah ama anak2 di rumah, tapi kadang kangen juga dengan aktivitas begini. maulah nanti dicobain tips Mba ini, mana tahu dapat ide juga
BalasHapusIya mulai lagi ya Bun
HapusMosok kalah ama anak anak bun
Selalu kagum dengan gambar dan Mak neng, semoga nanti bisa kolaborasi aamiin, cantik pisaan..coba ah mau corat-coret siapa tahu dapat ide cemerlang ya makneng..
BalasHapusYaaaaa tersanjuuuuung dakuuuuu... Amiiin yaa Allah
HapusYa Allah Maak kecenya gambar itu. Duh minta ajarin dong, sekalian buat tutorialnya. Eh sudah ada ya. Duh jadi pengen aksih lihat postingan ini ke anakku.
BalasHapusHayuk duduk manis one day aja deh pasti nanti tau bahwa menggambar is easy peasy
HapusSi Raffa raffi mb aku beliin ini. Jadi tiap hari corat coret. Moga2 pintee gambar kyk mb tanti.
BalasHapusTemanya sederhana kayak lagi ngaaapain aja hari ini
Echa juga kreatif abiissss pasti anak anakmu sama kreatif nya
HapusAku dulu suka bikin bullet
BalasHapusPasti kepencet ini
HapusAku dulu suka bikin bullet journal mbak Tanti tai akhir2 ini agak jarang bikin lagi. Lebih banyak notes di google keep
BalasHapusIya mbak karena dirimu belum ada gambaran buat apa
HapusCoba diarahkan untuk membuat journal tentang anak anak dan homeschooling pasti beda
Yuk yuk bikin yuk
Ah, MakNeng sih jagoan gambar. Aku dong, diminta gambarin kucing sama anak, eh dikomentarin gambar kucing alien. Males lagi deh sejak itu gambar2 :))))
BalasHapusWkwkwkwwk kucing alien ya kan bagus dong, anti mainstream
HapusAku bisanya cuman gini *garuk tembok
Ya Allah...
BalasHapusCantik banget gambarnya, kak...
Andaikan tanganku bisa menggambar secantik itu...
Pasti bisa! Semua juga bisa kalau dilatih. Yuk mulai
HapusMaakkk kapan bikin WS lagi? Aku ketinggalan mulu ih WS-nya :(
BalasHapusBTW itu kyknya aku prnah liat buikunya di gramed, eh bener gak sih haha.
Anakku yang no 2 suka sekali gambar kyknya agak gedean perlu kubekelin jg yg kyk gtu kali ya :D
Iyaaa ada di Gramedia tapi ga di semua tobuk Gramedia deh kayaknya
HapusAku bikin workshop lagi ya. Insya Allah yaa
Aku suka corat coret, tapi ga bisa menggambar. Entahlah, bagiku semacam aku ga bisa menggambarkan yang kulihat. Perbandingannya suka ga pas kalau kata Panda. Seneng kl ada org yg berbakat menggambar kayak mak Tanti.
BalasHapusawalnya aku dulu waktu kecil senangnya oret oret aja, manda. Lalu lama lama aku gemeeessss pengen banget menuangkan karya menjadi ilustrasi.
Hapusgoogling dan... lama lama aku terbiasa menggambar. gitu
Aku suka juga nyeket, pernah pakai media kopi untuk melukisnyaaa huhu
BalasHapusJd pengen coba lagi
Wah mesti aku tunjukkan ke anak ku nih artikelnya. Dia suka sekali gambar, sampai tembok di kamarnya pun dia gambar kecil dan aku tanya itu gambar Patrick ya (tokoh di film Spongebob) dan iya mengangguk.
BalasHapusNotebook nya mahal-mahal juga harganya ya, saya baru tahu lho kalau ternyata ada jenis-jenisnya gitu.
BalasHapusSaya kalau lagi bosen dan ngantuk saat dalam acara resmi, juga suka corat coret. Tapi ya nggak ada tema/maknanya
Aduh, aku suka iri sama orang yang bisa gambar. Aku cuma bisa bikin gambar gunung, sawah dan laut dan pohon2 yang bisa dibilang mirip brokoli. Hehehe
BalasHapusJangankan gambar mbak, nulis pun kalau lagi gak ada ide tetep aja stuck di kalimat pertama. Hahahahaha
Di kertas yang ada gambar pesawat tadi mirip banget sama gambar-gambarnya anakku. Dia suka banget menggambar. Dulu sewaktu kecil, aku juga suka menggambar tapi kalau dibandingkan sama gambar anakku, jauh banget. Gambarku dulu rasanya jadi jelek sekali, hahaha ...
BalasHapusEh, kalau sedang bingung mau ngapain, aku juga suka menggambar, lho. Makanya yang namanya kertas tuh mesti ada di kamar. Kertas-kertas tak terpakai biasanya aku susun, jadi bisa reuse buat gambar-menggambar ini. Thanks for inspiring, Mbak.
Aku lebih memilih yang Moleskine karena memang untuk catatan kecil pada aktivitas sehari-hari
BalasHapusMak Neng, gimana kukunya sekarang udah sembuhkan?
BalasHapusSaya ngalamin juga nih kuku jari kaki tapinya. Sakitnya wow wow gitu deh
Neng Tanti, Awalnya saya bingung , trus rada paham trus bingung lagi
BalasHapusDoodle sungguh ngga mudah 😁😁😁
Aku tuh suka ngedoodle mbak.. tapi banyakan malasnya wkwkw sekarang lagi menikmati menulis sih.. dan belum pese mau dipasang di galeri blog
BalasHapusAish aku baru tau harganya bisa sampai 3 jutaaa! Aku ga pinter gambar, tapi anakku kayanya minat kesana hehehe. Tinggal digali dan diasah aja yaa bakatnya.
BalasHapusAku mah gak bisa menggambar. Bisanya nulis aja. C
BalasHapuside yg bagus. kalau lg bikin konsep tapi gak jelas ujungnya, saya beranikan diri bikin kalimat pembuka. eh lama2 cerita mengalir dengan sendirinya. menyenangkan
BalasHapusMak Tantiii kapan bikin kelas doodle lagi? Aku belum berkesempatan nih ikutan kelasmu huhuhu.
BalasHapusDi rumah ada banyak buku notes dari gudibek, sebagian tu bagus2 gtu kyknya cocok buat dibikin bujo juga kali ya mak hehe :D
Akutuh paling buntu kalo disuruh gambar mau manual atau digital gambarku standar anak sekolahan. Kurang imajinatif. Suka gak pede. Pengen banget deh sekali2 ketemu ma Maks Tanti liat workshopnya.
BalasHapusBagus mbak gambarnya..
BalasHapusDuh aku tu nggak bakat blas klo disuruh ngambar
Pembukaan yang tak biasa jadi PR PENULIS Ya mba. Huwaaa gambarnya lucunya. Aku ga bisa gambar. Gemes kalo liat orang bisa gambar.
BalasHapusSelalu suka dengan gambar-gambarnya mba Tanti. Cakep-cakep, kayak bernyawa gitu gambarnya, jadi nagih tuk dinikmati.
BalasHapus.
Aku jadi belajar soal perbedaan kertas moleskin dan POD juga dari sini. Aku tadi berdecak kagum pas baca walaupun 70 Gsm tapi moleskin tidak tembus kalau dipakai gambar menggunakan cat air. Eh pas baca bagian harga, ya pantes bagus ternyata ada harga ada rupa huehehe
Cara corat coretnya bagaimana itu ya mbak? Gambar bisa bernyawa dan bercerita itu sesuatu ...
BalasHapusAku suka gambar juga mbak. Tapi kebanyakan sih di kertas2 lembaran gitu. Nggak pernah di notes khusus. Trus jadi kepikiran kl mau aku jadiin satu aja di satu buku. Tapi mungkin cari yang harganya lebih murah ya. Bagiku harga leuchtrum kemahalan. Hehehe
BalasHapus