SAYA BUKAN REMAHAN RENGGINANG




Tau pahlawan bakiak ngga?

Itu loh yang kalo ada masalah dikit lalu sok sok menengahi dan sesudah masalah selesai ternyata ... sebenernya ga ada masalah? Dan masalahnya malah lalu pindah ke dia?

Terus dia berkeluh kesah, karena "Sebenernya maksud gue baek, tapi kok malah gue yang dimusuhin sik?"

Atau tau kalimat,

"Da aku mah apa atuh. Cuman serpihan rengginang! Dah gitu di dasar kaleng Khong Guan pula,"


 "Gak apa-apa, buat diri saya gak usah dipikirkan. Gampang kumaha engke wae," 

 "Saya mau digimanain juga terserah, udah biasa hidup susah," 


Tahukah kamu, biar becanda tapi
kalimat-kalimat seperti itu akan terus terngiang dan menjadi sugesti. 

Alam bawah sadar mencatat bahwa kita tidak menghargai diri sendiri. 

Menghargai diri secara wajar atau sekadar manjakan diri itu boleh. Diri sendiri juga ciptaan Nya yang harus dijaga. 

Apakah kamu sudah menghargai diri sendiri? 

Lagipula, tahukah kalian betapa susah bikinnya dan mahalnya rengginang itu?

Coba kalau kamu lagi laper disuguhin berlian seonggok ama dilihatin kaleng Khong Guan isi rengginang.

Itu yang namanya ngelihat rengginang berasa ngelihat surga sepotong!

Back to laptop.
Konon,saat seorang muslimah dilahirkan, paling tidak dia sudah mengemban berbagai posisi penting.

Pertama, seorang muslimah mengemban amanah sebagai seorang hamba Allah SWT

  • Tugas kita dilahirkan ke dunia ini adalah untuk beribadah kepada-Nya. Ini sesuai dalam QS. Adz-Zariyat ayat 56 yang berbunyi, "Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” 


  • Ada juga di dalam QS Al-Baqarah ayat 21 dimana Allah SWT berfirman, “Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertaqwa."
Nah jelas banget kan di kedua ayat tersebut bahwa tujuan kita diciptakan-Nya adalah untuk mengabdikan diri kita kepada Allah. Bahkan Allah SWT memberikan tanggung jawab yang sangat besar yaitu dengan menjadikan manusia sebagai khalifah atau pemimpin di dunia ini. 

Yuk yuk.. buka lagi Qur'annya yuuuk...

Jadi hidup kita di dunia ini sudah Allah tentukan peran asasinya. Bahwa kita harus senantiasa beraktivitas dalam rangka beribadah kepadanya, baik ibadah dalam arti khusus (kaya shalat, puasa, membaca Al-Quran, bayar zakat, haji, dll), juga ibadah yang sifatnya umum alias luas (misalnya mulai dari tidur, makan, mandi, belajar, bekerja, dll). 

Semua kita lakukan dalam rangka beribadah kepada-Nya. Makanya sikap-sikap seperti ikhlas, sabar, syukur, selalu merasa diawasi-Nya, dan senantiasa memperbaharui niat dan taubat mesti kita tanamkan. 

 Apa? Susah?

 Gini loh. Cara kerja alam semesta itu ngga gitu.

Allah SWT  akan menilai usaha kita, proses kita, kesungguhan kita. Soal hasil, entah darimana datangnya sudah diatur dari Sononya.
Kedua, seorang muslimah memiliki kewajiban terhadap dirinya sendiri
  • Allah SWT kan sudah memberikan bekal kepada kita dalam bentuk fisik kita, akal kita, dan hati kita. Inilah yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Kenapa kedudukan kita lebih baik daripada malaikat sekalipun yang notabene-nya selalu patuh sama Allah, karena kita dilimpahi akal, hati, serta hawa nafsu. Ketiga komponen tersebut jika dapat kita maksimalkan potensinya maka akan memberikan dampak yang luar biasa.
  • Terhadap tubuh kita, kita berkewajiban menjaga kesehatan, kecantikan , juga menjaga dari hal-hal yang sia-sia. Yang sia-sia aja mesti dihindari, apalagi yang dilarang sama Allah.

    Lalu terhadap akal kita, kita wajib mengisinya dengan ilmu yang bermanfaat, baik ilmu agama, maupun ilmu lainnya. Bahkan saking pentingnya ilmu ini, dalam QS Al-Mujadalah ayat 11, Allah SWT akan meninggikan beberapa derajat orang-orang yang beriman dan berilmu di antara kita semua. 
    Selama nyawa kita masih ada, ga ada kata terlambat untuk belajar. Never too old to learn.
  • Lalu terhadap hati kita, kita wajib mengisinya dengan banyak-banyak mengingat Allah baik secara lisan, pikiran, dan perbuatan. Selain itu perbanyak membaca Al-Quran serta menjauhi maksiat juga merupakan cara kita dalam menjaga hati kita..
    "Ingatlah Allah, maka hati akan menjadi menjadi tenang.." itu janji Allah di dalam QS Ar-Ra'du ayat 28. Juga pentingnya mengingat Allah dapat dilihat di dalam QS Az-Zumar ayat 22 dan Al-Insan ayat 25. 


Ketiga, kewajiban muslimah kepada kedua orang tua

Bagi orang tua, anak ibarat pusat perhatian dan pertimbangan utama di dalam hidup mereka. Betapa orang tua selalu menginginkan yang terbaik bagi anaknya, meski seringkali anaknya melukai hati mereka .

Maka terhadap mereka, kita wajib berbakti, dengan mempersembahkan sebaik-baiknya bakti. Jika orang tua kita masih ada, maka inilah ladang amal syurga kita. InsyaAllah balasannya tidak hanya di dunia, tapi juga di akhirat. 

Beside that, mendoakan mereka di setiap kesempatan pun salah satu cara bakti kita kepada mereka. Maka minimal setiap habis shalat, kita wajib mendoakan mereka, "Ya Allah ampunilah aku dan kedua orang tuaku. Serta sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangiku di waktuku kecil." 
Kalau yang sudah memiliki penghasilan, sisihkan yang utama pertama kali untuk orang tua kita. It's not about how much we give them, because we never be able to pay their sacrifice, but it is about our attention towards them. Yakin deh justru rezeki kita akan berkah kalau kita berikan kepada orang tua kita. 
Bukankah di dalam QS. Al-baqarah ayat 215, Allah SWT menjelaskan bahwa infaq yang paling utama adalah kepada keluarga, termasuk kepada kedua orang tua kita.

Bagi yang orang tuanya sudah tidak ada, maka kewajiban kita adalah mendoakan. Mendokan dengan sebaik-baiknya doa. 


Karena semua amalan seseorang akan terputus jika sudah meninggal, kecuali tiga hal, salah satunya adalah doa anak sholeh. Maka, jangan pernah lelah untuk mendoakan mereka, insya Allah doa kita akan sampai kepada mereka. 

Keempat, kewajiban terhadap suami

Jadi memang perempuan dan laki-laki diciptakan untuk saling melengkapi. Saat ijab kabul terucap, lepaslah tanggung jawab seorang ayah terhadap anak perempuannya. Dalam waktu bersamaan, sang suamilah yang menanggung beban berat tersebut. 


Makanya kenapa di dalam Al-Quran, menikah disebut juga sebagai "mitsaqon gholidzo" alias ikatan yang kuat. Ini bukan semata-mata tentang status. 

Seorang perempuan menjadi istri, dan laki-laki menjadi seorang suami. Tetapi jauh lebih dari itu. Pernikahan merupakan ikatan yang teramat kuat karena tidak hanya untuk di dunia tetapi juga menentukan kelak bagaimana posisi kita di akhirat.

Bagaimana tidak. Di dalam hadist Ibnu Hibban, Rasulullah SAW menjelaskan bahwa syarat seorang wanita masuk syurga "hanya" empat. Dan keempatnya mesti dilakukan secara bersamaan, tidak boleh ditinggalkan salah satunya. 


  • Pertama, melakukan shalat wajib 
  • Kedua melaksanakan puasa di bulan Ramadhan
  • Ketiga, menjaga pergaulan n menjaga akhlaknya 
  • Keempat taat dan patuh kepada suami dalam rangka menjalankan kepatuhan kepada Allah SWT

Rasulullah SAW bersabda, "Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baiknya perhiasan adalah istri yang salehah." (HR. Muslim, Nasa’I dan Ahmad)

Masya Allah

PS.
Bagi yang belum menikah, saya doakan segera bertemu jodoh terbaiknya di dunia dan akhirat. Aamiin :)

Kelima, peran seorang Muslimah terhadap anak

Menjadi seorang ibu adalah sebuah anugerah sekaligus ujian sepanjang hidup kita. Anugerah jelas karena keberadaan anak dapat membuat hati kita merasa tenang dan bahagia, apalagi jika anak-anak kita menjadi anak-anak yang soleh dan shalihah.

Sekaligus menjadi ujian adalah terkait bagaimana kita menjaga dan mendidik anak-anak kita. Perlu kesabaran dan keluasan hati yang luar biasa selama proses tersebut. And it lasts until we die. 


Ga ada yang namanya pekerjaan sebagai seorang ibu itu pensiun. Menjadi seorang ibu adalah pekerjaan seumur hidup, meski tentunya dalam konteks dan kontribusi yang berbeda tergantung usia dan kondisi anak kita.

Iman tidak dapat diwarisi. Karenanya, perlu usaha dan kerja keras untuk membentuk kepribadian anak-anak kita agar sesuai dengan apa yang Allah SWT ridhoi. Maka asupan dan input agama dalam mendidik anak adalah ilmu yang sangat penting. 


Lebih spesifik lagi, peran muslimah adalah sebagai madrasah pertama bagi anak-anak kita. Tapi tentunya peran tersebut harus dilakukan secara harmonis dengan suami. 

Jika ibu adalah madrasah pertama bagi anak, maka bapak adalah kepala sekolah dari madrasah tersebut. Keduanya memiliki peran yang teramat penting 

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At Tahrim: 6)
Bagi yang menikah tetapi belum memiliki anak, saya doakan semoga Allah SWT menganugerahi keturunan yang soleh dan shalihah. Aamiin

Terakhir, seorang muslimah memiliki peran terhadap masyarakat.

Seorang muslimah harus berperan di dalam kehidupan bermasyarakat. Menjadi pribadi yang senantiasa menebarkan manfaat, menjadi pelopor dalam kebaikan dan amal sholeh, aktif berpartisipasi dalam kegiatan dakwah, memberi contoh dan teladan yang baik bagi masyarakat.

Nah...

Jadi....

*Cape abis nulis panjang :D

Kalau kita ada niat mau ngomong, "Da aku mah apa atuhlah cumaaa....."

STOOPPPPPP!! *tiup peluit punya abang tukang parkir*

Inget lagi tentang peran yang sudah Allah amanahkan .

Kita adalah hamba-Nya, yang (insyaAllah) dicintai-Nya.

Yang telah diciptakan-Nya dengan maksud dan tujuan yang sangat besar. Menjadi pemimpin di alam raya ini. Diamanahkan untuk memanfaatkan dunia dan segala isinya dalam rangka beribadah kepada-Nya.

Kita adalah pemimpin bagi diri kita sendiri. Yang telah Allah berikan begitu banyak potensi baik fisik, akal, dan pikiran. Yang membuat kita paling spesial di antara makhluk lainnya. Inget: Yang paling spesial kaya martabak manis coklat keju di air mancur.. *apadeh ini lagi laper*

Kita adalah anak dari orang tua kita. Yang dapat memberikan hadiah syurga bagi orang tua kita kelak jika kita dapat menjadi anak-anak yang soleh dan solehah. We mean the world to them. Kita adalah alasan kenapa Ayah kita rela berpeluh untuk mencari rezeki halal. Kita adalah alasan mengapa ibu kita rela manahan sakit untuk melahirkan kita. We are the reasons why they can sacrifice that much.

Kita adalah seorang istri yang dapat menyejukkan hati suami kita. Menjadi pelengkap agama suami kita. Kita memiliki pengaruh besar bagaimana suami kita berakhlak, mencari rezeki, dan memiliki peran di masyarakat.


Kita adalah ibu dari anak-anak kita. Kita adalah pendidik pertama bagi mereka. Bagaimana anak-anak kita kelak, sangat tergantung bagaimana kita mendidik mereka. Doa kita adalah mustajab buat mereka. Allah sendiri yang menjamin hal tersebut.

Dan kita adalah bagian dari masyarakat. Masyarakat dari yang terkecil hingga level internasional.

Kita harus berkontribusi dengan apa yang kita miliki. Manfaat kita ditunggu untuk menghasilkan masyarakat madani.

See?

We are not nobody. Because we are somebody to many people, even to our Creator.

"Da aku mah apa atuh.. Cuma bubuk rengginang di kaleng Kong Guan."

BUKAN. Kita adalah rengginangnya. Rengginang yang enak, apalagi kalau di makan pas lebaran... Kalaupun ada bubuknya menunjukan bahwa rengginang tsb sudah berkontribusi dalam perut manusia.. *analogi yang aneh :D

"Da aku mah apa atuh dibanding dia.. Cuma remahan kerupuk di piring ketoprak.."

BUKAN. Kita adalah kerupuk yang kriuk, kalau pun jadi remahan menunjukkan eksistensi kekrispian dari kerupuk tsb. Lagian kalau ga ada kerupuk, ketoprak jadi ga enak.. *analogi yang makin aneh. Ketauan kalo lagi laper :p

Hehehe...

Pada intinya, saya sedang menasihati kepada diri saya sendiri untuk terus bersyukur dan terus berusaha amanah di dalam menjalankan peran di dunia ini. InsyaAllah...

"Da aku mah apa atuh..."

Sok pikirin lagi sebelum mau bilang itu :D

36 komentar

  1. Jadi ngebayangin rengginang mak...meskipun remahan..kalo rengginangnya enak..tetap dipungutin..dicari sampe ke sudut kaleng..wkwkwk... Trims remindernya mak...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahha itu gue banget kakaaaak.. kalo ngorek kaleng cari serpihan rengginang tu nikmaaat

      Hapus
  2. Shiaaappp!!
    Selalu senang dengan kontemplasi ala mak Tanti.
    Semoga kita semakin bisa menghargai value diri ini, dan bersyukur atas segala nikmat yg Allah berikan ya
    --bukanbocahbiasa(dot)com--

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amiiin .. semoga ga bosen ya soalnya kadang blog ini isinya curhat semuaaaaa

      Hapus
  3. Setuju mbaaa, memang suka agak nggak enak kalau ada yang bilang, "Aku mah apa atuh cuma bla bla bla." -- seperti rasanya mendengar seseorang nggak menghargai dirinya sendiri. Ada juga yang sering bilang, "Gue mah apa deh cuma sobat misqueen." -- itu sering sekali terjadi di sekitar saya, hehehe. Biasanya kalau teman dekat yang bilang langsung saya ingatkan untuk nggak bilang seperti itu karena ucapan kan doa, better bilang sobat kaya atau yang positif lainnya :D HEHEHE.

    Post mba super bermanfaat dan mengingatkan saya juga untuk nggak sembarangan asal ucap walau niatnya becanda, karena kadang bisa saja jadi kenyataan. Lebih baik kita berucap yang baik-baik saja :P walau kadang saya juga masih sering keceplosan, tapi mau terus belajar. Terima kasih mba untuk sharing-nya. Selalu bermanfaat <3

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah kalo bisa saling mengingatkan. Soalnya beneran itu ucapan dan doa saling menjalin

      Hapus
  4. Aku tetap pilih seonggok berlian dong.. Seonggok gitu lho.. Hahaha..
    Aku ga pernah sih bilang hal2 yg bermaksud merendah seperti itu. Ya, kita harus bisa menghargai diri sendiri ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setujuuuu
      Mending jadi serpihan berlian ah berkilauan

      Hapus
  5. Duh, pas banget lagi merasa stagnan dan nggak ada kemajuan apa-apa. Trus mulai merasa nggak berarti karena semua dibuat selow. Nulis selow, apa-apa selow karena full sm urusan domestik. Trus merasa nggak ngapa-ngapain. Duh, thanks for remind me ya, Mbak. Ternyata peran kita ini besar tapi seringkali tidak terlihat besar di mata kita sendiri.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya itu memang permainan pikiran dan tugas setan lah yang mengisik isik hati agar merasa RENDAH DIRI - MINDER WARDEG - DLL DLL

      skip energi negatif oke Aisyah sayangkuuuuu.. SEMANGAAAATTTTTT

      Hapus
  6. alhamdulillah aku adalah rengginang di kaleng khong guan yang tengah dinantikan oleh mereka yang tengah lapar hehehe...
    alhamdulillah menjadi diriku hari ini, semoga Allah ridho dan selalu membersamai langkahku untuk selalu menggapai ridhoNya amiiiin

    BalasHapus
    Balasan
    1. bersyukuuuur bersyukuuuurrr dan bersyukuuurrrr ya Ophiiiiie

      Hapus
  7. aku suka yang terasi mak Tantiiii hihi
    mbaa, ah aku bacanya seneng. Aku baru mulai buka laptop lagi hihi perbayian sudah pada lelap. Mba Tanti kan pernah ke rumah mba Achi TM ya. Rumah aku deket banget dari situ. Mampir ya klo ke dkt sini lagii
    iyaya jadi ibu memang nggak bisa pensiun. Klo kita datengin, ibu selalu masakin.. banyak

    BalasHapus
    Balasan
    1. samaaaa Uci... eh benar ya, iya nanti aku main ke rumah Aci dan dirimu yaaa

      Hapus
  8. mba... rasanya mau peluk langsung setelah membaca postingan ini. Bener banget manusia makhluk ciptaan Allah yang sempurna karena diberikan Akal, Perasaan dan Fisik yang sempurna. Karena itulah manusia diciptakan untuk menjadi khalifah di bumi ini

    BalasHapus
    Balasan
    1. alhamdulillaaaah ya Allah, semoga kita saling mengingatkan yaaa Aiiiieeee

      Hapus
  9. Rengginang memang enak, aku paling suka makan pake nasi alias buat lauk hahaha. Baca postingan bikin aku kembali berpikir, jangan pesimis lakukan apa saja yang kamu mampu dan banggalah dengan dirimu sendiri karena ngak semua hal di dunia ini bisa kamu raih, yang penting jangan putus asa dan berhenti berusaha, jadi manusia, putri dari orangtua walau sudah almarhum, istri, dan ibu, yang terbaik dan sebaik-baiknya.

    BalasHapus
  10. Hehehe.. aku nih kadang suka ngomong "da aku mah apa atuh" padahal yang dibandinginnya juga sama-sama manusia ciptaan Allah ya mba. Iya ya, emang betul kita ini diciptakan karena ada perannya di bumi. Eh itu untuk doa jodohnya aku Aamiinkan untuk diri sendiri juga haha.

    Semoga kita semua selalu berada di jalan Allah.

    BalasHapus
  11. Nah itu dia, sebenernya perempuan itu punya peran dan tanggungjawab yang besar di dunia. Jadi kalau selama ini disibukkan dengan aktivitas unfaedah seperti bergunjing, sungguh sangat sia-sia..karen waktu 24jam itu singkat banget kalau dipakai buat berkarya

    BalasHapus
  12. Aku malah jadi kepengen rengginang malahan... Tapi ini bener sih mak, akupun suka sebel sesungguhnya sama orang yang suka ngomong gitu. Kadang mikir "lah kok cetek amat sih pola pikirnya disamain sama rengginang" hahahahaa

    BalasHapus
  13. Sukaaak deh sama nasihatnya mak neng Tanti. Aku setuju bahwa kebanyakan orang kita sering merendah dan terkesan kurang pede untuk menghargai diri sendiri. Padahal orang bule-bule itu meski biasa aja tapi mereka pede banget memperlihatkan nilai jual dirinya. Mulai sekarang kudu tanamkan mindset bahwa setiap diri kita unik

    BalasHapus
  14. Baru tadi pagi di kantor makan rengginang, karena dikasih pengunjung. Rengginang mah enak, gurih, banyak disukai orang. Jadi kalau ngokong aku mah cuma rengginang dalam kaleng khong guan semoga jatuhnya sugesti positif yak. btw tulisan yang bagus mbak :)

    BalasHapus
  15. Mba Tantiii.. suka sama tulisannya. Inspiratif bangeet. Besok berarti harus optimis bilang, "ah saya mah cuma seonggok berlian yg selalu disukai org banyak dan berharga" eeeaaa naikin mutu. Memang harus optimis ya, Mba. Karena ucapan dan pikiran itu kadang bisa menjadi doa buat diri kita.

    BalasHapus
  16. Rengginang yang satu ini mah kece berat. Makasiiih ya mba udah diingatkan all those good things

    BalasHapus
  17. Iya bnget bngt mbaa,, ucapan itu doa mangkanya aku selalu berusaha utk berucap baik baik itu utk diri sendiri, anak juga k org lain

    BalasHapus
  18. Yes, kita memang harus menghargai diri kita.
    Kalau kita aja selalu "menggampangkan"diri kita, gimana dengan orang lain?

    BalasHapus
  19. bisa aja sih Mba, rengginang sih aenak apalagi yang tinggal dimakan, sedap nya. btw harus yakinlah sama Allah, bahwa kita diciptakan sangat istimewa dan berbeda.

    BalasHapus
  20. Masya Allah, makasih sharingnya mbak, menginspirasi dan bikin antusias berbuat lebih baik

    BalasHapus
  21. Masya Allah Adz Zariyat 56, ingat banget terus. Memang benar mba, harus ingat manusia hidup ada tujuan, yaitu menyembah Allah. Inspiring tulisannya jadi sekalian baca ilmu agama.

    BalasHapus
  22. Inspiratif banget mbak Tanti, membaca judulnya agak membatin juga, Saya bukan remahan Rengginang (SBRR) wah mak tanti kayaknya mau curhat nih, kepo dong. aih ternyata sarat ilmu curhatannya. makasih mak jadi diingatkan akan amanah amanah di dunia. semoga kita bisa mengembannya dengan baik ya mak, tanpa bilang, aku mah apaa sih ... cuma remahan rengginang, stop deh sebelum ditambahin pecel atau karedok wkwkk

    BalasHapus
  23. Dulu kadang ku suka begitu apalah remahan regginang. tapi sekarang berusaha untuk berkata yang baik aja, dan selalu semangat dalam segala hal. Makasih tulisan mak.

    BalasHapus
  24. Nuhun, kak...
    MashaAllah~

    Memang jadi perempuan itu harus bangga tapi tetap menjaga di koridor aturan-aturan Islam yang penuh hikmah kebaikan yaa..kak.

    BalasHapus
  25. Masyallah mba inspirasi banget yah dan aku dulu sering berpikiran aku mah ga ada apa2nya. Tapi alhamdulillah suami yang selalu support pasti u bisa menjadi terbaik

    BalasHapus
  26. Setuju mak...jgn merendahkan diri sendiri ya . Sedikit pede jd bawaan optimis n yakin dengan kemampuan diri. Jgn pernah merasa jd remahan rangunang heheh

    BalasHapus

TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA BLOG NENG TANTI (^_^)