"Neng, mau permen gak?"
Della temanku datang. Di tangannya ada beberapa butir permen. Yang sebagian pake bungkus, dan beberapa butir terbuka begitu saja.
Dengan pede,
aku mengambil yang masih ada bungkusnya.
Lha iya, kan aku gak tau, itu tangan keringetan apa enggak. Apakah dia sudah cuci tangan apa belum. Lha mosok makan permen gula asem tapi ada tambahan bonus kecut keringet! Ihiiy!
Della nyengir.
"Emang kenapa neng, lo ngambil yang itu? Kenapa nggak yang ini aja? Ini enak loh, kenyal dan asem manis, rasa buah,"
Aku mendelik.
Kubuka bungkus permen dan memakan sebutir permen karamel.
Della nyengir lagi.
"Nyengir mulu lo, entar jemuran penuh buat ngeringin gigi," kataku.
"Ya, kirain lo maunya yang tinggal ngemplok," jawabnya. "Kan lebih mudah, gitu!"
Kubuka bungkus permen dan memakan sebutir permen karamel.
Della nyengir lagi.
"Nyengir mulu lo, entar jemuran penuh buat ngeringin gigi," kataku.
"Ya, kirain lo maunya yang tinggal ngemplok," jawabnya. "Kan lebih mudah, gitu!"
Itulah kita, kita sebenarnya mau permen itu, tapi tidak mau bungkusnya. Tapi kalau tidak ada bungkusnya juga tidak mau terima.
Begitu juga Allah. Dia Yang Maha Memberi Rezeki dengan cara yang selama ini tidak kita ketahui, makanya menjadi rahasia bagi banyak orang.
Begitu juga Allah. Dia Yang Maha Memberi Rezeki dengan cara yang selama ini tidak kita ketahui, makanya menjadi rahasia bagi banyak orang.
Allah memberikan rezeki dan membungkusnya rapat-rapat dengan sesuatu yang malah tidak kita butuhkan. Tidak kita suka.
Baca juga :
Jurus Jitu Menjadi Kaya Ala Crazy Rich Indonesian
Apakah yang tidak kita sukai itu?
Masalah kehidupan kita.
Cobaan-cobaan yang tidak kita suka.
Padahal di balik hal yang tidak kita suka itu, Allah menyimpan rezeki-Nya yang sangat indah.
Baca juga :
Jurus Jitu Menjadi Kaya Ala Crazy Rich Indonesian
Apakah yang tidak kita sukai itu?
Masalah kehidupan kita.
Cobaan-cobaan yang tidak kita suka.
Padahal di balik hal yang tidak kita suka itu, Allah menyimpan rezeki-Nya yang sangat indah.
Hal ini sesuai dengan hadis Nabi Saw:
Proses pemberian rezeki itu, seperti kurir pembawa paket ke rumah. Saat ada paket, kita dengan senang hati menandatangani paket itu dan penasaran dengan isi yang ada di dalamnya.
Man yuridillahu bihi khoiron yushib minhu – barang siapa yang ingin diberikan kebaikan oleh Allah, akan diberi musibah terlebih dahulu. (HR. Bukhari Muslim)
Proses pemberian rezeki itu, seperti kurir pembawa paket ke rumah. Saat ada paket, kita dengan senang hati menandatangani paket itu dan penasaran dengan isi yang ada di dalamnya.
Begitu juga dengan malaikat pembawa rezeki, Mikail. Beliau membawa paket-paket rezeki dengan bungkus yang indah. Lalu, beliau datang kepada kita, tapi ternyata kita mengusir malaikat Mikail yang sudah susah payah membawanya untuk kita.
Bungkus yang indah itu tidak kita butuhkan, padahal sepaket dengan rezeki yang datang.
Ketika kita mengatakan :
“Yaah kok hujan, siiih!”,
“Yaaah macet lagi!”,
“Yaah saya kok digituin temen saya sendiri!” sambil menyesal dan mengeluh.
Padahal itulah "bungkus rezeki" yang dibawa malaikat Mikail, dan akhirnya beliau pergi begitu saja, tanpa memberi isi rezeki kepada kita.
Mana tau, perjalanan kita ditunda dengan macet, saat Allah ingin menghindari kita dari kecelakaan di jalan.
Mana tau, saat hujan itu, Allah sedang bantu bersihkan genteng rumah kita yang kotor dan berpotensi ada bakteri di dalam debunya.
Mana tau, saat "digituin temen sendiri" itu, kita sedang diselamatkan dari sebuah fitnah karena dia hobi ghibah.
Berbaik sangka, karena itu baik buat kesehatan .. hi hi
Ketika kita mengatakan :
“Yaah kok hujan, siiih!”,
“Yaaah macet lagi!”,
“Yaah saya kok digituin temen saya sendiri!” sambil menyesal dan mengeluh.
Padahal itulah "bungkus rezeki" yang dibawa malaikat Mikail, dan akhirnya beliau pergi begitu saja, tanpa memberi isi rezeki kepada kita.
Mana tau, perjalanan kita ditunda dengan macet, saat Allah ingin menghindari kita dari kecelakaan di jalan.
Mana tau, saat hujan itu, Allah sedang bantu bersihkan genteng rumah kita yang kotor dan berpotensi ada bakteri di dalam debunya.
Mana tau, saat "digituin temen sendiri" itu, kita sedang diselamatkan dari sebuah fitnah karena dia hobi ghibah.
Berbaik sangka, karena itu baik buat kesehatan .. hi hi
Sudah berapa banyak dalam kehidupan kita, kita mengusir malaikat mulia Mikail, yang membawa rezeki untuk kita?
Semoga Allah memberikan kebahagiaan, kemudahan kelancaran rejeki dan kemuliaan kepada semua yang baca blog ini. Aamiin
Masyaallah analogi yang bagus. Bungkus yang mestinya kita pilih walau tidak dibutuhkan
BalasHapusterima dengan segala konsekwensinya ya mbak
HapusSubhanallah
BalasHapusAlhamdulillah hadist nya jadi sebuah pencerahan
Alhamdulillah makasih yaaq
HapusMak Tanti, artikel ini related bgt dgn kondisi yg aku alami saat ini. Sedang ada bebrapa ujian yg menerpa. Nyaris tiap malam, mata saya bengkak gegara nangis. Lalu aku pasrahkan semua pada Allah. Karena kita harus ridho atas semuaaaaaa skenario yg Allah gariskan.
BalasHapusMakasiii Mak.
Subhanallaaah alhamdulillaaah Nurul Bukan Bocah biasa... dengan branding name yang "Bukan Bocah Biasa" itu, sebenernya Allah juga sudgh kasih sinyal sangat kuat bahwa rejekimu - takdir mu - cita citamu memang TIDAK BIASA DAN BAHKAN LUAAARRRR BIASAAAA amiiinnn
Hapuspeluk Nurul sayang
Waduh mbak, jleb banget... Semoga kita semua menjadi hamba Allah yang selalu bersyukur ya...
BalasHapusAmiin yaa Allah
Hapusaku sedang ngurangin 'omelan' ngga penting ini Lia di jalan raya terutama
Kayak barusan banget kejadian ma saya. Sempat agak ngedumel dikit karena hujan deras turun di saat mau berangkat ke mall.
BalasHapusSeketika langsung istigfar dan berdoa minta hujan turun yang berkah. Ingat selama ini saya udah lama menantikan hujan turun. Giliran dikasih hujan langsung ngedumel. Duuuuh, masih ada aja nih saya khilafnya
Masya Allah.. kemaren kita kepanasan terus minta musim hujan, pas hujan kita juga ngomel karena jemuran gak kering dan becek
HapusYuk yuk.. kurangin ngomel
OMG ini aku makjleb banget mak Tanti baca ini. Tapi satu sisi memang pas hujan mellow banget. Tapi selalu tetap berusaha untuk berdoa
BalasHapusIni sebenernya tamparan keras buat diri sendiri sih Alida, iya mellow tapi nyenyak bobo, bisa lihat pelangi, dan bisa makan sepuasnya susu coklat hangat yaaa hihi
HapusAamiin, tulisannya di sampaikan dengan analogi yang mudah dipahami jadi maksud bisa diterima lebih mudah juga. Terimakasih selalu di ingatkan untuk bersyukur ya mak, apapun itu
BalasHapusMakasiiih Retno, ini bahasa sederhana karena tujuannya buat njewer kupingku sendiri kok wkwkwkwkk
HapusLah iya ya, bener juga mbak kenapa aku baru tersadar kalau ditawari sesuatu yang tidak terbungkus gitu langsung mau dan langsung makan. Makasih ya mbak sudah mengingatkannya.
BalasHapusHa haaa... ada yang suka makan langsung, ada yang suka pake bungkus ya, Chie.. hidup itu pilihan
HapusMenjadi pengingat banget bagi saya untuk selalu bersiap menghadapi apapun bungkus rejeki yang akan datang.
BalasHapusamiin alhamdulillaah saling mengigatkan yaa jeng Lina
HapusInspiratif mb ..suka dengan analoginya. Memang baiknya kita selalu berbaik sangka ya kepada Allah...
BalasHapusIya mbak, karena ternyata MalaikatNYA datang dengan membawa bungkusan
HapusSip mba, thanks diingatkan... aku juga sering berburuk sangka dengan kuasa-Nya dan lupa bersyukur..
BalasHapusamiin alhamdulillaah saling mengigatkan yaa
HapusYa Allah ke jitak aku baca ini, Kita terlalu banyak mngucapkan ya ilah... Yahh.. dan yahhh.. ngedumel terus hidup gak Ada Rasa syukurnya.. mkash mba Tanti sdh mengingatkn smoga kt termasuk org2 yg bersyukur
BalasHapusiya yaaa kita tuh hobi banget ngeluh dan itu dilarang!
HapusYaaah... kok macet siiiih
Yaaaah.. kok hujan siiiih
Yaaah.... kok dia gini gitu ke akuuuu
padahal saat kita syukuri apa saja yang terjadi, ada hikmah sangaaat indah dan rejeki sangaaat berkah
Omigod tulisannya bikin tentrem ati hahaha, pas banget lagi ngrasa cuapeekk banget maaakk hahaha :D
BalasHapusIyasih pdhl udah pasti ketetapan-Nya di balik kesukaran ada kemudahan ada jalan keluar dr tiap masalah :D
Waaaah ... really? Alhamdulillah kalo gitu April
Hapusemang kadang lelah "buka bungkus" ini permen ya tapi di baliknya ada yang manis dan enak
Aah. Bener banget ini. Allah memang selalu mengatur rejeki dg seni yg dikehendakinya. Tinggal kita yg harus berusaha memahami dan mensyukurinya ya mba. Thanks remidnya
BalasHapusMasya Allah terimakasih jugaaaaa
HapusParadoks permen ini juga bisa buat pakaian ya, Mba. Terutama jilbab. Kita memilih permen dibungkus karena kita orangnya bersih, tapi kalau orang yang ga peduli kebersihan alias jorok akan cuek aja dengan bungkus kebuka, yang penting dia suka permennya.
BalasHapusMaka orang2 yang cuek aja dengan wanita berpakaian terbuka, pasti dia itu orang yang jorok dalam hidupnya. Tapi bagi yang bersih, akan memilih wanita tertutup yang isi didalam pakaiannya hanya milik dia.
nah iyaaa bener, kadang yang dibungkus rapat biar gak dirubung lalat hehehee
HapusAmiin yng kenceng moga2 rejeki lancar walau liat bungkusnya ga jaminan lancar.
BalasHapusAmiiiin tabarakallaaahu Echaaaa
HapusAamiin, semoga Allah memberikan kebahagiaan, kemudahan kelancaran rejeki dan kemuliaan kepada kita semua ya, Mbak
BalasHapusamiin alhamdulillaah saling mengingatkan yaa
HapusTabarakallahu...
BalasHapusBarakallahu fiik, kak Amel uda diingatkan.
Kadang manusia suka terburu-buru menilai dan terlalu reaktif terhadap sesuatu.
Jadi ingat kalau semuanya mesti sabar.
ALhamdulillaaah
Hapusiya juga ya
Astaghfirullah... ternyata dalam keseharian kita masih banyak ya menutup pintu rejeki kita sendiri dengan banyak mengeluh. Terima kasih lho mba udah diingatkan melalui kisah ini.
BalasHapusamiin alhamdulillaah
Hapuskita saling mengingatkan yaa melalaui tulisan jeng Uniek
Aku pernah mba di PHK tapi malah senang. Karena memang sikonnya waktu itu pengen keluar tapi nggak tau alesannya apa. Allah Maha Baik doaku dikabulkan dan buat aku itu rejeki nomplok. Di sisi lain orang-orang liatnya 'kasian' gitu sama aku. Tapi justru aku malah senang, karena kalau nggak begitu mungkin aku ga bakalan kayak sekarang bisa keluar dari zona nyaman. Hehe.
BalasHapusAduuuh pecutan nih buat aku mak, biar nggak kebanyakan sambat! Sedih sih emang kalo pas ngerasa idup tuh kek susaaaaaaaaaaaah terus. Makanya pengelolaan konflik hidup bener2 harus mateng biar nggak gampang patah semangat. InsyaAllah kalo usaha, Allah bakal ngasih rejeki yang memang sudah jadi hak kita :D
BalasHapusKalau ga bersyukur semua terasa kurang aja huhu apalagi kalau kebnyakan ngeluh
BalasHapusMasyaa Allah tabarakallah. Baca ini langsung banyak istiqfar. Jadi keingat berasa banget kufur nikmat akhir-akhir ini hanya karena doa-doaku belum dikabulkan. Mungkin aku sendiri yang nggak sadar sudah dikasih rejeki tapi teralihkan gara-gara 'bungkusnya' T_T
BalasHapusKeren bgt sih analoginya. Bikin kita jd lebih paham ama konteks nya. Pesannya jd nancep bgt di hati
BalasHapusAamiin yaa Rabb. Terima kasih pencerahannya Mom. Memang terkadang kita tak menyadari dan tak bersyukur atas nikmat yang disediakan oleh Allah SWT, sibuk mengisi hari dengan keluhan-keluhan saja.
BalasHapusKeren postingannya! pembahasannya menarik sekali..
BalasHapusterimakasih atas ilmunya, sehat selalu untuk kita semua :D
BalasHapusThe shocking article is very well written
BalasHapus