"Dulu, mimpi kami kecil. Tendangan kami pendek.
Seperti gang sempit di kampung kami.
Hingga satu hari, dia datang. Saat tempat bermain kami menyempit, dia membawa kami ke lapangan yang lebih besar.
Saat cita-cita kami mengecil, dia menunjukkan cita-cita kami bisa lebih tinggi. Bahkan saat kami hampir kehilangan harapan, dia percaya untuk kami selalu ada jalan!
Kami jadi punya mimpi besar di masa depan, dan kami jadi percaya
di dalam diri kami ada kekuatan. Agar kami bisa menendang lebih jauh, dalam pertandingan yang lebih besar."
Tepuk tangan membahana di teras rumah Wafi sore itu. Wajah empat bocah laki-laki itu terlihat sumringah. Ya, mereka baru saja mendengar tayangan tentang Biskuat Academy dari satu-satunya hape android milik kakak Wafi.