CEWEK MAMBA DAN DUA SISI CITAYAM FASHION WEEK


        Ketika Pemprov DKI Jakarta menyiapkan ruang terbuka hijau baru bernama Taman Dukuh Atas - di Jalan Sudirman, mereka pasti tak menyangka bahwa satu ketika kawasan ini akan viral dengan skala dunia!
  
Sebagai ruang publik, Taman Dukuh Atas  Jakarta Pusat Transit Oriented Development (TOD) adalah kawasan transit untuk berpindah moda transportasi.  

        Area Taman Dukuh Atas hanya terlihat ramai seperti terminal biasa, dan orang-orang yang keluar dari bus Trans Jakarta atau commuter line,  akan berjalan cepat karena melintas dari stasiun MRT Dukuh Atas  ke stasiun KRL  Sudirman atau sebaliknya.

AESTHETIC SPOT SEJAK MULA




        Lantas bagaimana ceritanya, hingga sekarang kawasan ini menjadi tempat yang viral? 

        Dimana saja tempat atau spot foto yang estetik, dan dianggap memiliki sudut-sudut yang instagramable?

        Kujawab satu persatu hasil ngulik sana sini yaaa... Karena jujurly, aku pun kepo!

        Nah, konon sebelum ramai istilah SCBD dan Citayam Fashion Week, area Taman Dukuh Atas memang sudah "content-able" dari awal. Para street photographer, dan selebgram sering datang ke area ini untuk membuat foto-foto menarik.

Salah satu spot menarique : Di tangga!
     

Kukutip dari YouTube Talkpod Surya Insomnia dan Indra Jegel, awal mulanya adalah Bara Ze -seorang content creator yang karena pandemi kehabisan ide dan akhirnya mewawancarai anak-anak (street interview) yang nongrong dan berkeliaran di sekitar Stasiun Sudirman - flyover Dukuh Atas.
Bara mengunggah video-video pendeknya ke Tiktok, dan karena viral, muncullah nama-nama seperti Nadia dan Tegar, Jeje Sasinem (sana sini nempel) dan Kurma serta Bonge (ini singkatan Bojong Gede loh)  yang ditonton hingga 118 juta viewers!

        Kini, sejak viralnya anak-anak remaja Citayam, Bojonggede dan Depok nongkrong di area Dukuh Atas-Sudirman ini, seolah tak ada kata sepi di kawasan ini. Outfit para remaja daerah penyangga itu dinilai unik sehingga melahirkan ide catwalk jalanan bertajuk Citayam Fashion Week.

        

Citayam Fashion Week, Harajuku Indonesia?



        Dengan suguhan utama anak-anak muda yang melenggak-lenggok ala model, di atas catwalk berwujud area penyeberangan atau zebra cross fixed sih, area ini akan menjadi sangaaat populer!

       Lihat saja, di antara kerumunan itu terdapat banyak sekali para konten kreator, selebgram, tiktokers, hingga awak media mainstream ternama yang tengah melakukan pemotretan maupun sesi wawancara.

        Sebagian bersiap mengabadikan momen dengan ponsel pintar, tapi .. ada juga loh yang nenteng kamera besar pro harga selangit, lengkap dengan tripod dan ringlight! Jangan heran ygy,  saat ini fokus kita adalah tentang pembuatan konten di kawasan Taman Dukuh Atas!

        Bahkan, baru-baru ini, dua orang Gubernur melenggang dengan pede di catwalk tersebut! Tak kurang sang Gubernur DKI membawa Pimpinan Bank Eropa, dan idola milenial, Kang Emil aka Ridwan Kamil yang tampil sangaaat keren!




Rasanya tepat jika dikatakan, Citayam Fashion Week - SCBD ini sebagai pesaing Harajuku di Jepang!

Bagaimana Nasib Anak-anak Citayam - Bojonggede -Depok?

Sumber : CNN Indonesia


Seiring membeludaknya pengunjung di area TOD Dukuh Atas, dan berbondongnya konten kreator datang, masih adakah ruang bagi anak-anak Citayam, Bojonggede dan Depok di kawasan tersebut?

       Dengan berbekal outfit kece, anak-anak ini
tampil mencolok seperti mengenakan kemeja flanel oversize, celana model 90-an seperti boot cut atau cutbray, sneakers klasik, croptop, aneka topi.

        Yes, bisa ditebak, dengan viralnya tempat ini, mulai tergerus dengan ekspresi berbau komersialisasi ala anak-anak ibu kota. Bahkan anak Jaksel yang identik dengan kelas menengah ke atas, dituding ikutan "bermain di area bermainnya anak-anak dari daerah penyangga". 

Aaaah.... 

        Sebagai ruang publik, sebenarnya siapapun berhak datang ke kawasan Dukuh Atas ini. Siapapun juga berhak berekspresi di sini asal masih dalam tataran yang tidak melanggar aturan.

        Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menegaskan bahwa ruang publik termasuk taman di kawasan Dukuh Atas, Sudirman, adalah milik semua warga termasuk remaja asal Citayam dan sekitarnya.

Pernyataan itu disampaikan untuk membela keberadaan para remaja dari Citayam dan Bojonggede, Bogor yang kerap nongkrong di tempat itu.


Created by the poor, stolen by the rich

        Bukan netijen Indonesia jika tak ada love and hate speech. Apalagi, selalu ada dua sisi yang bertentangan hadir menyertai sebuah fenomena!

Yuk kita tengok beberapa sisi tersebut!

  • Sisi positif Citayam Fashion Week
  1. Area Taman Dukuh Atas kini menjadi tujuan dari segenap penjuru dan dari berbagai lapisan serta strata. Mulai dari  artis, pesohor, lifestyle dan travel blogger  hingga pejabat untuk numpang eksis. 

  2. Menaikkan omzet pedagang asongan di sekitar tempat itu yang konon naik berkali lipat. Juga keuntungan para pemilik kafe dan resto di sekitarnya!

  3. Para konten kreator menangguk untung yang tak sedikit, karena pemanfaatan media sosial dan karena memproduksi konten dari fenomena Citayam Fashion Week.


  • Sisi negatif Citayam Fashion Week

    Yah, ibarat "dosa" makan mie instan goreng tengah malam gitu deh... yang nikmat banget karena pake bakso, irisan cabe rawit dan tomat tapi terus mikir timbangan naik, ngga ya!
  1. Label Citayam Fashion Week dengan peserta non-Citayam yang kian banyak, mestinya juga disadari oleh publik. Jangan sampai ketika ada kejadian tak diinginkan, yang tercoreng justru tetap anak-anak Citayam.

  2. Jujurly, kegiatan fashion show di jalanan ini sebenarnya beresiko. Dengan menyeberang zebra cross, walaupun di jalan yang ujungnya buntu seperti di Dukuh Atas ini, tak menutup kemungkinan bisa terjadi kecelakaan. 

  3. Petugas yang ada, yakni Satpol PP dan Satpam, seharusnya tidak bertugas khusus sebagai pengatur lalu lintas, menghentikan kendaraan ketika ada model yang jalan melenggang.

  4. Kebersihan Taman Sudirman, khususnya BNI City dikeluhkan karena kini taman berceceran sampah bekas nongkrong anak-anak pinggiran Jakarta. Ada pula yang berkomentar dengan nada mengejek fisik remaja yang nongkrong.
Untuk kalimat terakhir sih, aku berani bilang cibiran fisik itu karena "bias kelas" - dan tentu saja karena tak mengerti kehidupan dan dinamika sub-urban.

Apa jangan-jangan invasi anak-anak SCBD ini mengintimidasi?

Dibutuhkan empati - kerjasama yang baik antara pemerintah dan anak-anak abege sub-urban ini. Biar bagaimana, gemerlap ibukota dan tingginya cengkeraman para tuan tanah mengakibatkan tergesernya penduduk, bukan?

Jadi jangan disalahkan dong, jika anak-anak dari kota satelit saat ini juga ingin  nongkrong dan ingin eksis. 

Terbukti antusiasme mereka menular bukan? Bahkan mengakibatkan Citayam Fashion Week populer di mancanegara, dan menjadikan Cewek Cewek Mamba semarak menghias Ibukota. 

So, gimana menurut kamu? Kalo ga suka kamu ke wisata Madura aja gimana?


27 komentar

  1. Baru tahu nama lengkap Jeje Slebew ternyata itu hahaha. Keberadaan mereka ini banyak yang gak suka. Aku pribadi suka aja. Selama ya mereka tertib.

    Barusan banget baca kalau dilarang fashion show di trotoar. Ya bahaya tapi mungkin bisa dialihkan ke area lain yang penting mereka tetap dapat "dapat panggung" memperkihatkan padu padan gaya budana. Aku mau banget lihat langsung nanti :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe nama lengkapnya Jasmin Laticia. Kerennya Jeje Slebew aka Jeje Sasinem

      Iya om Ndut aku mendukungmu.. hayo kutunggu foto fotonya yang keren

      Hapus
  2. Lengkap wis ulasannya. Sebagai orang non-eksis dan bukan tumbuh plus numpang hidup di SCBD dan sekitarnya, saya tercerahkan dengan tulisan kakak. Somehow saya suka sekali dengan Citayam Fashion Week. Menurut saya para model dan tongkrongers semuanya fashionable.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah makasiiih aku suka kalo kamu menikmati bacanya

      Hapus
  3. Makan mie instan pake bakso itu nggak dosa kok mbak. Ya setidaknya nggak sedosa makan mie pake lauk nasi 😂

    Bukan cuma angka timbangannya yang naik, tapi seklaian sama angka kolesterol, asam urat dan darah tinggi.

    Anyway, aku sering baca sak sliweran postingan tentang fashion week ini, tapi baru ini baca secara agak mendalam.

    BalasHapus
    Balasan
    1. aaakkakakakakaaa.. iya bener, seringnya gitu, plus nasi - udah gitu masih tambah "es teh manis" dosanya numpuk bonus naiknya gula darah!

      Hapus
  4. Aku tau mereka juga karena viral di media sosial dan juga beberapa dari mereka diundang di acara tv tempat biasa aku nonton.. Keren banget nih ada yang udah bisa beli mobil sendiri, masuk tv sana sini, dan masih banyak lagi. Hadeh bisa-bisa nya yaa yang seperti itu, memang digital ini cepet banget menyebarnya, keren kreatif.

    BalasHapus
    Balasan
    1. oalaaah jadi ternyata emang mereka menghasilkan ya .. pantesan jadi rame di sana, sekalian ajang audisi toh!

      Hapus
  5. Ramai banget Citayam Fashion Week ini hingga jadi inspirasi di beberapa daerah, eh cewek mamba yang suka OOTD serba hitam pun jadi populer. Apalagi diramaikan juga dengan beberapa orang terkenal, wah banget pastinya. Keren sih acara kayak gini jadi banyak remaja yang kreatif dan antusias. Terima kasih sharingnya!

    BalasHapus
  6. yang harus disoroti juga mba, itu soal pendidikan anak citayam dan sekitarnya yg memang hobi nongkrong di sana. Di sini aku deket sama tetangga yg orang Citayam asli, fenomena anak2 di sana (yg skrg hobi nongkrong d sudirman) juga miris2, ada yg putus sekolah, korban KDRT, narkoba, pergaulan bebas, dll. Harusnya lebih diperhatikan juga nih 'sisi gelap lainnya' anak2 itu, karena yg muncul di permukaaan, biasanya hanya fenomena gunung es

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju mbak Tetty,
      aku pun tahu persis di Citayam seperti apa - makanya miris banget kalau sampai mereka ke ibukota malah jadi tambah terjerumus - ditambah "mata duitan" :(

      Hapus
  7. Bagai dua sisi mata uang,
    Sebenernya fine-fine aja selama masih ada di jalur baik dan positif
    Tp terakhir belakangan ngeliat di medsos. Dampaknya, lingkungan taman dukuh atas yg sebelumnya asri dan tampak rapi jadi terlihat lebihkumuh karena banyaknya sampah berserakan :/

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah itu yang sedang diedukasi

      maklum laaah selama di Citayam mungkin auranya "pasar malam" sampe Jekardah - boom! Shock culture!

      Hapus
  8. Created by the poor, stolen by the rich. Wehehehe.... Sepertinya sering terjadi seperti itu.
    Anak-anak Citayam ini masih muda-muda ya. Malah terpikir pendidikan mereka gimana ya. Apalahi kemarin nggak sengaja nemu konten Jeje yang dewasa banget.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul kak, yang kutakutkan - habis gelap terbitlah teraaaang banget
      lalu karena ya yang namanya viral kan di Indonesia hanya sesaat ya, jadi yang udah terlanjur kenal uang, mau bikin "konten" apa saja termasuk konten dewasa

      Hapus
  9. Citayam Fashion Week ini sampai viral dan happening banget. Barusan juga lihat di timeline twitter, terbaru katanya brand 'Citayam Fashion Week' didaftarkan oleh Baim-Paula ke HAKI.

    Sampai para pesohor dan pejabat publik juga ikut-ikutan tren. A Fenomena!

    BalasHapus
    Balasan
    1. woooow itu dia sebabnya si Bonge dikasih uang ratusan juta? uuuffff ga adil dong!
      tapi ya mari kita perhatikan fenomena ini, mau sampai ke mana?

      Hapus
  10. Lagi ngetren banget ya Citayam Fashion Week di medsos. Aku mengikuti juga beritanya di tiktok, ada sisi baik dan negatif sih, tetap mendukung berkarya untuk anak bangsa.

    BalasHapus
  11. Melihat fenomena SCBD dan Citayem Fashion Week ini emang ada dua sisi. Aku sendiri melihat seru ya mereka (anak muda) punya ruang untuk berekspresi. Tapi di sisi lain aku merasa lebih banyak negatifnya sih. Kalau dilihat mereka ini kebanyakan masih usia sekolah ya, terus kalau mereka nongkrong di situ terus kapan sekolahnya? Berharap sih ini hanya musiman aja ya nggak keterusan.

    BalasHapus
  12. Gak nyangka sekarang rame banget di situ. Dulu aku foto-foto di situ masih sepi. Ah jadi pengen ikutan nulis pengalaman foto-foto di situ wkwwk

    BalasHapus
  13. Aku ikutan ngamati perkembangan Citayam Fashion Week ini, karena makin viral. Memang ya semua kondisi selalu ada positif dan negatif, apalagi ini udah menjangkau banyak kalangan. Kita gak tahu juga soal sampah yang makin berceceran hingga taman yang gak terlihat menarik, apakah bener anak dari luar Jakarta aja yang ngotori? Aku nggak yakin soal sampah ini, hehee
    Kalo untuk urusan HAKI, aku heran juga napa Baim yang ngajukan? Dan kabarnya Bara yang pertema mengenalkan CFW ini gak diajak kerjasama juga. Entah bener atau enggak kabar ini

    BalasHapus
  14. Seru ya efek bola salju SCBD slebew ini. Sebagai orang daerah, cuma nikmatin keseruannya di twitland saja.
    Tapi, bakal pasang mata nih. Mana tau ada tempat publik di Lombok yg bakal ngekor viralnya Bonge dan kawan-kawannya

    BalasHapus
  15. saya awalnya bingung ini kenapa viral banget citayam fashion week ini ternyata berawal dari video interview di tiktok itu ya anak muda ditanya mau pacaran apa nggak itu ya? nggak tahu ya apakah fenomena ini bakal bertahan lama atau cuma euphoria sesaat

    BalasHapus
  16. Jakarta sekarang jadi makin ramai ya dengan Citayam Fashion Week ini, jadi pengen lihat deh suasananya itu. Ehyaa ramai-ramai gini tingkat kejahatan makin rame juga gak sih? *upsss, yaaa gimana pun tetap harus selalu waspada sih ya :)

    BalasHapus
  17. Ngomong-ngomong istilah slebew ini ceritanya gimana, Mbak? Sekarang seliweran istilah itu 😄 BTW, sekarang sering banget ditayangkan situasi di Dukuh Atas di TV atau medsos, rame banget kayak pasar kaget di Gasibu ya..

    BalasHapus
  18. Melihat fenomena ini (yang pada saat saya menulis ini sudah diakhiri) kalo saya pribadi berasa mixed feeling. Satu sisi, ada cerita-cerita tentang remaja yang tidak mendapat kenyamanan di rumah. Ini ada di mana-mana. Malah di sekitar rumah saya kalo pas lagi masa belajar jarak jauh dan/atau bulan puasa ada anak-anak dan remaja yang keluyuran hingga lewat tengah malah, terkadang nyari keributan. Maka di sisi ini saya melihat CFW ini seperti penyaluran yang masih mending lah dibanding pergi tawuran atau mengonsumsi narkoba.

    Di sisi lain, selain mengurangi ruang gerak pengguna jalan, juga ada hal-hal lainnya yang perlu diperhatikan (misalnya ada yang mengkhawatirkan tempat itu menjadi penyebaran gaya hidup yang tak sesuai dengan norma-norma di Indonesia).

    BalasHapus

TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA BLOG NENG TANTI (^_^)