Beruntung, adik keduanya juga telah sukses meniti karier, sehingga mereka berdua bisa sharing cost beberapa kebutuhan keluarga. Masalah bisa teratasi, terutama ketika ia kebingungan karena ketika adik terkecilnya harus masuk kuliah, dan ia harus melahirkan anak pertamanya.
Ya, potret kehidupan keluarga seperti itu adalah cerita biasa bagi generasi di era tahun 2000an. Denada serta adiknya adalah salah satu contoh yang harus berbagi penghasilan mereka dengan keluarga. Tapi, apa sih sandwich generation itu? Mengapa hal itu bisa terjadi?
The sandwich generation
Istilah ini terinspirasi dari bentuk sandwich dimana isian dari sandwich dihimpit oleh dua lapisan roti. Lapisan sandwich ini diibaratkan mengenai situasi diri yang terhimpit dua tanggungan generasi sekaligus. Menanggung kehidupan orang tua dan juga menanggung kehidupan anak-anaknya atau cucu.
Strategi dan Persiapan Memasuki Dunia Adulthood untuk Gen Z
Jika ditanya, adakah cara dan persiapan agar milenial terutama Gen Z memasuki dunia adulthood-nya? Tentu saja jawaban ini dengan tegas kita katakan : bisa!- Mengatur finansial dengan baik; dengan mengatur pemasukan dan pengeluaran agar dapat mengontrol keuangan yang dimiliki akan meminimalisir hal tersebut.
- Melakukan komunikasi yang baik dengan orang tua, dan berkomunikasi secara intens dengan saudara lain juga, agar dapat membantu dalam merawat orang tua.
- Mempersiapkan tabungan atau investasi, terutama Dana Pensiun dan Asuransi Penyakit Kritis.
Mengapa Gen Z Perlu Mempersiapkan Dana Pensiun dan Asuransi Penyakit Kritis?
- agar ketika memasuki usia tua kita tidak lagi terbebani dengan pengeluaran sehari-hari, sehingga kita bisa mencapai apa yang disebut dengan kemandirian finansial.
Setiap orang berharap untuk mencapai kemandirian finansial setelah pensiun, dan yang lebih penting, untuk memutuskan rantai generasi sandwich. Selain itu, saat para Gen Z memasuki masa pensiun dan kemampuan memikul beban hidup sudah berkurang, mereka berharap agar tidak menjadi beban bagi orang lain, meskipun mereka adalah keluarga sendiri.
Sejak pandemic COVID-19 yang berdampak luas, kita semua mengakui bahwa tidak ada yang bisa memprediksi kapan suatu krisis akan terjadi, terutama krisis kesehatan dan yang mempengaruhi aspek sosial dan ekonomi sekaligus.
Kondisi Kesehatan Yang Tak Dapat Diprediksi
Kondisi fisik atau kesehatan pun tidak dapat diprediksi. Ya, semua orang ingin sehat dan bugar sampai tua dan mati. Tetapi juga fakta bahwa ketika seseorang memasuki usia tua, masalah kesehatan (degeneratif) seperti demensia, diabetes, gangguan fungsi ginjal, fungsi paru-paru, hipertensi, dan penyakit tidak menular lainnya akan menjadi kronis dan multi-patologis jika tidak segera ditangani.
Dilihat dari satu aspek penyakit saja, perkiraan pembiayaannya tidak murah dan membutuhkan waktu yang relatif lama untuk pulih.
Oleh sebab itu, Gen Z perlu memiliki cadangan keuangan, serta komitmen untuk berinvestasi, agar saat produktivitas menurun, atau jika terkena penyakit kritis, minimal bisa mengatasi masalah dengan lebih kondusif.
Banyak orang berpikir bahwa mereka cukup ter-proteksi karena sudah memiliki BPJS Kesehatan atau asuransi kesehatan, sehingga tidak perlu lagi memiliki asuransi penyakit kritis.
Apakah benar demikian? Tidak! Jawabannya adalah: asuransi penyakit kritis ini penting untuk dimiliki! Kenapa dibutuhkan? Asuransi ini bertujuan untuk melindungi peserta asuransi dari resiko penyakit-penyakit kritis yang tidak di-cover atau diproteksi oleh asuransi kesehatan biasa.
Asuransi ini biasanya tidak hanya mengganti biaya rumah sakit, namun juga mengganti hilangnya penghasilan jika kita tidak bisa bekerja lagi karena terkena penyakit yang parah. Cakupan perlindungannya bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan fasilitas yang disediakan oleh pihak asuransi.Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Risdikes) Kementerian Kesehatan tahun 2018, probabilitas tiga jenis penyakit kritis yaitu :
- kanker,
- stroke dan
- jantung
Untuk biayanya penanganan penyakit kritis juga sangat besar, contohnya biaya operasi bypass jantung, misalnya, bisa mencapai Rp 300 juta. Bayangkan jika kamu harus secara tiba-tiba membayar biaya tersebut secara cash? Bisa dipastikan dana darurat dan tabungan langsung terkuras!
Mengenal FWD Critical First Protection
FWD Critical First Protection juga dijual melalui PT Commonwealth Bank Indonesia dengan nama FWD Multiple Protection dan PT Bank KEB Hana Indonesia dengan nama FWD Critical MultiSafe.
Dengan mempersiapkan komitmen investasi terutama pada penyakit kritis, Gen Z bisa memiliki kebebasan financial sebagai tangga teratas kondisi keuangan seseorang, karena ketika seseorang terkena penyakit kritis, ia masih memiliki investasi atau aset aktif yang mampu menghasilkan “gaji tetap” yang memadai untuk membiayai kehidupan sehari-hari (tanpa harus terus bekerja lagi), dan beramal sebanyak-banyaknya!
Promo Program #FWDUnstoppable30 Lucky Draw
Memperingati Ulang Tahun FWD Insurance yang ke 30 tahun pada tahun 2022, dapatkan penawaran spesial untuk setiap pembelian Produk Asuransi dari tanggal 10 Juni-31 Desember 2022.- 1 All New Honda HR-V
- 3 Vespa LX
- 6 iPhone 13
- 6 iPad Air
- 10 eVoucher Traveloka senilai @Rp3 Juta
- 30 GoPay senilai @Rp1 Juta.
Nah, seandainya kamu adalah Gen Z, pertimbangkan secepatnya untuk berinvestasi sekaligus meraih hadiah sebagai bonusnya ya!
Sulit memang kalau diimpit keluarga sendiri sama orang tua, pasti di usianya itu juga perlu berinvestasi untuk kedepannya juga ga mudah membagi keuangan di dua keluarga memang. Terima kasih informasinya sangat bermanfaat!
BalasHapusserba salah mbak, maju kena mundur kena pokoknya mah
HapusGenerasi sandwich nyatanya emang sulit mba buat investasi alih-alih buat dirinya sendiri pun sulit..namun kalau memaksakan pastinya bisa yah sama seperti ikut asuransi kayak gini, saya juga meyakini masa tua itu harus disiapkan tidak mau membebani anak2
BalasHapushiks hiks ... aku pernah kok merasakan seperti ini dalam tempo cukup lama
Hapusalhamdulillaaah permasalahan satu per satu kelar, asuransi ini membantu banget kita disiplin loh, ga terasa tau tau anak anak kelar sekolah, jadi uang asuransi membantu masuk ke PT
sebagai anak bontot, aku merasakan pernah "numpang" ke saudara. Kondisinya memang belum berpenghasilan ya sambil berdoa supaya saudara mendapat rezeki lancar untuk menghidupi diri dan keluarganya. Buat selanjutnya memang penting untuk menerapkan financial planning terutama mempersiapkan masa tua.
BalasHapusAku tu mengingatkan suamiku sampe jontor bibir .. he hehehhehehe karena dia termasuk orang yang "kumaha ngke wae"
HapusAdekku ini GenZ, alhamdulillah baru 20tahunan udah punya penghasilan sendiri, tapi ya kadanh gtu, suka belanja yang aneh2, jd boros, makanya mulai skrg aku suruh bijak kalau pake uang, karena takutnya nnti pas lagi perlu, ga pnya tabungan atau asuransi sama sekali
BalasHapusduuuh emang enak kok jajan itu mbak Tety
Hapussekali jajan 100 ribu habis tak terasa!
Mengerikan juga ya lihat hasil riset kesehatan dasar tersebut, bahwa di rentang usia produktif ada banyak penyakit yang bisa menyerang. Kanker, stroke, jantung...padahal zaman dulu kan ini tuh penyakit yang menyerang para lanjut usia aja.
BalasHapusCircle terdekat aku (teman - saudara) terkena kanker usia di 40 semua mbak
HapusGenerasi roti lapis memang bikin pusing yang mengalaminya. Selain mesti menghidup diri sendiri, kudu bertanggung jawab pula terhadap keluarga besar misalnya. Jadi dobel begitu kan, banyak [ikiran lantas menghadirkan stres dan berbagai penyakit. Mesti semakin bijak mengelola keuangan.
BalasHapusroti lapis kalo isinya daging ayam - tuna - keju cair mozarella - dikasih saos sambel enak Nurul hihhiiii *banting sendal
HapusAku termasuk sandwich generation nih. Makanya emang kudu pintar-pintar ngatur uang termasuk proteksi dan investasi biar lingkaran setan sandwich generation di masa tua bisa terputus nanti.
BalasHapusDulu tu waktu masih kecil - sempat bertanya tanya karna ibuku kok "repot" banget kirim uang tiap bulan ke ortunya di balikpapan, eh ternyataaaa setelah aku dewasa dan Bapak meninggal, Olalaaa lingkaran setan sandwich generation di masa tua terjadi!
HapusAku baru tahu kalau BPJS tidak melayani penyakit kronis yaa, kak Tanti.. Jadi kudu banget ikut investasi payung tambahan dari FWD Critical First Protection.
BalasHapusKarena generasi sandwich ini masih ada banget hingga kini. Dan bisa jadi akan terus menggerogoti keluarga di Indonesia bila gak segera tersadar bahwa usia terus menanjak dan orangtua serta keluarga lainnya membutuhkan banyak biaya, terutama yang paling terasa ketika sakit.
Doa yang terbaik, tapi tetap kudu ikhtiar.
Iya karena penyakit kritis ini memakan waktu seumur hidup jika terkena dan limit BPJS kan ada ya, jadi masih jadi perdebatan
HapusPerlu banget berinvestasi, soalnya kalau sudah tua enggak pengen menyusahkan anak-anak. Saat badan sehat, sebaiknya terus berusaha menabung dan investasi ya
BalasHapusinsya Allah, kalo ada kelebihan selalu aku rajin tabung kok, walau pas jajan rajin banget juga ngabisinnya!
HapusWah sampai akhir tahun ini ya promonya mak? Menarik nih untuk dipertimbangkan, apalagi FWD salah satu asuransi yang ukup punya nama di Indonesia.
BalasHapusJadi FWD Critical First Protection juga ada investasinya ya? Cocok buat generasi Z yang menginginkan proteksi terhadap finansialnya. TFS infonya.
yuk kita ikutan yuk, kan ga rugi, proteksi ini
HapusAku juga generasi sandwich tapi itu membuat hidup jadi lebih berarti karena tau hidup kita dibutuhkan. Asuransi udah pasti penting ya, terutama asuransi kesehatan.
BalasHapusbetul mbak Ley minimal terproteksi diri sendiriii aja dulu deh
HapusMantab ya inovasi jaman tuh, sekarang gen Z aja sudah harus melek investasi, jangan cuma party aja ya hehehe
BalasHapusbahahhaaha party goers yaaak
Hapuskethauaaaaan