Usia, sungguh bukan milik kita.
Tiga Rahasia terbesar yang ada dalam hidup, yaitu rezeki, jodoh dan maut, bagi umat muslim yang percaya, sudah ditentukan jauh sebelumnya.
Setiap manusia pasti pernah mengalami kehilangan orang terdekat. Entah itu anggota keluarga, sahabat, atau kekasih.
Duka yang mendalam akibat kepergian orang terkasih, tentu saja dapat dipahami. Namun, berlarut-larut dalam kubangan kesedihan, bisa mengakibatkan gangguan stabilitas mental terhadap orang-orang yang ditinggalkan.
Kehilangan tersakit, bagiku terjadi saat ditinggal pergi oleh adik kesayangan, dan untuk menyembuhkan luka batin itu, aku butuh waktu yang tak sebentar. Bahkan, aku terpaksa harus bersandiwara agar rasa duka itu tak nampak di permukaan.
Menghindari emosi negatif tidak membuatnya pergi begitu saja, jadi ada baiknya jika kita justru merasakan emosi itu sepenuhnya.
Langkah terakhir yaitu reinvest in the new reality - yaitu terus menjalani hidup, membuka lembaran baru, dan berusaha menemukan kebahagiaan baru sambil tetap menyimpan mendiang di dalam hati.
Manusia melakukannya dengan cara yang berbeda, namun, bagi sebagian besar, caranya adalah dengan menciptakan koneksi yang baru dengan manusia lain. Bisa juga dengan melakukan aktivitas baru, sehingga hidupnya kembali bermakna.
Jika sedih yang teramat sangat melanda, aku berusaha kontak dengan sahabat-sahabat terdekat. Keberadaan support system memang sangat dibutuhkan untuk masa-masa seperti ini. Jadi, tak usah dipendam sendiri.
Demikian beberapa tips dari aku, semoga bisa bermanfaat untuk self-healing setelah berduka akibat kematian orang tersayang. Ingat, Anda tak sendirian!
Duka yang mendalam akibat kepergian orang terkasih, tentu saja dapat dipahami. Namun, berlarut-larut dalam kubangan kesedihan, bisa mengakibatkan gangguan stabilitas mental terhadap orang-orang yang ditinggalkan.
Kehilangan tersakit, bagiku terjadi saat ditinggal pergi oleh adik kesayangan, dan untuk menyembuhkan luka batin itu, aku butuh waktu yang tak sebentar. Bahkan, aku terpaksa harus bersandiwara agar rasa duka itu tak nampak di permukaan.
Kukutip dari Psychology Tools, William Worden memperkenalkan TEAR sebagai langkah yang perlu dilewati seseorang untuk menyembuhkan diri dari duka akibat kematian orang tersayang. TEAR terdiri dari empat langkah yang tidak harus dikerjakan secara berurutan dan bisa diulang-ulang sampai kondisi mental membaik. Apa saja langkah tersebut?
Langkah pertama adalah langkah yang tersulit dalam fase hidupku. Menerima kenyataan bahwa orang tersayang sudah meninggal, walau aku kehilangan tak hanya sekali ini saja, awalnya sulit dilakukan.
Dalam tempo lama, aku menolak kenyataan bahwa adikku sudah tiada. Fase ini pernah kualami ketika ditinggal oleh ananda tercinta. Dan, ini adalah respons lazim untuk menghindari kesedihan, terutama karena ananda meninggal akibat peristiwa tragis kecelakaan motor. Aku bersyukur, fase ini terlewati karena support system yang kuat di dalam keluargaku.
Yang tak boleh dilupakan,
urus seluruh surat-menyurat dan segera urus akte kematian, jika meninggalnya diakibatkan kecelakaan seperti pada mendiang anakku, yang pertama kami laporkan adalah klaim asuransi kesehatan dan asuransi jiwa. Karena, hal ini berpengaruh besar terhadap kemudahan klaim kelak di kemudian hari.
alasan prosesi pemakaman dilakukan, yaitu untuk membantu anggota keluarga menerima kenyataan atas meninggalnya mendiang. Apalagi di Indonesia, dimana tetangga adalah saudara terdekat kita, dan tradisi 3 hari - 7 hari hingga 40 hari diadakan. Semua membantu keluarga yang ditinggalkan untuk berangsur memahaminya.
2. E - experience the pain of the loss
Pada saat kehilangan, aku memandangi foto-foto almarhum, dan berusaha menghadirkan kenangan demi kenangan manis yang pernah kami lalui bersama.
Ya, tips dari William Worden dalam TEAR adalah : membiarkan diri merasakan duka dan memprosesnya.
Dalam surat Ali Imran ayat 145, Allah berfirman:
وَمَا كَانَ لِنَفْسٍ أَنْ تَمُوتَ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ كِتَابًا مُؤَجَّلًا
“Setiap yang bernyawa tidak akan mati melainkan atas izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya.”
Kebanyakan dari kita, pasti pernah diajarkan untuk membuang emosi negatif atau terlihat kuat setiap waktu.
Padahal, membiarkan diri berduka juga bisa menjadi cara untuk membuat duka itu sendiri lebih cepat berlalu.
William Worden menyadari kalau setiap orang bisa merasakan emosi yang berbeda saat berduka. Ada yang merasa sedih, rindu, marah, menyesal, kecewa, atau bahkan merasa bersalah.
Penting untuk menghadapi semua emosi itu secara langsung dan kemudian mengatasinya. Bisa dengan curhat kepada teman terdekat,atau konseling psikolog.
Beradaptasi dengan kehidupan yang baru tanpa kehadiran mendiang, adalah langkah selanjutnya yang juga terasa menyakitkan. Butuh waktu untuk bisa melakukan hal ini.
Perlu diingat bahwa; prosesnya berbeda untuk setiap orang.
Penting untuk menghadapi semua emosi itu secara langsung dan kemudian mengatasinya. Bisa dengan curhat kepada teman terdekat,atau konseling psikolog.
3. A - adjust to a new life without the lost person
Perlu diingat bahwa; prosesnya berbeda untuk setiap orang.
Mungkin ada yang perlu menyendiri sejenak, ada juga yang belajar membuka diri terhadap orang lain. Saya memiliki sahabat yang berusaha melupakannya dengan cara berbelanja bahan makanan, dimasak lalu dibagi-bagikan kepada para tetangga!
Aku dan keluarga, memilih untuk menyambangi makam mendiang untuk beberapa waktu, untuk kemudian pelahan mengurangi aktifitas tersebut, dari yang setiap hari, menjadi dua hari sekali, lalu seminggu sekali, hingga akhirnya sebulan sekali. Kami memilih untuk berdoa setiap saat di rumah, karena toh ini semua hanyalah proses kehidupan.
Kami bersyukur, karena mendiang ternyata juga telah menjadi nasabah FWD, sehingga pada saat kami klaim kematian, FWD Care Recovery Plan hadir sebagai dukungan untuk nasabah FWD Insurance.
Saat itu, mereka mendampingi sejak sakit dengan memberi rekomendasi perawatan kesehatan hingga dukungan emosional setelah klaim, dan tidak dikenakan biaya.
4. R - reinvest in the new reality
Langkah terakhir yaitu reinvest in the new reality - yaitu terus menjalani hidup, membuka lembaran baru, dan berusaha menemukan kebahagiaan baru sambil tetap menyimpan mendiang di dalam hati.
Manusia melakukannya dengan cara yang berbeda, namun, bagi sebagian besar, caranya adalah dengan menciptakan koneksi yang baru dengan manusia lain. Bisa juga dengan melakukan aktivitas baru, sehingga hidupnya kembali bermakna.
Aku sendiri menyibukkan diri dengan membuat journaling, karena tak semua yang aku rasakan, sanggup aku ceritakan kepada orang lain, bukan?
Fase Setelah Menjalankan TEAR ; Keep Moving Forward
Periode baru dalam hidup harus terus berjalan, walau sesekali rasa sakit, sedih atau emosi negatif lainnya muncul ke permukaan. Journaling, membantuku fokus terhadap pikiran-pikiran positif.
Jika sedih yang teramat sangat melanda, aku berusaha kontak dengan sahabat-sahabat terdekat. Keberadaan support system memang sangat dibutuhkan untuk masa-masa seperti ini. Jadi, tak usah dipendam sendiri.
Demikian beberapa tips dari aku, semoga bisa bermanfaat untuk self-healing setelah berduka akibat kematian orang tersayang. Ingat, Anda tak sendirian!
Sulit pastinya ya mba untuk menerima kenyataan ditinggal orang yang disayangi, membutuhka waktu untuk bisa menerima. Alhamdulillah mba Tanti udah melaluinya. Betul mbak tiap orang punya proses yang beda untuk menerima kenyataan jadi sama-sama menghargai aja ya.
BalasHapusKadang ada yang ngomong "Ih lebay" padahal itu nyata ya, beri ruang pada yang ditinggalkan adalah cara yang paling tepat
Hapusfase 'grieving' memang butuh proses yang lama, dan harus diberikan ruang ya mba
BalasHapusMakasih sharingnya mak... Kehilangan orang yang dicintai pasti berat ya, tapi jangan dipendam, justru dijalani setiap tahapnya...
BalasHapusPeluk Mbak Tanti, memang kehilangan yang tersayang itu butuh proses dan cara menghadapinya tiap orang belum tentu sama. Aku sendiri sampai jadi pasien psikolog di saat fase yang sama.
BalasHapusTEAR & keep moving forward, semangat!
Makasih tipsnya. Setiap kehilang memang tidak pernah mudah ya, Mbak. Aku dulu sempat menyangkal pas ditinggal. Tapi kemudia sadar sih, hidup harus berjalan. Gak bolehlah ya kalau terpuruk terus-menerus
BalasHapusOrang pilihan Allah. . Mba Tantiiii.
BalasHapusDitinggalkan atau meninggalkan udah hal yg pasti terjadi ya mba. Tapi kenangan manisnya nggak bakal hilang dan tetap hidup di hati kita, itu bikin semangat lagi menjalani hari2 ke depannya. Betul kan mba? Dirimu slalu smangat dan ceria 😍 bener ya makan mie ayam ntar 😂
makasih mak Neng, related banget dengan aku saat ini. Baru aja kehilangan juga. tapi kehilangan motor. ini yang kedua kalinya. Makanya sedihnya itu dobel banget. rasanya pengen ngucapin kenapa kenapa kenapa? apalagi ini diambil di depan garasi rumah. Ya Allah, kalau ALlah sudah berhendak itulah yang terjadi yaa. mungkin ini cara Allah memberi manusia pelajaran. Apakah mau seperti itu terus, (lalai) atau waspada, meski dicerewetin juga akan tetap semangat gitu. Kehilangan memang moment yang gak bisa dilalui dengan mudah, tapi tetap harus dihadapi dengan lapang dada ya mak.
BalasHapusMemang gak bagus juga pura-pura gak sedih. Malah khawatir jadinya menggangu kesehatan mental. Mendingan dirasakan kesedihan, tapi jangan berlebihan. Setelah itu lakukan beberapa langkah untuk move on
BalasHapusKehilangan memang tak mudah dilupakan mba. Kesedihan yang dialami tentu terasa sekali bagi yang ditinggalkan. Semoga Allah selalu memberikan kekuatan untuk kita ya mba. Aamin
BalasHapusButuh waktu yang lama Mbak Tanti ketika kehilangan orang tercinta. Aku saat mama berpulang 9 tahun yang lalu, sangat terguncang. Apalagi aku anak tunggal yang sangat dekat. Sampai sekarang aku masih suka nangis terutama ketika ada masalah, mama selalu menenangkan hatiku. Tulisan yang bermanfaat dan menguatkan
BalasHapusMemang kita sebaiknya ga perlu denial ya mbak. Ditwrima aja semua perasaan sedih dn kehilangan. Insyaallah keikhlasan akan muncul. Makasih tipsnya mbak bergjna banget buat aku yg abis kehilangan papa. Rasanya masih kaya mimpi dan kalo teringat beliau udh auti bwrlinang airmata aja hiks
BalasHapusKehilangan ini fase terberat dalam hidup.
BalasHapusTEAR & keep moving forward ini gak mudah sekali pastinya yaa.. Semoga bantuan dari orang-orang di sekeliling dalam memberikan semangat dan dukungan. Jika perlu, bisa meminta bantuan tenaga ahli melalui FWD Care Recovery Plan.
Fase kehilangan ini tentunya gak mudah sekali untuk dilewatkan.
BalasHapusSehingga sangat butuh bantuan dari lingkungan dan orang-orang sekitar. Kalau masih dirasa kurang, bisa banget minta bantuan tenaga ahli melalui FWD Care Recovery Plan.
Saya pun berusaha Keep Moving Award karena sepertinya sudah cukup lama bersedih
BalasHapusSekarang saatnya bangkit dan tunjukkan pada dunia bahwa semua baik baik saja
Kehilangan orang yang disayang itu berat
BalasHapusSedih banget dan sulit menerima
Tapi hidup harus terus berjalan ya mbak
Meski berat kita harus mampu menghadapinya
Pastinya gak akan mudah kehilangan orang yang kita sayangi ya mak. Itulah sebabnya ada masa berkabung, Ada yang butuh waktu sebentar ada yang butuh waktu lama, tapi yang jelas luka krn ditinggalkan tu gak akan hilang gtu aja. Kalau udah kyk gtu paling banter biasanya doa minta diberi kekuatan buat ikhlas.
BalasHapusSetiap fase beda-beda durasi lamanya ya mak tergantung orangnya juga. Artikelnya bagus banget ini mak. Berat pastinya untuk sampai pada fase terakhir. Tetapi keikhlasan kita menjadi salah satu alasan untuk mempermudah hal beginian ya mak. Masya Allah
BalasHapusSulit pasti, apalagi maish di awal-awal kesedihan terus terasa
BalasHapusPErlahan melupakan tapi kerap kali tiba-tiba diingatkan kembali
Seperti menguak kisah lama yang menyedihkan ya mak tanti...tapi gapapa kan berbagi buat pembaca kalau umur rahasia Allah, selain meninggal dalam.keadaan husnul khotimah juga tambah doanya supaya keluarga tercover kebuhan merrka mrlanjutkan hidup.
BalasHapusNah asuransi syariah cocok nih
Mak Tanti, I believe you're one of God's strongest soldier. Dirimu istimewa karena sudah bisa melewati perpisahan yang pasti berat namun tetap ada keyakinan untuk melangkah maju dan carry on dengan hidup yang Mak jalani saat ini. Thank you for being such inspiration.
BalasHapusKehilangan itu menyakitkan, apalagi dipisahkan dengan kematian. Butuh waktu Mak buat menerima kenyataan.
BalasHapusMakasih ya Mak buat sharingnya, semangat selalu 😊🙏
I feel you mbak, waktu kehilangan adik susah banget Nerima kenyataan, ingat kembali kenangan dia suka makan ini, baju ini, tapi kemudian waktu juga yang membuat aku bisa menerima kepergiannya
BalasHapusOmaa, aku ikut nangis saat baca kehilangan ananda ini, huhuhu. Tapi memang harus menerima dan merasakan rasa sedihnya untuk akhirnya bisa move on yaa
BalasHapus