Menyusuri Pasar Cihapit, Mengintip Kehidupan dan Kekayaan Kuliner Kota Parahyangan


    Di sudut kota Bandung yang sibuk, tersembunyi sebuah pasar tradisional yang selalu menguar aroma khasnya sejak fajar menyingsing. Aroma tanah basah bercampur dengan bau kecut ikan asin, dan aneka ikan segar yang baru datang dari pelabuhan, menghadirkan nostalgia bagi siapa saja yang pernah menginjakkan kaki di sana. 

    Ketika langkah pertama menyentuh lantai pasar, samar tercium wangi rempah-rempah yang berpadu dengan harumnya lemon dan buah-buahan segar.

    Pedagang sayur dengan ramah menawarkan dagangannya, sementara aroma segar daun bawang dan seledri menambah semarak pagi itu. 

    Di pojok pasar, seorang penjual kopi sedang meracik minuman hangat yang menyeruakkan bau robusta yang kuat, bercampur manisnya gula aren yang baru dilelehkan. Tak jauh dari sana, gerobak sate ayam mengeluarkan asap tipis yang membawa bau harum bumbu kacang dan kecap manis terbakar bara.

    Setiap sudut pasar memiliki kisahnya sendiri yang tertoreh dalam aroma-aroma ini. Dari bau gurih telur asin yang tertata rapi di keranjang bambu, hingga wangi manis bunga melati yang dijajakan oleh ibu-ibu tua dengan senyum hangat. 

    Semua elemen ini seakan menari bersama dalam irama yang harmonis, menciptakan sebuah simfoni aroma yang tak terlupakan.

Pasar Cihapit, Bandung

    Pasar tradisional ini memang selalu ngangenin, karena setiap aromanya mampu menggugah kenangan dan menghadirkan kembali cerita-cerita lama yang tersimpan dalam benak. Aroma yang membawa kita kembali ke masa lalu, menyapa kita dengan lembut dan mengajak untuk kembali lagi, mengulangi perjalanan rasa yang penuh kehangatan dan keakraban.    

    Aku dan lima sahabat dari Alumni FTT 88 Institut Teknologi Indonesia, beberapa waktu lalu bertandang ke Bandung, dan menginap di daerah bernama Bojong Koneng merasakan hospitality salah seorang adik iparku  yang geulis pisan, neng Rani. 

    Nah salah satu destinasi wisata kami adalah : kulineran di Pasar Cihapit!

Ketika tiba di Cihapit, aku dan teman-teman langsung menyerbu sebuah kedai persis di luar pasar. Yes, tak lain tak bukan adalah Surabi Cihapit!



    Surabi Cihapit adalah spot kuliner legendaris Bandung. Rasa autentiknya membuatnya melegenda di kalangan pencinta kuliner. Tidak heran jika serabi ini selalu diburu oleh banyak orang, baik oleh wisatawan luar kota maupun masyarakat sekitar.

    Serabi yang merupakan jajanan tradisional khas Bandung ini telah berdiri sejak tahun 1993 dan masih diminati hingga sekarang. Dengan konsep kaki lima, serabi di sini terkenal lezat dengan berbagai pilihan rasa yang menarik untuk dicoba.


    Aku dan teman-teman lebih memilih surabi polos a.k.a yang original. Rasa santannya cukup kuat, dan surabinya gendut menul-menul, gurih. Sebenarnya, tak menggunakan apa-apa pun sudah lezat, namun surabi kedua aku tuang dengan kinca dan sedikit santan... hmmmm bertambah sedaaap!

Harga serabi di sini mulai dari Rp3.000 untuk satu serabi polos. Jika memilih jenis rasa yang lain, maka akan terdapat perbedaan harga. Namun, harganya masih sangat ramah di kantong.

Yuk, Kita Jelajah Kuliner di Pasar Cihapit!


    Usai menyantap serabi yang hangat, kami masuk ke pasar, penasaran dengan aneka kuliner lezat yang dijajakan di sini. Benar saja. Di lorong-lorong pasar tak tercermin kata "kumuh" seperti ingatan dalam benak kita tentang sebuah pasar tradisional. 

Lorong-lorong Pasar Cihapit itu telah bertransformasi menjadi kedai-kedai keren, kekinian, mulai dari Kedai Dimsum, Mie Ayam Afen, Mister Pho - kedai masakan Vietnam, ramen, Toko roti kukus dan bakar.

Tak jauh keluar dari pasar, ada Toko Kopi Djawa dan Seroja Bakery yang menjual artisan pastry seperti croissant dan croffle, sampai Korean Cheesebread dan cromboloni!

Sayang aku tak beli, karena rencana akan membeli oleh-oleh di Toko Roti Sidodadi yang tak kalah legendaris itu!



Pinjam foto detikcom lagi

Los Tjihapit, Kedai Kopi Legend 

    Yang kusuka, walau jelang siang hari biasanya suasana pasar akan mulai sepi, namun di Pasar Cihapit, aneka kedai kuliner malah semakin ramai, dan  tampak ada beberapa kedai kopi dan dimsum yang justru mulai sibuk melayani para pelanggan.



    Salah satu kedai kopi "legend" adalah Los Tjihapit yang berada di tengah Pasar Cihapit, Bandung. Seperti namanya, 'los' memiliki arti bangsal atau pasar yang mengacu pada lapak tempat jualan di pasar.
    Kedai kopi ini terletak di pojok kanan salah satu pasar tertua di Bandung tersebut. Tidak sulit menemukan lokasi kedai kopi yang satu ini. Kamu hanya perlu masuk melalui pintu masuk utama dan berjalan lurus melewati dinding bermural. Sayang agak terlalu gelap, jadi fotonya kurang cahaya ya bestie.

    Jalan terus hingga persimpangan ketiga, kemudian belok kanan. Pada jajaran ini kamu bisa menemukan beberapa kedai lainnya yang menawarkan berbagai menu makanan menarik, dan kedai kopi Los Tjihapit berada di ujung jalan sebelah kiri. Jika bingung, kamu bisa langsung tanya saja kepada penjual yang ada di pasar, mereka pasti akan tahu kedai kopi yang satu ini.

    Mungkin bagi sebagian orang sempat muncul dalam benak, kedai kopi ini pasti akan terkontaminasi bau pasar. Akan tetapi, hal tersebut tidak seperti yang dibayangkan. Kopi dan teh yang disajikan memiliki aroma kuat dan harum yang semerbak sehingga memenuhi aroma kedai kopi tersebut.

    Hal yang menarik adalah meskipun datang sendirian kamu tidak perlu takut merasa kesepian, sebab pemilik kedai ini senang mengajak ngobrol!


Karena fotoku jelek, pinjam dari detikcom

Warung Nasi Mak Eha

    Warung ini berada di ujung deretan kios.

    Warung Mak Eha sudah ada sejak zaman kemerdekaan. Suasana di warung ini nyaris tak berubah sejak dulu. Di salah satu dinding, terlihat foto Presiden Soekarno dan sejumlah pahlawan nasional. Di dinding lainnya terdapat berbagai perabotan zaman dulu.

    Dari deretan makanan di atas meja, warung ini menyediakan jengkol, tempe, ikan, daging ayam, gepuk, dan lainnya. Mak Eha yang sudah menginjak usia 89 tahun kini hanya duduk di bagian kasir. Ia bisa menghitung dengan cepat, berapa makanan yang harus dibayar.






    Pasar Cihapit, selalu menjadi cerminan kehidupan masyarakat setempat. Di sana, kita bisa melihat dan merasakan denyut nadi kehidupan yang sesungguhnya. 

    Transformasi dari pasar yang berkonotasi "kumuh" menjadi sebuah tempat hangout segala usia, dengan aneka kuliner lezat, menjadikan sebuah episode cerita tersendiri.

    Kuliner, rempah dan aneka bahan masakan yang tersedia di Pasar Cihapit, mengingatkan aku pada pentingnya menghargai makanan yang kita konsumsi setiap hari.

    Nah, kamu... kapan mau kulineran ke Pasar Cihapit?


Jajan kerupuk di Pasar Cihapit


18 komentar

  1. Mau dong kulineran ke pasar Cihapit. terutama penasaran sama Mak Eha, walau sudah 89 tahun tapi masih bisa menghitung dengan cepat belanjaan para pelanggan di warungnya.
    Kalau mau ke sini, kayaknya mesti habis jalan pagi atau jogging ya, biar laper banget. Jadi puas bisa beli banyak macam jajanan

    BalasHapus
  2. ish ngeunah pisan semuanya ya mak.. jadi kabita pengen juga jajan di cihapit. jaman kuliah dulu baru sekali doang ke cihapit. sekarang jadi jauh lebih nyaman ya

    BalasHapus
  3. Makan di tempat seperti ini itu ada seninya
    Saya sangat suka meski terkadang dipandang sebelah mata
    Padahal ya makanannya enak
    Siapa lagi yang meramaikan kalau bukan kita, ye kan?

    BalasHapus
  4. Kok ngeliat foto di Pasar Cihapit ini berasa lihat Pasar Santa ya yaaaaa mirip2 dikit lah hihihi. Kopi2, makanan berat, camilan tersedia. Makan atau ngopi sendirian ternyata ga mesti bingung karena si empunya kedai suka ngajak ngobrol. Bolehlah kapan2 dimampirin. Murah2 juga ya kulineran di pasar ini.

    BalasHapus
  5. Pasar Cihapit lokasinya di pusat kota banget..
    Tapi aku baru tau ada kapisyop yang khas dan tetep nyaman buat nongs.

    Rasanya akutu kalau sarapan lebih sering ke Gempol.
    Di sana ada banyaaak banget jajanan kaki lima sampe cafe-cafe sederhana dari rumah warga yang disulap jadi tempat nongkrong yang asik. Tempatnya yaa.. di gang-gang jugaa..

    BalasHapus
  6. Jadi kangen sama pasar CIhapit, waktu itu ke Bandung sama teman-teman dan kita memang sengaja sekalian sarapan di pasar dan sambil berkeliling di sana.

    BalasHapus
  7. Terpukau aku sama transformasi pasar Cihapit Bandung. Makin menyala dan ramai kulinerannya. Dari dulu belum kesampean mau mampir ke Los Tjihapit padahal legend pisan ya. Semoga next aku bisa menelusuri pasar yang satu ini sambil kulineran. Ada kopi djawa juga 😍

    BalasHapus
  8. ya ampuuun aku juga seneng banget mak menyusuri pasar tradisional. Asli ada begitu banyak hal menarik yang bisa kita nikmati ya.. termasuk makanan yang enak dan legend ya mbaaa

    BalasHapus
  9. Masha Allah, lorong-lorong pasar tradisional sudah sekeren itu tampilannya. Semoga makin banyak pasar-pasar tradisional yang lorong-lorongnya bertransformasi menjadi kedai-kedai dengan nuansa kekinian dan instagramabke spt di pasar Cihapit ini.

    BalasHapus
  10. pasar Cihapit Bandung hampir sama ya seperti pasar yang daku lihat di sini. Apalagi ada hal yang menarik buat jadi spot pepohonan hehe.
    Nah uniknya pasar iti, suka ada yang jual makanan berat tapi harganya terjangkau

    BalasHapus
  11. Wah, pasar cihapit ini punya banyak kuliner yang menarik untuk di cicipi ya mbak
    Emang ngangenin jalan sambil jajan di pasar tradisional seperti ini

    BalasHapus
  12. Wah kuliner di pasar cihapit ini menggoda banget mbak kalau ke situ kayaknya ujung-ujungnya kulineran deh. Hehe

    BalasHapus
  13. Saya juga tim belanja di pasar tradisional, selain harganya murah, produknya pun lebih banyak.Serunya lagi, pasar tradisional zaman sekarang tuh nggak se-jadul dulu ya.

    BalasHapus
  14. Ehh ajakin aku doonk. Paling demen jalan jalan di Pasar Tradisional tu. Banyak makanan enaknya. Ketimbang ke mal dan berburu fashion, mending berburu makanan.

    Surabinya keliatan menggoda Mbak.

    BalasHapus
  15. Wah asyik banget nih Mak Neng ke Cihapit. Aku aja yang di Bandung jarang lho ke sana. Tapi pastinya seru tuh. Banyak hal unik di sana mah. Ya kulinernya, ya pernak-perniknya. Aduh kujadi kepengen makan di Mak Eha lagi. :D

    BalasHapus
  16. mba ini mah lorong lorong pasar yang aesthetic cocok buat lokasi film atau mini series gitu ya, btw aku lagi di bandung, kalo sempat besok mampir juga ah

    BalasHapus
  17. Kalau ada kesempatan buat liburan ke Bandung dan lagi di sekitar sana, InsyaAllah mau coba rekomendasi Mak Tanti buat ke Pasar Cihapit. Kulineran di sana keknya lumayan juga

    BalasHapus
  18. Gak nyangka ya mbak ada kulineran gitu di dalam pasar. Kulinernya menarik2 juga, kirain cuma ada di mall aja. Soalnya di Pasar di Malang gak begitu menarik sih kulinernya hehe. Pasar Cihapit menjadi tempat yang sempurna untuk merasakan keberagaman dan keunikan budaya Jawa Barat.

    BalasHapus

TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA BLOG NENG TANTI (^_^)