Prelude Cafe & The Witches Revenge (2)


Prelude Cafe, Senopati

    Ada beberapa hal yang penting dalam hidup Yrre Mahatma: Bunda - hujan, dan secangkir kopi Vietnam Drip.

    Satu hal lagi : Yrre, cowok blasteran separuh British itu tak pernah jatuh cinta. Ia mencurahkan perhatian sepenuhnya pada Prelude Cafe miliknya.

    Sebagai barista, Yrre tak hanya piawai menghidu aroma kopi, namun ia juga bisa meracik persis seperti yang dipikirkan para pelanggannya. Yrre beruntung, karena ia dikaruniai bakat telepati.

    Seperti sore ini, ketika ia baru saja membuka kedai. Pelanggan pertamanya, seorang gadis berambut panjang sebahu dengan sentuhan ombre pirang dan kelabu, berdiri termenung menatap menu di signboard.

    "Selamat sore, kak. Mau pesan apa?" Sapanya ramah.

    "Hmm.. wait a second, please."

    Yrre sengaja membiarkan gadis itu berlama-lama sementara ia menata beberapa croissant dan cupcake yang baru saja diantar ke cafe.

    Ghania, rekannya sudah selesai merapikan area, lalu mengambil alih mesin kasir.

    Yrre menggumam, "Avocado Macchiato."

    Yap, tebakannya benar. Gadis itu memesan secangkir Avocado Macchiato dingin, dengan ekstra cream.

    Aha! Pikiran Yrre menembus kepala sang gadis. Walau tak tahu persis, namun ia meraba kebimbangan sekaligus sedikit rasa kecewa.

    Dengan cekatan, Yrre menakar kopi dan ekstrak Avocado, memblender hingga rata, menambahkan beberapa butir es batu bulat

    Secangkir macchiato yang manis, lembut dan beraroma menenangkan. Ia menyemprotkan whipped cream dengan mahir.

    Sepotong kukis mungil beraroma kayumanis akan ia sertakan di serbet tisu nanti.

    "Kak Fara!" Panggilnya. Yang dipanggil berbinar ketika menerima minuman dengan ekstra kukis. Bibirnya terangkat membentuk senyum kecil.

    Hari itu pasti akan berlalu seperti biasa, jika tidak ada seorang gadis jelita yang melenggang masuk ke cafe, memesan dua gelas latte. Bukan kecantikannya yang membuat Yrre terpesona, juga bukan karena matanya yang indah, lebar bulat dengan semburat ungu kebiruan.

    Bukan! Namun karena baru kali ini ia sama sekali tak bisa menembus isi kepala pelanggannya!

Tidak ada komentar

Posting Komentar

TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA BLOG NENG TANTI (^_^)