Hai semuanya, saya Diana, seorang ibu rumah tangga sekaligus wanita karier berusia 45 tahun. Kali ini, saya ingin berbagi soal pengalaman pribadi saya tentang "shadow work" atau kerja menghadapi sisi gelap diri.
Mungkin terdengar berat, tapi sebenarnya ini penting banget, terutama buat kita yang punya segudang peran seperti saya—jadi ibu, istri, dan juga profesional di kantor.
Kita semua pasti punya sisi terang dan gelap. Kadang, sebagai ibu atau pekerja, kita berusaha banget buat selalu jadi sosok yang baik, lembut, dan pengertian.
Kita semua pasti punya sisi terang dan gelap. Kadang, sebagai ibu atau pekerja, kita berusaha banget buat selalu jadi sosok yang baik, lembut, dan pengertian.
Tapi jujur saja, saya sering banget ngerasa capek dan marah. Nah, shadow work ini ngajarin saya untuk mengakui semua emosi itu, bukannya pura-pura baik-baik aja. Karena kalau enggak diakui, bisa-bisa saya jadi gak sadar bahwa sikap dan energi negatif ini berpengaruh buruk ke orang-orang di sekitar.
Kenapa Perlu Shadow Work?
Pernah nggak sih, kita dengar cerita orang yang mungkin bau badan tapi nggak sadar kalau mereka bau?Atau orang yang sebenarnya punya masalah emosional tapi nggak mau ngakuin?
Nah, kalau kita nggak ngakuin emosi negatif kita—misalnya kesal sama suami, kecewa sama anak, atau stres di tempat kerja—lama-lama kita bisa jadi 'bau' juga, lho. Kita bisa jadi suka ngomel atau ngerasa hidup nggak adil, tapi sebenernya masalahnya ada di dalam diri kita.
Jadi, shadow work ini membantu kita buat sadar akan sisi-sisi gelap yang kita punya. Lebih baik kita yang sadar duluan, daripada nunggu orang lain yang negur, kan?
Jadi, shadow work ini membantu kita buat sadar akan sisi-sisi gelap yang kita punya. Lebih baik kita yang sadar duluan, daripada nunggu orang lain yang negur, kan?
Cara Melakukan Shadow Work
Berikut ini tiga cara yang saya rasa efektif buat para ibu seperti saya yang waktunya juga nggak banyak:1. Ngomong Sama Diri Sendiri di Depan Kaca
Kadang, saya duduk di depan kaca pas pagi-pagi sebelum mulai beraktivitas. Saya ajak diri saya ngobrol. "Apa sih, yang lagi bikin aku kesel? Kenapa rasanya bete banget sama situasi ini?"
Ternyata, dengan ngomong sama diri sendiri, perasaan-perasaan itu jadi lebih jelas dan kita jadi tahu apa yang sebenarnya kita rasakan.
2. Menulis Jurnal:
Ini hal yang paling sering saya lakukan. Nulis semua yang saya rasain di jurnal, pakai tulisan tangan. Misalnya, kalau saya kesal sama suami karena hal sepele, saya tulis aja semua uneg-unegnya.
Setelah selesai, biasanya saya baca lagi dan saya jadi lebih sadar, "Oh, ternyata ini yang bikin aku marah."
Kadang, saya bakar kertasnya untuk simbolis melebur energi negatif itu.
3. Kontemplasi di Waktu Luang
Saya sering banget ambil waktu di sela-sela kesibukan buat merenung, entah saat nyetir sendiri atau sebelum tidur. Saya coba pikirkan apa yang terjadi hari ini, apa yang bikin saya nggak nyaman, dan coba terima semua perasaan itu. Kadang, ini cukup buat ngerasa lebih ringan keesokan harinya.
Tanda Shadow Work Berhasil
Dari pengalaman saya, ada beberapa tanda kalau shadow work kita udah berhasil. Pertama, kita jadi lebih jarang nge-judge diri sendiri atau orang lain. Kedua, kita merasa lebih enteng dan bahagia, bahkan dalam situasi sederhana. Dan yang terakhir, kita lebih tenang menghadapi masalah, jadi bisa merespon dengan baik ketimbang bereaksi secara emosional.
Shadow work ini bukan cuma buat orang yang punya masalah besar dalam hidup. Ini buat kita semua yang mau hidup lebih ikhlas, lebih sadar, dan lebih bahagia. Semakin sering saya lakuin, semakin saya ngerasa ringan, dan orang-orang di sekitar saya juga pasti ngerasain efeknya.
Jadi, yuk mulai pelan-pelan, terima dan akui dulu semua emosi yang ada. Kita nggak harus sempurna, kok. Yang penting, kita selalu berusaha untuk jadi lebih baik, buat diri sendiri dan orang-orang yang kita sayangi.
Terima kasih sudah membaca! Semoga pengalaman saya bisa menginspirasi ya!
Shadow work ini bukan cuma buat orang yang punya masalah besar dalam hidup. Ini buat kita semua yang mau hidup lebih ikhlas, lebih sadar, dan lebih bahagia. Semakin sering saya lakuin, semakin saya ngerasa ringan, dan orang-orang di sekitar saya juga pasti ngerasain efeknya.
Jadi, yuk mulai pelan-pelan, terima dan akui dulu semua emosi yang ada. Kita nggak harus sempurna, kok. Yang penting, kita selalu berusaha untuk jadi lebih baik, buat diri sendiri dan orang-orang yang kita sayangi.
Terima kasih sudah membaca! Semoga pengalaman saya bisa menginspirasi ya!
ya ampun bau badan ini jadi pembicaraan viral sekarang
BalasHapustapi memang melakukan refleksi diri penting
bukan agar rendah diri tapi bisa jadi bahan renungan agar lebih baik ke depannya ya mbak
hahaha padahal maksud hati hanya "contoh soal" loh bang!
HapusYes, refleksi buat nerima itu yang susah ke diri sendiri