Pernahkah kamu merasa bahwa keinginan-keinginanmu—uang, mobil, kesehatan, cinta—terasa sulit untuk diraih?
Mungkin kamu pernah mendengar tentang Law of Attraction (hukum tarik menarik) dan mencoba mengikuti ajaran-ajarannya, namun hasilnya tak sesuai harapan?
Mungkin kamu pernah mendengar tentang Law of Attraction (hukum tarik menarik) dan mencoba mengikuti ajaran-ajarannya, namun hasilnya tak sesuai harapan?
Mengapa sebagian orang bisa sukses dengan cepat sementara yang lainnya merasa berjalan di tempat? Rahasia yang sebagian besar orang tidak sadari terletak pada pemahaman prinsip-prinsip kuno yang mengatur kehidupan kita—prinsip yang sudah ada selama lebih dari 5000 tahun.
1. Beberapa orang sukses lebih cepat karena mereka benar-benar yakin bahwa impian mereka bisa tercapai. Mereka tidak sekadar berharap, tetapi mempercayai sepenuhnya bahwa mereka layak menerima apa yang mereka inginkan.
Sedangkan orang lain mungkin meragukan diri sendiri atau secara tak sadar memendam keyakinan negatif (misalnya, "saya tidak pantas sukses" atau "uang itu sulit didapat"), yang menghambat energi manifestasi mereka.
2. Sukses dengan LoA tidak hanya soal visualisasi dan afirmasi, tapi juga tindakan nyata. Orang yang sukses cepat biasanya tidak hanya mengandalkan impian, tetapi mereka juga bertindak sesuai dengan visi mereka. Sedangkan yang lain, mungkin terlalu terjebak pada proses berpikir dan visualisasi tanpa mengimbangi dengan langkah konkret.
2. Sukses dengan LoA tidak hanya soal visualisasi dan afirmasi, tapi juga tindakan nyata. Orang yang sukses cepat biasanya tidak hanya mengandalkan impian, tetapi mereka juga bertindak sesuai dengan visi mereka. Sedangkan yang lain, mungkin terlalu terjebak pada proses berpikir dan visualisasi tanpa mengimbangi dengan langkah konkret.
Jadi, rahasianya terletak pada keyakinan penuh dan konsistensi dalam bertindak, bukan hanya duduk dan menunggu hasilnya datang.
Nah bagaimana dengan kita yang terbiasa berpikir "logis"? Ada ngga cara lain selain kepedean dalam berharap :))) ?
Kisah Aisyah Dian, sang Influencer
Aisyah Dian, seorang blogger yang berbasis di Ibu Kota Nusantara (IKN), telah berhasil memanifestasikan dirinya menjadi seorang influencer di wilayah tersebut.Dengan tulisannya yang memukau, Aisyah memadukan kisah-kisah lokal dengan wawasan global, menarik perhatian banyak pengikut. Kecintaannya pada dunia digital membawanya untuk menjadi magnet bagi kesempatan-kesempatan berharga, mulai dari kolaborasi dengan merek-merek besar hingga menjadi Blogger IKN, kota masa depan Indonesia.
Dalam perjalanan spiritualnya, Aisyah menemukan rahasia berusia 5000 tahun yang mengajarkannya menjadi magnet bagi kelimpahan—baik itu uang, mobil, tubuh yang sehat, maupun cinta. Menggunakan prinsip-prinsip kuno, Aisyah menerapkan hukum tarik-menarik dalam kehidupan sehari-hari, menyeimbangkan energi batin dan fisiknya.
Dalam perjalanan spiritualnya, Aisyah menemukan rahasia berusia 5000 tahun yang mengajarkannya menjadi magnet bagi kelimpahan—baik itu uang, mobil, tubuh yang sehat, maupun cinta. Menggunakan prinsip-prinsip kuno, Aisyah menerapkan hukum tarik-menarik dalam kehidupan sehari-hari, menyeimbangkan energi batin dan fisiknya.
Lewat kontennya, ia menginspirasi orang lain untuk tidak hanya bermimpi, tetapi juga mewujudkan keinginan mereka dengan menguasai seni manifestasi yang telah teruji oleh waktu. Itu sebabnya, saat ini Aisyah berhasil menjadi Influencer IKN, calon ibukota Indonesia.
Memanifestasi Hal-hal Yang Kita Inginkan dalam Hidup dengan Memahami Tujuh Prinsip Hermetik
Perjalananku dalam mencari jawaban dimulai saat aku mengalami kebangkitan spiritual. Dalam pencarian tersebut, aku menemukan bahwa Hukum Ketertarikan hanyalah bagian dari prinsip-prinsip yang lebih besar yang tertuang dalam Tujuh Prinsip Hermetik, ajaran yang berasal dari teks kuno Mesir.
Prinsip-prinsip ini, yang dipopulerkan melalui buku The Kybalion pada tahun 1908, telah mengajarkan bagaimana cara memanifestasikan hal-hal yang kita inginkan dalam hidup. Ketika aku memahami inti dari prinsip-prinsip ini, hidupku berubah drastis.
Prinsip-prinsip ini, yang dipopulerkan melalui buku The Kybalion pada tahun 1908, telah mengajarkan bagaimana cara memanifestasikan hal-hal yang kita inginkan dalam hidup. Ketika aku memahami inti dari prinsip-prinsip ini, hidupku berubah drastis.
Prinsip Pertama: Mentalisme
Segalanya dimulai dengan pikiran. Prinsip Mentalisme mengajarkan bahwa alam semesta ini adalah ciptaan mental. Apa yang kita pikirkan, itulah yang kita ciptakan. Kita adalah bagian dari sumber Ilahi yang memiliki kemampuan untuk menciptakan realitas kita sendiri. Ketika kamu menyadari kekuatan ini, kamu mulai memahami bahwa pikiranmu adalah alat terkuat dalam menciptakan hidup yang kamu inginkan.
Prinsip Kedua: Korespondensi
Seperti di atas, begitu pula di bawah. Pikiranmu menciptakan realitas yang ada di sekitarmu. Apa yang kamu pikirkan di dalam, akan terwujud di luar. Jika kamu selalu fokus pada kekurangan, hidupmu akan dipenuhi oleh kekurangan. Sebaliknya, jika kamu fokus pada kelimpahan, kamu akan menarik kelimpahan.
Prinsip Getaran
Ini mungkin prinsip favoritku.
Segala sesuatu di alam ini bergetar dan tidak ada yang diam. Frekuensi di mana pikiran, perasaan, dan tindakanmu bergetar akan menentukan apa yang kamu tarik dalam hidupmu.
Jika kamu berada dalam frekuensi rendah seperti rasa takut atau kekurangan, itulah yang akan muncul dalam hidupmu. Sebaliknya, jika kamu berada di frekuensi positif, kamu akan menarik hal-hal positif.
Bayangkan jika kamu ingin lebih sehat, tetapi sekitarmu dipenuhi oleh hal-hal yang negatif—entah dari lingkungan, pergaulan, atau konten yang kamu konsumsi. Frekuensi yang kamu pancarkan akan sesuai dengan apa yang ada di sekitar. Jadi, pastikan kamu mengelilingi dirimu dengan energi yang selaras dengan keinginanmu.
Prinsip Polaritas
Segala sesuatu memiliki dua kutub.
Ketika kamu berhadapan dengan emosi negatif, seperti rasa takut atau kebencian, kamu tidak bisa menyingkirkannya dengan menekan perasaan itu. Sebaliknya, alihkan fokusmu pada kebalikannya—keberanian, cinta, atau kepercayaan. Prinsip ini mengajarkan kita bahwa cara terbaik untuk mengatasi sesuatu yang negatif adalah dengan memperbesar aspek positif dari hal yang sama.
Prinsip Irama
Hidup adalah aliran naik dan turun. Ada kalanya kita berada di puncak, dan ada kalanya kita merasakan penurunan energi atau motivasi. Memahami prinsip ini akan membantumu menerima bahwa ritme kehidupan adalah hal yang wajar. Dengan ini, kamu bisa bersiap menghadapi masa-masa sulit tanpa kehilangan kendali atas hidupmu.
Prinsip Sebab dan Akibat
Prinsip ini sangat sederhana namun sering kita abaikan. Setiap tindakan memiliki akibat. Jika kamu selalu merasa hidupmu berantakan, cobalah lihat apa yang telah kamu lakukan.
Mungkin ada pola dalam hidupmu yang menyebabkan hal-hal buruk terus terjadi.
Dengan memahami bahwa segala sesuatu di dunia ini terjadi karena sebuah sebab, kita bisa mulai mengambil tanggung jawab penuh atas hidup kita.
Prinsip Gender
Segala sesuatu memiliki aspek maskulin dan feminin. Untuk mencapai keseimbangan dalam hidup, kita harus mampu menyeimbangkan energi aktif dan pasif kita.
Pikiranmu (yang maskulin) adalah sumber dari ide dan keinginan, sementara alam bawah sadarmu (yang feminin) adalah tempat di mana manifestasi itu terjadi. Ketika keduanya selaras, apa pun yang kamu inginkan bisa terwujud.
Menguasai ketujuh prinsip ini akan memberimu kunci untuk membentuk realitasmu sendiri. Hukum Ketertarikan, Hukum Asumsi, dan bahkan konsep-konsep modern seperti Quantum Jumping semuanya merujuk pada prinsip-prinsip kuno ini.
Jika kamu ingin menarik uang, mobil, kesehatan, atau cinta dalam hidupmu, kuncinya adalah memahami dan menerapkan prinsip-prinsip ini secara konsisten.
Kamu sudah memiliki semua yang kamu butuhkan untuk menciptakan kehidupan yang kamu inginkan.
Pertanyaannya adalah, apakah kamu siap untuk menguasainya?
Salah seorang temanku sedari kecil, seorang psikolog dan psikiater, pernah menebarkan bahasan tentang LoA saat kami ngumpul bareng. Saat itu kebetulan salah seorang dari kami diselingkuhi suaminya dan baru ketahuan setelah hampir lima tahun. Saat sang psikolog "menenangkan" dan mengurai banyak hal tentang mentalisme dan kelapangan hati dalam penerimaan, kami semua berurai air mata. Kemudian muncullah pembahasan tentang sebab-akibat yang akhirnya menjadi sebuah evaluasi yang begitu mendalam.
BalasHapusSetelah kejadian itu, beberapa waktu, aku jadi sering gampang trenyuh dan mewek setiap ada cerita soal poligami. Kasus sensitif yang sejatinya adalah pe-er besar bagi kaum perempuan. Terutama yang katanya "ingin menjejakkan kaki di surga tanpa ada kesusahan". Aaahh bisa bermalam-malam kalau membahas soal ini.
Wow, dari LoA ke masalah perselingkuhan dan poligami ya Yuk Annie!
BalasHapusTerima kasih udah sharing cerita yang begitu dalam, menyentuh, dan relevan. Ketika teman-teman berkumpul dan berbagi luka serta kekuatan, ada kekuatan ajaib yang hadir di sana, ya, semacam energi penyembuhan. Kadang kita cuma perlu didengar atau ada seseorang yang paham tanpa harus menghakimi.
Soal poligami atau cerita-cerita serupa, memang benar kalau ini jadi tantangan tersendiri bagi perempuan. Luka dan beban emosionalnya tak terhitung, dan membutuhkan hati yang sangat lapang. Semoga setiap perempuan yang sedang menghadapi ujian serupa diberi ketenangan, ketegaran, dan jalan terbaik. Terima kasih sudah berbagi dan memberikan perspektif baru.
Seringnya kurang yakin ini terjadi karena biasanya sadar akan kemampuan diri, dan ini pula yang paling jadi penghambat. Karena aku jga sering begitu. Yakin tapi ngga yakin diwaktu yang bersamaan, gimana ya ini istilahnya, hehe .
BalasHapusApapun itu mencoba untuk selalu yakin baik itu dengan diri sendiri apalagi atas kuasa Allah
Memang, sering kali kita terlalu fokus sama kelemahan diri, sampai-sampai keyakinan kita goyah. Rasanya yakin, tapi ada ragu yang masih mengganjal. Kadang, mungkin istilahnya yakin-nggak-yakin ya? 😊
HapusTapi memang penting banget buat terus melatih diri supaya makin yakin sama kemampuan yang Allah kasih ke kita. Percaya, kalau kita ikhlas dan berserah, insyaAllah segala yang kita lakukan akan lebih tenang dan penuh berkah.
Aisya Dian memang sosok blogger wanita yang keren ya, sekarang potensi beliau selama menjadi seorang bloger bisa diterapkan di IKN, bisa mengambil banyak peluang di IKN, selamat...
BalasHapusBetul sekali! Aisyah Dian memang luar biasa. Kegigihannya dalam dunia blogging kini bisa jadi bekal besar untuk berkembang di IKN. Potensi dan peluangnya begitu luas, dan Aisyah bisa mengambil banyak kesempatan untuk terus berkarya di sana.
HapusBahasan LoA ini terbilang viral di TT, sering muncul di fyp daku.
BalasHapusPada dasarnya memang bisa ya kita menarik rejeki, cinta etece, tergantung dari pola pikirnya kita juga sih ya yaki atau nggak
Pada dasarnya, LoA itu tentang bagaimana pikiran kita bisa jadi magnet yang menarik hal-hal positif (rejeki, cinta, dan lainnya) selama kita yakin dan fokus pada tujuan itu. Jadi, pola pikir positif dan keyakinan yang kuat memang jadi kuncinya. Kalau kita yakin, mindset kita bakal otomatis ngarahin tindakan kita ke arah yang positif juga. Menarik banget ya, bisa latihan sedikit demi sedikit buat pola pikir yang lebih positif!
Hapusbeberapa kali ikut seminar bareng motivator (dan sejenisnya), mereka selalu menerapkan konsep LoA ini
BalasHapusPeserta dianjurkan menulis/memasang gambar tentang impiannya
Misal mimpi punya mobil tertentu, maka dia akan hidup hemat dan mencari tambahan penghasilan agar mobil impiannya bisa dibeli
Betul sekali! Konsep LoA yang disampaikan di seminar-seminar itu memang sering melibatkan visualisasi dan tindakan nyata.
HapusDengan menulis atau memasang gambar impian, kita jadi lebih fokus dan termotivasi untuk mengambil langkah-langkah nyata ke arah sana.
Misalnya, ketika punya target mobil tertentu, pola pikir kita bakal otomatis berubah untuk lebih disiplin dalam keuangan dan mencari tambahan pemasukan. Visualisasi ini ibarat peta yang mengarahkan kita ke tujuan, sambil melatih mindset dan tindakan positif.
Pernah beberapa kali lihat konten tentang LoA ini. Dan emang bukan cuma dipikirkan saja, tapi harus ada tindakan nyata supaya apa yang dipikirkan itu terwujud.
BalasHapusVisualisasi ini ibarat peta yang mengarahkan kita ke tujuan, sambil melatih mindset dan tindakan positif. Beberapa kali aku terapkan ke kehidupan tapi kadang hasilnya beda - walau di akhir ada "jawaban" dari apa yang aku pinta
HapusAku sendiri merasakan Law of Attraction (LoA), ka Tanti.
BalasHapusDan buatku, mimpi yang aku tulis, in syaa Allah dimudahkan untuk dikabulkan. Makanya gak pernah lupa untuk menulis diary. Jurnal bersyukur, jurnal emosi sampai mimpi-mimpi yang ingin aku capai, meski tampak gak mungkin, saat ini. But, who knows?
Wooow ... keren Len, penasaran sama Jurnal Emosi, seperti apakah?
HapusDengan menulis mimpi-mimpi dan membuat jurnal, kamu sudah menciptakan ruang bagi impian-impian itu untuk bertumbuh. Bahkan mimpi yang tampaknya sulit dijangkau bisa jadi kenyataan jika kita terus menanamkan keyakinan dalam hati. Kebiasaan ini bukan hanya memperkuat pola pikir positif, tapi juga bikin kita lebih terarah dan sadar pada langkah-langkah kecil yang mendekatkan kita ke tujuan. Siapa tahu, doa dan usaha yang konsisten akan membawa kita lebih dekat ke mimpi itu, ya!
Saya pernah beberapa kali membaca tentang LoA ini. Beberapa kali juga merasakannya. Dan, memang dalam agama pun sebetulnya ada, ya. Dari yang saya yakini, memang harus selalu berprasangka baik dan selalu melibatkan Allah di dalamnya.
BalasHapusLoA memang ada kaitannya dengan keyakinan kita untuk selalu berprasangka baik, yang juga diajarkan dalam agama. Prinsipnya sejalan: ketika kita berpikir positif, berdoa, dan melibatkan Allah dalam setiap niat dan langkah, insyaAllah jalan akan dimudahkan. Semacam kombinasi antara usaha, doa, dan keyakinan, yang jika dilakukan dengan tulus bisa membawa kita lebih dekat ke impian-impian itu.
HapusWawww ilmu baru..
BalasHapusMakasihh kak sharing nya..
Aku pribadi nih di beberapa kali ngerasain kayak yg nggak percaya sama diri sendiri, tapi merasa bahwa diri ini mampu, mungkin karena rasa kurang percaya diri tadi jadinya nggak yakin sama keberhasilan diri sendiri
Sama-sama, Pida! 😊
HapusItu perasaan yang sangat wajar, kok. Banyak orang yang merasa antara yakin-nggak-yakin, seperti ada dorongan bahwa "aku bisa" tapi terhalang oleh sedikit rasa ragu. Kadang, rasa kurang percaya diri memang bikin kita nggak yakin sama keberhasilan yang bisa kita capai.
Aku menulis ini semua memang sengaja sekalian terus melatih berpikir positif.
Aku tu suka "ngeluh" ke diri sendiri, nah setelah tahu LoA aku jadi selalu mengingat pencapaian kecil yang sudah pernah diraih, membangun keyakinan pada kemampuan diri sendiri.
Wah, aku jadi terinspirasi baca ini. Emang klo ada masalah, curhatnya ke Allah y. Selalu berpikir positif
BalasHapusIya mbak Dee, curhat ke Allah itu bikin prinsip kita jadi sejalan: ketika kita berpikir positif, berdoa, dan melibatkan Allah dalam setiap niat dan langkah, insyaAllah jalan akan dimudahkan.
HapusSemacam kombinasi antara usaha, doa, dan keyakinan, yang jika dilakukan dengan tulus bisa membawa kita lebih dekat ke impian-impian itu.
Aku juga lagi mencoba menerapkan Law of Attraction (LoA) demi kebaikan di masa depan dan menularkannya ke anak2 supaya mereka terbiasa melakukan LoA dan affirmasi positif..
BalasHapusTapi oot, aku selalu suka mampir ke blog kak Tantie karena animasinya yang selalu cakep.. pengen deh one day aku dibuatin karakterku sama kak Tanti hahaha
waaa dengan senang hatiiii
Hapustapi ini bisa kok dicari karakternya di Canva tinggal edit baju topi kacamata semua elemennya ada, you can do anything at Canva qiqiqiiqii
yang paling sulit dari konsep ini adalah bagaimana cara menerapkannya dalam kehidupan ya, terkadang kita udah berkali-kali membaca tentang hal yang sama tapi mau ngelakuin-nya yang perlu belajar lagi ya...
BalasHapusAda beberapa cara yang bisa dicoba untuk mempermudah penerapan konsep ini:
BalasHapusMulai dari Langkah Kecil
Kadang kita berpikir bahwa harus langsung menerapkan seluruh konsep secara menyeluruh, padahal memulai dari langkah-langkah kecil bisa lebih efektif. Misalnya, jika ingin menerapkan konsep berpikir positif, coba lakukan dengan memilih satu hal kecil setiap hari untuk disyukuri.
Tentukan Aksi Harian atau Mingguan
Daripada merasa overwhelmed, coba buat rencana aksi yang lebih spesifik. Misalnya, dalam satu minggu, bisa fokus menulis gratitude journal setiap malam, atau berlatih afirmasi positif di pagi hari. Konsistensi adalah kunci, jadi pelan-pelan akan terasa menjadi kebiasaan.