JIKA HIDUP ADALAH AREA BERMAINMU


   "
Pernah nggak, Neng, merasa hidup ini kayak jalan di tempat? Kayak semua yang kita lakukan nggak ada hasilnya atau malah tambah berat?" Indah bertanya saat kami bertukar sapa dari ponsel.

    Aku diam sejenak. "Pernah sih, Ind. Tapi sekarang kayak lebih santuy gitu akunya. Kalau dulu sedih banget, kalau sekarang otakku bekerja cari solusinya." 

    "Nah that's the point Neng! Padahal, mungkin bukan hidup yang salah, tapi cara kita memainkannya yang keliru!" Indah menambahkan.

    Aku dan Indah, sahabatku di Yogya, memang sering bertukar pikiran sekaligus mengusir kebosanan karena kami tinggal berjauhan. Ya, sering bertemu dengan circle yang sama, pasti akan terasa jenuh juga.

    Kalimat terakhir Indah, membuatku jadi berpikir. Iya juga yaa.. Coba bayangin kalau hidup ini sebenarnya seperti game simulasi, di mana kita bisa jadi pemain utama yang mengontrol segalanya. Kira-kira, bagaimana ya caranya "menang" dalam permainan hidup ini?

Bisa ngga sih, kita menang walau ngga punya modal "coin google play store"?

Jalani Hidup Itu Seperti Game Simulasi?

1. Hidup Adalah Pilihan

    Hidup bisa jadi sulit atau mudah, tergantung bagaimana kita melihatnya.
Sebagai mom blogger, yang kadang berperan juga sebagai micro influencer dan buzzer aku tahu banget, bahwa hidup kadang tergantung opini kita tergiring ke arah mana...  ulalaaa!

    Kalau kita percaya hidup itu "pertempuran," maka hidup memang akan terasa berat. Sebaliknya, kita bisa memilih melihatnya sebagai "permainan" dengan peluang tak terbatas.

2. Jadi Pemain Utama, Bukan NPC

    NPC (Non-Playable Character) itu kayak orang yang hidupnya dikendalikan orang lain, tidak punya tujuan jelas. Kalau mau sukses, kita harus jadi pemain utama yang mengontrol hidup sendiri. Hmm gimana maksudnya? 

Cerita di bawah ini contohnya.

    Ada dua orang pegawai, sebut aja si Beno dan Willy. Beno adalah seorang pegawai kantor yang setiap hari hanya menjalani rutinitas: bangun pagi, berangkat kerja, pulang, dan tidur. 

    Saat teman-temannya bicara tentang mimpi atau cita-cita, dia hanya tersenyum kecil sambil berkata, "Hidupku begini saja, yang penting cukup makan." Beno tak pernah mencoba hal baru, tak berani mengambil risiko, dan sering membiarkan keputusan besar dalam hidupnya diambil oleh orang lain, termasuk memilih jurusan kuliah dan pekerjaan. Lama-kelamaan, ia merasa  bosan danhampa, tapi dia pikir itu wajar karena "hidup memang sulit."

    Sebaliknya, Willy punya semangat berbeda. Awalnya, dia juga menjalani rutinitas yang sama, tapi suatu hari dia bertanya pada dirinya sendiri, "Apakah ini benar-benar hidup yang aku mau?" 

    Dari situ, Willy mulai mencoba hal baru. Dia belajar skill yang menarik minatnya, seperti menjadi barista dan belajar desain grafis, meskipun teman-temannya bilang itu buang-buang waktu. Setelah setahun belajar, Willy memberanikan diri membuka cafe kecil-kecilan. Meski di awal banyak tantangan, Willy terus belajar dan berkembang. Kini, dia menjalani hidup yang lebih bermakna dan sesuai dengan apa yang diinginkannya.

    Beno dan Willy sebenarnya hidup di dunia yang sama. Bedanya, Willy memilih jadi pemain utama yang mengambil kendali, sementara Beno tetap seperti NPC yang hidupnya hanya mengikuti arus.

3. Energi Itu Boomerang

    Apa pun yang kita berikan ke dunia, seperti cinta atau kebencian, pasti akan kembali ke kita. Jadi, kalau mau hidup penuh kebahagiaan, sebarkan energi positif.

    Rina adalah seorang ibu muda yang selalu merasa hidupnya penuh masalah. Setiap hari, dia sering mengeluh: soal tetangga yang berisik, suami yang dianggap kurang perhatian, hingga rekan kerja yang menurutnya tidak adil. Tanpa disadari, energi negatif itu terus mengelilingi hidupnya. Orang-orang di sekitarnya mulai menjauh karena merasa Rina selalu membawa aura negatif. Masalah pun seperti tak ada habisnya.  

    Suatu hari, seorang teman lama bernama Aida mengajaknya bicara. “Rin, coba deh sesekali fokus ke hal-hal baik. Kalau terus-terusan mengeluh, hidupmu ya jadi penuh keluhan.” Awalnya, Rina merasa kesal, tapi nasihat itu terus terngiang-ngiang di kepalanya.  

    Rina lalu mencoba hal sederhana: setiap pagi ia bersyukur atas tiga hal kecil, seperti anaknya yang sehat, kopi yang enak, atau cuaca yang cerah. Dia mulai tersenyum lebih sering, mengucapkan terima kasih pada orang lain, dan memberikan pujian tulus pada teman-temannya. Dalam beberapa minggu, sesuatu yang ajaib terjadi. Tetangganya mulai lebih ramah, suaminya terlihat lebih perhatian, dan pekerjaan di kantor terasa lebih ringan.  

    Rina akhirnya menyadari satu hal: energi yang dia sebarkan ternyata kembali ke dirinya sendiri. Saat dia mengeluh, yang kembali adalah masalah. Saat dia menyebarkan cinta dan kebaikan, hidupnya menjadi lebih damai dan penuh kebahagiaan.  

4. Manfaatkan Imajinasi

    Semua hal besar dimulai dari imajinasi. Bayangkan hidup ideal yang kita mau, lalu biarkan itu memengaruhi tindakan sehari-hari. Latihan ini butuh waktu, tapi hasilnya luar biasa!

5. Pikiran Sadar dan Bawah Sadar

    Pikiran sadar kita cuma 10%, seperti mengontrol hal-hal logis dan keputusan harian. Pikiran bawah sadar (90%) menyimpan keyakinan, kebiasaan, dan trauma. Kalau mau sukses, kita perlu "memprogram ulang" pikiran bawah sadar kita.

6. Afirmasi Positif

Gunakan afirmasi seperti:
Aku adalah magnet yang tak tertahankan untuk semua yang menjadi hakku.
Afirmasi membantu kita fokus ke hal-hal baik dan mengundang keberlimpahan.

7. Energi Tidak Bisa Dimusnahkan, Hanya Dialihkan

    Jika ada energi negatif (kritik, kebencian), ubah menjadi bahan bakar untuk semangat kita. Jangan balas kebencian dengan kebencian, karena itu hanya memperburuk keadaan.

8. Desain Ilahi

    Setiap orang punya Desain Ilahi, misi hidup unik yang hanya dia bisa lakukan. Fokus pada misi ini, bukan cuma side quest (hal-hal kecil yang mengalihkan perhatian).

    Contohnya, Diana seorang guru yang ngotot belajar manajemen hanya karena ia gengsi diolok teman-temannya "bekerja hanya sebagai guru SD". At the end, setelah ia memberanikan diri terjun ke dunia kerja kantor, ternyata Diana tak sebahagia seperti saat ia mengajar. Diana kembali banting setir dengan mengajar berbagai les di rumah, dan ia bahagia karena merasa mendapatkan passion-nya.

     Setiap orang punya “main quest” dalam hidupnya. Side quest seperti pekerjaan bergengsi atau pujian dari orang lain hanya mengalihkan perhatian kita. Fokuslah pada misi utama yang membuat hati kita benar-benar terpanggil. Karena di situlah letak kebahagiaan sejati. 

*lantas mikirin doodle yang sudah lama kutinggalkan...

9. Jadilah Seperti Air

    Air itu fleksibel, tidak melawan arus, tapi kuat dan terus bergerak maju.
Kalau ada masalah, jangan dihindari. Hadapi, belajar, dan biarkan masalah itu membimbing ke tempat yang lebih baik.

10. Ambil Tindakan

    Pengetahuan saja tidak cukup. Kita harus bertindak, meskipun kecil, agar hidup kita berubah ke arah yang lebih baik.

    Hmmm..  bener juga kan, hidup itu seperti game? Kita bisa memilih jadi pemain utama yang terus naik level atau hanya jadi NPC. Semua dimulai dari pola pikir, tindakan, dan cara kita menggunakan energi dalam hidup. Jangan takut untuk bermimpi besar dan ambil langkah nyata, karena itulah kunci untuk menang dalam "simulasi kehidupan." 

Tidak ada komentar

Posting Komentar

TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA BLOG NENG TANTI (^_^)