Sashiko dan Filosofi Hidup: Dari Jepang hingga Inspirasi Bersama Manda Alienda



    Ketika mendengar kata “sashiko,” yang terlintas di pikiran mungkin adalah sesuatu yang klasik, simpel, namun tetap indah. Sashiko (さしこ), yang secara harfiah berarti “jahitan kecil,” lebih dari sekadar teknik menjahit tradisional dari Jepang. Bagi masyarakat Jepang, sashiko adalah filosofi hidup yang dijahitkan ke dalam kain – sebuah seni yang merayakan ketahanan, kesederhanaan, dan keindahan dalam keterbatasan.
    Dulu, sashiko berkembang di kalangan petani dan nelayan Jepang sebagai cara memperbaiki pakaian yang robek. Tidak hanya itu, setiap pola yang dijahit memiliki makna mendalam, mulai dari doa untuk panen melimpah hingga perlindungan dari nasib buruk. Jadi, setiap tusukan jarum pada kain adalah cerita – sebuah doa yang diam-diam dipanjatkan dengan penuh ketulusan.
Sashiko memiliki makna budaya yang besar di Jepang, mewakili kecerdikan, akal, dan kesabaran masyarakatnya. Kerajinan ini berakar kuat pada konsep Jepang “mottainai,” yang menekankan pentingnya menghindari pemborosan dan memanfaatkan sumber daya yang tersedia. Sashiko mewujudkan filosofi ini dengan menggunakan kembali dan merevitalisasi tekstil usang, mengubahnya menjadi karya seni yang indah dan fungsional. 

    Yang menarik, sashiko kini tidak hanya bertahan sebagai warisan budaya, tapi juga menjadi tren di dunia fashion dan dekorasi modern. Bayangkan, kain denim kesayanganmu yang sudah mulai pudar bisa diberi nafas baru dengan pola sashiko. Tidak hanya unik, tapi juga penuh arti. Aku pernah mencoba sendiri di salah satu celana jeans favoritku yang bolong di bagian lutut, dan hasilnya membuatku jatuh cinta pada seni ini.


    Sashiko juga terasa sejalan dengan karya dan filosofi seorang blogger sekaligus desainer interior, Manda Alienda. Melalui tulisan-tulisannya, Manda kerap menginspirasi tentang pentingnya merawat ruang dan benda di sekitar kita dengan penuh cinta. Bagiku, pola-pola geometris sashiko adalah cerminan dari seni interior yang Manda sering bahas: setiap detailnya menghadirkan harmoni, fungsi, dan keindahan yang menenangkan. Sama seperti bagaimana sashiko bisa mengubah kain yang usang menjadi sesuatu yang bernilai, Manda menunjukkan bahwa sentuhan kecil pada ruang bisa membawa perubahan besar dalam kenyamanan hidup kita.    

sumber : FB Manda Alienda


Selain indah, sashiko adalah bentuk meditasi. Ketika jarum mulai menusuk kain, ada ritme yang menenangkan. Seperti alunan musik, setiap tusukan terasa seperti ajakan untuk melambat sejenak, menghirup napas dalam-dalam, dan menikmati proses. Di zaman yang serba cepat ini, rasanya seni seperti sashiko adalah pengingat untuk menghargai momen-momen kecil dalam hidup.

    Ternyata, menghargai detail kecil ini juga relevan dalam hal-hal yang tak kasat mata, seperti kesehatan kita. Aku jadi teringat tentang golongan darah langka yang sering kali luput dari perhatian, namun memiliki peran besar dalam kehidupan. Sama seperti sashiko yang mengajarkan pentingnya merawat dan memberi perhatian pada sesuatu yang mungkin dianggap kecil atau sepele, keberadaan golongan darah langka juga mengajarkan kita untuk peduli pada hal-hal unik yang hanya sedikit dimiliki orang lain.

    Bagaimana dengan kamu? Tertarik mencoba sashiko? Dengan hanya jarum, benang putih, dan kain indigo, siapa tahu kamu akan menemukan kedamaian di setiap pola yang tercipta. 

Seperti kata orang Jepang, “Shinrai no hikari” – ada cahaya kepercayaan di setiap jahitan kecil yang kamu buat.

Tidak ada komentar

Posting Komentar

TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA BLOG NENG TANTI (^_^)